Cerita Ibu di Cipinang Melayu, Sendirian Gendong Anak Terobos Banjir

Cerita Ibu di Cipinang Melayu, Sendirian Gendong Anak Terobos Banjir

Luqman Nurhadi Arunanta - detikNews
Minggu, 21 Feb 2021 13:31 WIB
Maryani (49), warga Cipinang Melayu terpaksa berjuang sendirian menyelamatkan anak dan barang berharganya saat banjir merendam Cipinang Melayu (Luqman/detikcom)
Maryani (49), warga Cipinang Melayu, terpaksa berjuang sendirian menyelamatkan anak dan barang berharganya saat banjir merendam Cipinang Melayu. (Luqman/detikcom)
Jakarta -

Maryani (49) harus bersusah payah sendirian menyelamatkan diri dari banjir yang melanda rumahnya di Cipinang Melayu, Makasar, Jakarta Timur. Dia sendirian berjibaku menyelamatkan anak dan barang berharganya saat banjir tiba kemarin.

Ibu 3 anak ini bersusah payah menyelamatkan anak-anaknya dan barang berharga di rumah seperti buku hingga seragam sekolah. Sembari menggendong sang anak dan membawa 3 tas yang berisi buku dan seragam, Maryani terpaksa menerjang banjir sendirian untuk mengungsi ke tempat yang lebih aman.

"Sendirian (bawa barang). Kemarin enggak sempat karena airnya but, but, but, but. Yang penting saya anak-anak aja, saya sambil gendong, bawa payung, bawa baju, 3 tas bawa ke Borobudur, saya ngungsi di Borobudur," ungkap Maryani saat ditemui di rumahnya, Minggu (21/2/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat ditemui detikcom, warga RT 02 RW 04 ini juga masih terlihat sendirian menyelamatkan barang-barangnya yang lain seperti kipas angin dan pakaian dari rumahnya ke tempat yang lebih tinggi. Maryani melakukannya sendirian karena sang suami telah meninggal dunia.

"Buku anak-anak, kan mau ulangan harian kebetulan bukunya alhamdulillah enggak basah. Tapi yang SD basah semua. Anak saya tiga, yatim. Ini pakaian anak-anak saya ini, kalau putih begini enggak bisa dipakai. Ada kulkas, TV, blender, kipas angin," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Maryani turut menceritakan kejadian banjir tahun lalu saat masih bersama suaminya. Berbeda dengan waktu itu, kali ini, dia harus berjuang seorang diri untuk mengurus dan menyelamatkan barang-barang di rumahnya, termasuk usaha kateringnya.

"Kemarin kan bapaknya katering, tapi Corona ini jadi sepi. Ya kadang masih terima juga pesanan satu-satu. Itu yang di rumah satu lagi penuh perabotan katering, saya belum berani buka. Semuanya ngguling piring-piringnya, itu pecah semua. Kalau saya lampu enggak ada enggak bisa bersih-bersih," ucapnya.

Maryani mengatakan saat ini membutuhkan bantuan berupa seragam sekolah hingga kasur. Dia juga berharap banjir segera surut agar bisa kembali menghuni rumahnya. Sebab, Maryani khawatir berada di pengungsian saat pandemi COVID-19 ini.

"Ini kalau enggak dibersihin anak-anak enggak bisa cepat tidur di rumah. Di sana kan tahu sendiri banyak orang, lagi COVID. Kan risiko juga. Jadi ya kalau bisa kalau air enggak datang lagi cepat bersihin rumah biar bisa tidur buat anak-anak. Air kan nggak bisa diharapin udah 3 hari," kata Maryani.

Simak video '2.231 Warga Terdampak Banjir Cipinang Melayu':

[Gambas:Video 20detik]

(run/mae)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads