Kondisi Terkini ABG Jadi Tersangka karena Diduga Bunuh Sepupu Cabul di NTT

Kondisi Terkini ABG Jadi Tersangka karena Diduga Bunuh Sepupu Cabul di NTT

Audrey Santoso - detikNews
Jumat, 19 Feb 2021 15:40 WIB
Ilustrasi: pembunuhan, mayat, bunuh diri, garis polisi, police line
Foto Ilustrasi Pembunuhan (Thinkstock)
Kupang -

Balai Rehabilitasi Sosial Anak Yang Memerlukan Perlindungan Khusus (BRSAMPK) Naibonat, Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), saat ini menjadi tempat tinggal sementara bagi gadis remaja asal Timor Tengah Selatan (TTS) yang diduga membunuh sepupu yang mencabulinya. Gadis yang berstatus tersangka kasus pembunuhan itu sudah sepekan tinggal di BRSAMPK Naibonat.

"(Mulai dititipkan) begitu kasus, tanggal 12 (Februari 2021)," kata Kepala BRSAMPK Naibonat, Supriyono, kepada detikcom, Jumat (19/2/2021).

Supriyono menuturkan, awal tiba di balai rehabilitasi, gadis tersebut tampak cemas. Namun saat ini kondisi psikologis gadis tersebut berangsur membaik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pastinya cemas. Anak-anak diantar polisi ke tempat baru, lingkungan baru, pasti dia cemas. Kalau di balai kan sudah didampingi supaya trauma dan kecemasan berangsur hilang, itu didampingi oleh peksos (pekerja sosial). Sekarang dia relatif nyaman di sini, nggak memperlihatkan sikap yang tertekan," terang Supriyono.

Supriyono menyebut gadis itu sudah bersedia makan bersama penghuni balai rehabilitasi lainnya. Supriyono menilai psikologis gadis tersebut sudah tak seterguncang sewaktu awal.

ADVERTISEMENT

"Biasa kalau di lingkungan baru pasti tertekan. Karena dia harus beradaptasi. Untuk sekarang sudah nyaman, makan juga bersama-sama. Secara priskologis sudah tidak begitu terguncang," tutur Supriyono.

Supriyono kemudian menerangkan sehari-hari gadis itu diberikan terapi baik dari sisi psikososial, mental dan rohani, kegiatan jasmani, keterampilan serta kesehatan. Di awal tiba, gadis itu menjalani serangkaian pemeriksaan kesehatan, termasuk tes COVID-19.

"Pengampunya satu, yang bertanggung jawab atas dia hanya satu. Kalau terapi bergantian peksosnya. Misalnya terapi psikososial, mental dan rohani, jasmani, keterampilan seperti handycraft untuk isi waktu luang. Nanti kami liat dia minatnya apakah di handycraft, menjahit, salon," terang Supriyono.

"Juga sama petugas medis. Seperti di awal datang kami periksa kondisi kesehatannya dan kami tes COVID juga, hasilnya negatif," sambung dia.

Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.

Supriyono menuturkan terapi yang dilakukan pihaknya kepada gadis remaja tersebut bertujuan agar si gadis remaja stabil psikologinya. "Kegiatannya sehari-hari masih didominasi treatment dari para peksos. Biar dia siap ketika suatu saat menghadapi urusan hukum kan," ucap Supriyono.

Dia menyebut gadis remaja itu dititipkan ke balai dengan pendampingan polisi dan psikolog dari kepolisian. Si gadis, lanjut Supriyono, tampak mulai berbaur dengan belasan penghuni balai yang umurnya sebaya.

"Berbaur dengan teman-temannya di sini. Saat ini ada 17 anak, usianya sekitar 12-18 tahun, sebaya," ujar Supriyono.

Menurut Supriyono, seorang anak memang lebih baik tinggal bersama keluarganya. Namun dalam kasus ini, langkah polisi menitipkan gadis remaja di balai adalah yang tepat demi keselamatan gadis tersebut.

"Kalau pribadi, menurut saya bagus di rumah. Tapi di sini kan harus juga kita jamin keselamatan anak ini. Jangan sampai misalnya dia jadi sasaran aksi balas dendam," kata Supriyono.

Terakhir, dia mengaku berupaya menghadirkan suasana kekeluargaan untuk di gadis. Supriyono menggambarkan. Di balai, gadis itu terus dimotivasi untuk hidup lebih baik.

"Kami menyesuaikan dengan lingkungan keluarga agar dia merasa kayak di rumah. Justru kami tanamkan untuk hidup lebih baik. Asramanya pun bentuknya cottage, kami buat semirip rumah, bukan kayak asrama, kayak barak, atau ruangan yang bagaimana," jelas dia.

"Kami berupaya menghadirkan suasana rumah. Kalau di rumah mungkin juga keluarganya juga bingung kan. Kalau di balai ada yang tangani lebih profesional kan. Tetap kami berkabar ke keluarganya bagaimana kondisi, perkembangannya," tandas Supriyono.

Halaman 2 dari 2
(aud/idh)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads