Lihat Pengungsi Banjir di Pekalongan Berjubel, Ganjar: Tolong Disekat

Lihat Pengungsi Banjir di Pekalongan Berjubel, Ganjar: Tolong Disekat

Erika Dyah Fitriani - detikNews
Rabu, 17 Feb 2021 17:25 WIB
Pemprov Jateng
Foto: Dok. Pemprov Jateng
Jakarta -

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengunjungi ratusan pengungsi di Aula Kecamatan Pekalongan Barat. Saat tiba di lokasi, Ganjar langsung disambut ratusan pengungsi yang telah 14 hari berada di sana.

Ganjar mengungkap lokasi gedung yang cukup sempit membuat para pengungsi berjubel. Apalagi tidak ada batas-batas penyekat antara satu pengungsi dengan lainnya. Padahal, di lokasi itu tak hanya orang dewasa, namun ada juga balita, lansia dan ibu hamil.

Ganjar juga menyampaikan keterangan yang ia terima dari Kasi Kesiapsiagaan dan Kebencanaan BPBD Pekalongan, Dimas Arga, yaitu terdapat total pengungsi di Kota Pekalongan mencapai 1.700 orang dan tersebar di 19 lokasi. Sementara yang menempati gedung Aula Kecamatan Pekalongan Barat sendiri ada sekitar 230 orang pengungsi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Melihat kondisi itu, Ganjar langsung memanggil Wakil Wali Kota Pekalongan Afzan Arslan Djunaid beserta BPBD Pekalongan. Ia pun berpesan kepada pihak-pihak tersebut supaya pengungsian dapat disekat-sekat untuk menghindari penularan COVID-19.

"Kalau seperti ini bahaya Pak. Tolong disekat, contohnya seperti pengungsian di Merapi itu, itu bagus disekat-sekat per keluarga, sehingga potensi penularan COVID-19 bisa ditekan," pesan Ganjar dalam keterangan tertulis, Rabu (17/2/2021).

ADVERTISEMENT

Selain itu, Ganjar juga meminta pengungsi disebar ke sejumlah titik. Sebab menurutnya tempat itu terlalu sesak jumlahnya. Ganjar pun meminta kepada Pemda Pekalongan untuk memanfaatkan gedung-gedung sekolah yang ada sebagai pengungsian.

"Tadi sudah sepakat dengan pak Wakil Wali Kota, mudah-mudahan mulai besok sudah disekat-sekat agar para pengungsi ini harapannya punya satu ruang per keluarga. Kalau kurang, bisa mencari tempat lain yang terdekat, bisa gedung SD dan lainnya," katanya.

Ganjar berharap, dengan adanya penyekatan dan penyebaran pengungsi masyarakat akan lebih nyaman. Termasuk juga dalam pemenuhan kebutuhan lain seperti selimut, alas tidur bisa dipenuhi. Selain nyaman, lanjutnya, hal itu bisa mengurangi potensi penyebaran kasus COVID-19.

"Apalagi cuaca masih seperti ini, maka kita harus menyiapkan dalam waktu yang lebih. BMKG sudah mengingatkan, puncak musim hujan sampai akhir Februari, meskipun pada Maret sampai April masih terjadi curah hujan. Jadi inilah yang mesti kita respons dengan cepat," tegasnya.

Ganjar pun meminta Dinas Kesehatan untuk rutin melakukan pemeriksaan kesehatan, termasuk pemeriksaan COVID-19. Ia berharap, jika alat pendeteksi COVID-19 dari UGM yaitu GeNose sudah dikirim ke Jateng, maka alat itu bisa dikirim ke tempat-tempat pengungsian seperti ini.

"Mudah-mudahan minggu ini atau minggu depan sudah datang, nanti saya kirim ke sini untuk pengetesan. Begitu semuanya negatif, maka lokasi ini harus dikunci dan semua pendatang dibatasi serta dipastikan sehat," terangnya.

Ganjar pun mengungkapkan penanganan banjir di Pekalongan sedang berjalan secara bertahap. Ia menyampaikan, pihaknya telah berkoordinasi dengan seluruh pemangku kepentingan dari hulu sampai hilir untuk mempercepat persoalan ini.

"Kami bagi tugas. Khusus Kota Pekalongan ini, kita sudah buat designnya, semua harus konsentrasi bareng-bareng. Pak Wali menata saluran air di kotanya, saya menata sungai dan tanggul laut. Saya sudah bicara dengan Kementerian PUPR itu terus berjalan. Beberapa kontrak pekerjaan fisik juga masih terus dilakukan, akan saya pantau dan kawal terus agar progresnya bisa cepat," pungkasnya.

Sementara itu, salah satu pengungsi bernama Anik menyampaikan sepakat dengan usulan Ganjar untuk melakukan penyekatan di lokasi pengungsian. Anik menilai jika kondisi saat ini memang mengkhawatirkan.

"Ya takut tertular COVID-19 kalau seperti ini, apalagi saya bawa anak kecil. Tapi mau gimana lagi, cuma disini tempatnya," ucapnya.

Anik berharap tempat pengungsian itu disekat-sekat dan dibatasi jumlahnya. Menurutnya hal tersebut perlu dilakukan agar para pengungsi lebih aman dan nyaman.

Ia pun menyampaikan harapannya agar para pengungsi dapat menerima pemeriksaan rapid antigen atau swab. Sebab selama mengungsi 14 hari, belum ada pemeriksaan tersebut.

"Hanya diperiksa kesehatannya saja, tidak ada pemeriksaan khusus COVID-19. Ya harapannya diperiksa, jadi semuanya bisa aman," imbuhnya.

Sebagai informasi, Ganjar tak hanya mengecek lokasi pengungsian akan tetapi juga mengecek lokasi banjir di Desa Pasir Kraton Kramat. Ia menyusuri gang dengan ketinggian air sampai sepusar orang dewasa di lokasi tersebut. Selain itu, Ganjar juga menyempatkan diri menengok dapur umum yang ada di dekat lokasi bencana.

(akn/ega)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads