Kematian Aktivis Lingkungan Riau Tidak Wajar

Kematian Aktivis Lingkungan Riau Tidak Wajar

- detikNews
Rabu, 15 Feb 2006 18:15 WIB
Pekanbaru - Kematian aktivis lingkungan dan sosial di Riau, Andreas Hery Khahurifan di sebuah kamar Hotel Mutiara Merdeka di Pekanbaru menyisakan kecurigaan. Pihak keluarga dan tokoh masyarakat Riau menduga kematian tokoh muda itu tidak wajar.Tidak hanya keluarganya yang kaget mendengar kabar aktivis ini meninggal. Sejumlah tokoh masyarakat dan wartawan merasa tidak percaya akan kepergian Andreas. Menurut juru bicara keluarga, Kardi, Andreas ditemukan pingsan di kamar 613 Hotel Mutiara Merdeka, Pekanbaru, Selasa (14/02/2006) sekitar pukul 16. 00 WIB.Berdasarkan surat berita acara dari pihak hotel, kata Kardi, Andreas ditemukan sendirian di dalam kamar. Ketika akan dibawa ke rumah sakit, dalam perjalanan ayah dari dua orang anak itu menghembuskan nafas terakhirnya.Masih menurut Kardi, pihak hotel mengaku menerima telepon dari seseorang yang memberitahu bahwa di kamar hotel ada seorang tamu yang pingsan. Namun, hingga kini tidak diketahui siapa yang memberi kabar melalui telepon tersebut."Kita masih ingin mencari tahu siapa yang memberi kabar di dalam kamar ada tamu yang pingsan. Sebab, di dalam kamar Andreas hanya sendirian. Ini jelas aneh, apa mungkin orang mau pingsan bisa menelepon," kata Kardi.Masih menurut Kardi, Andreas datang ke Hotel Mutiara untuk memenuhi undangan seseorang untuk membahas berbagai masalah terkait illegal logging dan korupsi yang ada di Riau. Andreas sempat berpesan pada temannya untuk memenuhi undangan tersebut. "Tapi sayang, Andreas tidak memberitahukan siapa orang yang mengundangnya," kata Kardi.Nama Andreas bukan yang asing lagi bagi media massa lokal maupun nasional dan internasional. Pria kelahiran 28 Oktober 1962 Bagansiapiapi Kabupaten Rokan Hilir ini, mengawali kiprahnya sebagai aktivis lingkungan di bawah payung Lembaga Pengkajian Hutan Indonesia (LPHI). Dia dipercayakan memangku jabatan Koordinator Wilayah Sumatera yang berpusat di Pekanbaru.Selain itu, dia juga memangku jabatan sebagai Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Riau. Belakangan, dia juga membuka LSM, Komisi Indonesia Anti Korupsi (KIAK) yang dipercayakan rekan-rekannya sebagai Direktur Intelijen.Sebagai aktivis lingkungan yang cukup dekat dengan insan pers ini, Andreas pernah mengungkap kasus sejumlah partai politik berbinis Hak Pengusahaan Hutan (HPH) di Riau. Kasus itu dia bongkar pada tahun 2002 silam. Saat ini Andreas menerima berbagai ancaman dan somasi dari berbagai partai politik yang dia tuding menggerogoti hutan Riau untuk dana kampanye.Dia juga pernah memperjuangan nasib suku Sakai yang habitatnya porak poranda dijadikan ladang minyak Caltex dan dikuasai perusahaan sawit berskala nasional. Ini belum lagi berbagai kebobrokan pemerintah daerah dalam memberikan izin hutan yang disalahgunakan pengusaha."Andreas aktivis lingkungan yang cukup berani dan konsisten di bidangnya. Sulit rasanya kita bisa menemukan orang Melayu seperti dia. Kematian Andreas mengingatkan saya dengan kematian Munir tokoh HAM itu," kata Edi Ahmad RM anggota DPRD Riau.Karena itu, menurut Edi, pihak kepolisian, diminta atau tidak, harus menyelidiki kasus kematian Andreas sebagai pejuang lingkungan hidup. "Apalagi dari hasil pengamatan kita, kematian beliau menimbulkan berbagai pertanyaan karena ada hal yang mencurigakan," katanya. (jon/)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads