Sejak beberapa tahun terakhir Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) bermunculan di Intan Jaya, Papua dengan motif dan latar beragam. Menurut Kepala Polda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw, setidaknya ada lima motif mereka dalam beraksi. Pertama adalah karena balas dendam atas kematian anggota keluarga atau kerabat dekatnya.
"Undius Kogoya itu termasuk yang ingin balas dendam karena adiknya, Tandi Kogoya tewas dalam adu tembak dengan aparat pada 9 April 2020," kata Paulus kepada tim Blak-blakan detikcom, Jumat pekan lalu.
Tandi Kogoya merupakan pelaku penyerangan di area Kantor Freeport di Kota Kuala Kencana, dekat Kota Timika pada 20 Maret 2020. Dia tewas bersama Manu Kogoya dalam kontak senjata dengan Satgas TNI-Polri di Jalan Trans Nabire. "Si Undius lalu merekrut sesama anak muda pengangguran dan kerabatnya untuk balas dendam. Bila tak mau ikut orang tua mereka diancam dibunuh," kata Paulus.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Anak-anak muda pengangguran ada juga yang mau menjadi anggota KKB karena merasa lebih mudah mendapatkan makan. Mereka tinggal mengancam warga dengan senjata, apa yang diinginkan bisa didapat tanpa perlawanan berarti.
Tapi lama-lama mereka juga menjadi terbiasa, dan menjadi semacam eksistensi diri kelompoknya untuk melakukan kekerasan. Apalagi bila berani menghadang dan mengancam aparat keamanan.
Dalam kondisi tertentu, kata Paulus, eksistensi mereka itu kemudian ada pihak-pihak yang memanfaatkannya untuk kepentingan politik hingga bisnis. "Ada yang dimanfaatkan untuk menyerang kandidat peserta pemilihan kepala daerah,"kata Paulus Waterpauw.
Pemanfaatan KKB untuk kepentingan bisnis, dia merujuk kasus penyerangan terhadap para pekerja Trans Papua beberapa waktu lalu. "Indikasi kea rah itu ada," ujarnya.
Simak video 'Kapolda Jelaskan Kompleksitas Kehadiran KKB di Tanah Papua':