Pro-Prabowo di 2019 Cenderung Tak Percaya Vaksin, Gerindra: Hanya Kebetulan

Pro-Prabowo di 2019 Cenderung Tak Percaya Vaksin, Gerindra: Hanya Kebetulan

Farih Maulana Sidik - detikNews
Senin, 22 Feb 2021 07:30 WIB
Habiburokhman
Waketum Gerindra Habiburokhman (Dok. Istimewa)
Jakarta -

Lembaga survei Indikator Politik Indonesia merilis hasil survei yang menunjukkan pendukung Prabowo Subianto cenderung tak percaya dengan vaksin COVID-19. Partai Gerindra menilai hasil survei tersebut aneh karena mengaitkan dukungan politik masa lalu dengan kondisi saat ini.

"Saya nggak ngerti arah survei ini kemana, agak aneh saja mengaitkan peta dukungan politik masa lampau dengan persoalan vaksin masa kini. Kalaupun hasil survei seperti itu, saya pikir hanya kebetulan," kata Waketum Gerindra Habiburokhman, kepada wartawan, Minggu (21/2/2021).

Habiburokhman menyebut ada masyarakat yang tidak percaya vaksin COVID-19 bukan hanya terjadi di Indonesia. Oleh karena itu, kata dia, hampir semua pemimpin dunia mengajukan diri sebagai penerima vaksin pertama di negara masing-masing.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tugas kita bersama untuk meyakinkan masyarakat soal pentingnya vaksin, dan hasilnya sudah mulai nampak karena resistensi terhadap vaksin terus berkurang," ucapnya.

Habiburokhman meminta masyarakat, termasuk pendukung Prabowo, bersedia divaksinasi. Sebab, kata dia, vaksin sangat penting agar herd immunity masyarakat segera terbentuk.

ADVERTISEMENT

"Ya sejak awal saya sendiri mengajukan sebagai orang pertama yang divaksin, walau belum dikabulkan. Namun saya terus menyerukan kepada masyarakat agar bersedia divaksin," katanya.

Simak video 'Serba-serbi Vaksin Nusantara Besutan Eks Menkes Terawan':

[Gambas:Video 20detik]



Selengkapnya lihat di halaman berikutnya.

Seperti diketahui, lembaga survei Indikator Politik Indonesia merilis hasil survei terkait vaksinasi COVID-19. Hasil survei Indikator Politik Indonesia menyatakan pendukung Joko Widodo (Jokowi) pada Pilpres 2019 cenderung lebih bersedia divaksin daripada pendukung Prabowo Subianto.

Metode survei ini dilakukan by phone karena situasi pandemi ini belum memungkinkan secara lebih masif melakukan survei face to face. Sampel sebanyak 1.200 responden dipilih secara acak dari kumpulan sampel acak survei tatap muka langsung yang dilakukan Indikator Politik Indonesia pada rentang Maret 2018-Maret 2020.

Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengatakan total sebanyak 54,9 persen warga bersedia divaksin, 41 persen warga tidak atau kurang bersedia divaksin. Rinciannya sebanyak 15,8 persen menyatakan sangat bersedia, 39,1 persen menyatakan cukup bersedia, 32,1 persen menyatakan kurang bersedia, 8,9 persen menyatakan sangat tidak bersedia, 4,2 persen tidak jawab atau tidak tahu.

Burhanuddin mengatakan kebanyakan pendukung Prabowo-Sandi tidak bersedia di vaksin karena efek samping belum ditemukan sebanyak 52,8 persen, sedangkan pendukung Jokowi-Ma'ruf sebesar 56,4 persen. Sementara pendukung Prabowo-Sandi yang menolak vaksin karena menilai vaksin itu tidak efektif sebesar 28,1 persen, sedangkan pendukung Jokowi-Ma'ruf sebesar 22,9 persen.

"Basis Pilpres, nah ini, jadi ternyata pendukung pak Prabowo-Sandi di 2019 itu cenderung tidak percaya vaksin/efektivitas vaksin (39,7 persen) ketimbang pendukung Pak Jokowi (24,8 persen)," kata Burhanuddin dalam YouTube Indikator Politik Indonesia, Minggu (21/2).

Sementara itu pendukung Prabowo-Sandi yang percaya efektivitas vaksin dalam mencegah tertular COVID-19 sebesar 45,4 persen, sedangkan pendukung Jokowi-Ma'ruf 59,5 persen. Burhanuddin menyarankan agar sosialisasi vaksinasi melibatkan tokoh agama ataupun tokoh seperti Prabowo Subianto agar banyak yang mau divaksin.

"Nah, ini saran saya kepada pemerintah, yang divaksin yang di-blow up jangan hanya Presiden Jokowi, Mas Ganjar, tapi juga Pak Prabowo dan Mas Sandi vaksin ramai-ramai, misalnya Mas Anies, siapa lagi lah," ujarnya.

Halaman 2 dari 2
(fas/rfs)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads