Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, serta Kepala BNPB Doni Monardo naik helikopter bersama. Basuki menjelaskan penyebab jebolnya tanggul Sungai Citarum.
Dilihat dari akun YouTube BNPB, Senin (22/2/2021), ketiganya melakukan peninjauan di lokasi jebolnya tanggul Sungai Citarum dan sejumlah titik terdampak banjir lain di wilayah Jawa Barat pada hari ini, pukul 08.00 WIB. Dari peninjauan tersebut, Basuki menjelaskan penyebab jebolnya tanggul.
"Kita lihat tadi ada beberapa tanggul-tanggul yang jebol. Bukan hanya tanggul sungai, tapi juga tanggul-tanggul saluran irigasi. Itu muka airnya sudah rata semua," kata Basuki.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menjelaskan bahwa jebolnya tanggul Sungai Citarum ini ada kaitannya dengan aliran air Sungai Cibeet. Sungai Cibeet merupakan anak Sungai Citarum.
"Jadi saya kira ini karena apa, ini ada di hilirnya Bendungan Jatiluhur. Hilir Bendungan Jatiluhur ada anak Sungai Citarum namanya Sungai Cibeet," tuturnya.
Basuki mengungkap kapasitas debit air yang masuk ke Sungai Citarum. Debit air yang melampaui daya tampung inilah yang menjadi penyebab meluapnya air.
"Debitnya sekarang yang masuk ke Sungai Citarum 900 meter kubik per detik. Jadi walaupun dari Jatiluhur dikurangi outflow-nya, karena hanya untuk menggerakkan listrik, tapi bergabung debit menjadi 1.300 meter kubik per detik," ungkapnya.
"Daya tampungnya, kapasitasnya 1.100 meter kubik per detik sehingga itu memang meluap," katanya.
Dia menegaskan bahwa saat ini timnya sudah bergerak untuk menutup tanggul yang jebol tersebut.
"Kami juga sudah bergerak dari Balai Besar Citarum untuk segera mengatasi, menutup," lanjutnya.
Simak video 'Korban Jebolnya Tanggul Sungai Citarum: Air Langsung 'Burrr'!':
Seperti diketahui, tanggul Citarum yang jebol mengakibatkan sejumlah wilayah permukiman penduduk di Kabupaten Bekasi kebanjiran pada Minggu (21/2/2021) dini hari. Ada empat desa di Kecamatan Pebayuran, Kabupaten Bekasi yang terdampak tanggul jebol, yaitu Desa Sukaurip, Karangsegar, Bantasari, dan Sumber Urip. Banjir mengakibatkan 5 unit rumah hanyut, tinggi air dilaporkan menapai 100-250 cm.
"Akibat jebolnya Sungai Citarum sepanjang Β±50 meter mengakibatkan banjir pada Minggu, 21 Februari 2021, pukul 01.00 WIB," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati, kepada wartawan, Minggu (21/2).
Raditya mengatakan banjir juga terjadi di Kabupaten Kerawang. Menurut Raditya, banjir di Karawang juga terjadi karena Sungai Citarum jebol dan curah hujan tinggi.
"Berdasarkan pantauan Tim Reaksi Cepat (TRC) BNPB banjir Kabupaten Karawang pada Sabtu (20/2), pukul 22.00 WIB, sebanyak 34 desa di 15 kecamatan terdampak banjir. Banjir disebabkan, antara lain, akibat hujan intensitas tinggi dan luapan Sungai Citarum," ungkapnya.
Adapun 15 kecamatan yang terdampak banjir di Karawang ialah Kecamatan Rengasdengklok, Telukjambe Barat, Tirtajaya, Pedes, Cikampek, Purwasari, Ciampel, Pangkalan, Klari, Tempuran, Tirtamulya, Jatisari, Rawamerta, Karawang Barat, dan Cilamaya Wetan. Warga terdampak mencapai 9.331 keluarga atau 28.329 jiwa, sedangkan 1.075 keluarga atau 4.184 jiwa mengungsi.