Banjir masih merendam permukiman warga di Cipinang Melayu, Jakarta Timur (Jaktim). Lebih dari 700 orang telah mengungsi.
Ketua RW 04 Cipinang Melayu, Jaktim, Irwan Kurniadi mengatakan masih ada warganya yang sampai saat ini memilih bertahan di lantai atas rumah mereka. Kebanyakan mereka yang bertahan didominasi oleh lansia pria yang ingin menjaga rumah.
"Untuk banjir kali ini di RW 04 Cipinang Melayu, banjir merendam tujuh RT dengan jumlah keluarga sebanyak 763 KK (mengungsi) dan jiwanya 2.371 (terdampak). Ada lansia 190, balita 110," kata Irwan saat ditemui di lokasi, Sabtu (20/2/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Khusus balita, sudah aman semua, tapi ada beberapa lansia yang memang belum mau dievakuasi. Rata-rata bapak-bapak, alasannya menunggu rumah," lanjutnya.
Irwan khawatir nantinya mereka yang masih bertahan di rumah, mendadak minta dievakuasi saat malam hari. Proses evakuasi malam hari terkendala pada penerangan. Sebab, arus listrik di wilayah tersebut sudah diputus PLN.
"Kita kan ada grup RT, setiap RT punya grup warga. Jadi kita sudah mengimbau kepada RT untuk segera warganya dari siang hari untuk mau dievakuasi. Karena risikonya kalau malam jangan salahkan kita pengurus gitu loh, bahwa kita tim-tim ini kan keterbatasan mereka juga kembali biasanya kalau malam. Jadi imbauan tetap kita jalankan, jadi sampai detik-detik terakhir ini kita masih mengimbau supaya mereka mau dievakuasi," ujarnya.
Lebih lanjut Irwan menyampaikan terdapat enam posko pengungsian bagi warganya yang terdampak banjir. Pos itu tersebar di sejumlah titik, salah satunya di Universitas Borobudur yang menjadi posko utama pengungsian.
"Pos pengungsian ada enam titik lokasi. lokasi pertama pengungsian di Universitas Bogor. Kedua di SKKP Kelurahan Cipinang Melayu dan musalanya, yang ketiga di Apondo. Nah ada juga di bantaran kolong Tol Becakayu, ini dengan pemasangan tenda-tenda kita ada tiga titik," imbuhnya.
Hingga pukul 18.40 WIB banjir masih di atas 2 meter. Kondisi di lokasi mulai gelap karena listrik tidak menyala. Hujan dengan intensitas rendah mulai turun.
(isa/isa)