Lembaga survei Median menyebut elektabilitas Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berada di angka 42,5%. Hasil survei ini mendapat sejumlah tanggapan dari berbagai parpol DPRD DKI Jakarta.
Berdasarkan survei elektabilitas Median terkait Pilgub DKI Jakarta, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan teratas, disusul Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini atau Risma.
Survei dilakukan pada 31 Januari-3 Februari 2021. Populasi survei adalah warga DKI Jakarta yang memiliki hak pilih dengan target sampel 400 responden, yang dipilih dengan teknik multistage random sampling. Survei dilakukan dengan wawancara tatap muka dan menjalankan protokol kesehatan. Margin of error survei ini +/- 4,9%, dengan tingkat kepercayaan 95%.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Responden diajukan pertanyaan: "Jika pemilihan gubernur dilakukan saat ini, siapakah yang akan anda pilih menjadi Gubernur DKI Jakarta?" Pertanyaan terbuka ditanyakan secara spontan, tanpa menunjukkan nama.
Hasilnya:
1. Anies Baswedan: 40,5%
2. Tri Rismaharini; 16,5%
3. Basuki Tjahja Purnama (Ahok): 8,5%
4. Sandiaga Uno: 3,0%
Pada peringkat di bawah empat besar ada Ridwan Kamil, Djarot Saiful Hidayat, Triwisaksana, Prasetyo Edi Marsudi, Ahmad Riza Patria, Abraham Lunggana, dan, secara mengejutkan, Baim Wong. Mereka yang berada di bawah 4 besar memiliki elektabilitas 0,5%. Sedangkan yang belum memutuskan pilihan ada 28%.
"Ya, posisi saat ini Anies Basedan masih teratas dalam beberapa skenario survei kami. Dalam skenario survei terbuka (Top of Mind) posisi Anies berada di urutan 1 di angka 40,5% disusul Risma 16,5% dan Ahok 8,5% dst. Sedangkan dalam skenario survei semiterbuka melibatkan 16 calon, 3 Besar adalah: Anies Baswedan 42,5 %, Tri Rismaharini 23,5% dan Sandiaga Uno 5,5," kata peneliti Median, Ade Irfan, kepada wartawan.
Simak juga video 'Isu Anies Dijegal 2024 Terkait RUU Pilkada Disetop, Ini Kata Istana':
Hasil survey tersebut mendapat sejumlah tanggapan dari parpol DPRD DKI Jakarta. Berikut ini tanggapan parpol-parpol, selengkapnya di halaman berikutnya.
PKB-PPP DKI Jakarta Nilai Masih Rawan
Lembaga survei Median menyebut elektabilitas Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berada di angka 42,5%. Fraksi PKB-PPP DPRD DKI Jakarta menilai angka tersebut masih rawan, tapi tak jadi masalah karena ada 1,5 tahun lagi.
"(Elektabilitas) 42,5% itu sebenarnya agak rawan, tapi nggak apa, nggak ada masalah, karena masih ada 1,5 tahun lagi," kata Ketua Fraksi PKB-PPP DPRD DKI Jakarta, Hasbiallah Ilyas, kepada wartawan, Senin (15/2/2021).
Hasbiallah mengatakan Anies bisa membuktikan kinerjanya di Ibu Kota dengan merealisasikan semua Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Menurutnya, elektabilitas Anies akan naik jika RPJMD berjalan dengan baik.
"Kita bisa melihat Pak Anies bagus atau tidaknya setelah Pak Anies menjalankan RPJMD yang telah diubah. Itu kan bisa kita yakin mampulah Pak Anies kinerjanya akan bagus," kata dia.
Menurut Hasbiallah, elektabilitas Anies tidak bisa ditentukan dari hasil kerja selama ini, melainkan kinerja yang dilakukan Anies selama 5 tahun menjabat Gubernur DKI Jakarta.
"Jadi elektabilitas Pak Anies ini bukan ditentukan kinerja (saat ini), nanti ditentukan setelah Pak Anies itu selesai masa jabatannya," tutur dia.
PAN DKI Nilai Survei Bisa Dibentuk
Lembaga survei Median merilis hasil survei mengenai evaluasi kinerja Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang menunjukkan 52,5% responden puas atas kinerja Anies. PAN DKI menilai survei bisa dibuat.
"Perihal kinerja gubernur, warga sudah cerdas, survei Median dan sebagainya itu bisa dibentuk. Yang terpenting apa yang warga rasakan, tambah bahagia dan sejahtera tidak?" kata Penasihat Fraksi PAN DKI Jakarta, Zita Anjani, Senin (15/2/2021) malam.
Zita mengatakan Pilkada masih jauh. Dia mengaku malu membicarakan Pilkada di tengah pandemi Corona.
"Kami dari F-PAN melihat Pilkada ini masih jauh. Malu juga bicarakan tarung politik di tengah pandemi COVID. Kita lebih mau fokus ke bagaimana warga Jakarta bisa pulih pasca-COVID dan vaksin segera terdistribusi dengan baik," ujarnya.
Sekretaris Fraksi PAN DPRD DKI Jakarta, Oman Rohman Rakinda, juga menyebut Pilkada DKI masih jauh. Dia mengatakan belum elok untuk membahas Pilkada DKI saat ini.
"Itu kira-kira masih jauh prosesnya. Karena hampir kemungkinan 2024 Pilgub maupun Pilpres-nya itu. Jadi belum waktunya juga, kurang elok juga membahas itu di masa kita concern menghadapi COVID-19. Terlalu prematur membicarakan pemilihan sekarang," kata Oman.
Namun, Oman mengatakan survei boleh saja dilakukan. Dia mengaku enggan menanggapi survei tersebut terlalu jauh.
"Survei boleh-boleh aja, kalau dihubungkan Pilkada dan Pilpres masih jauh, lebih baik fokus penanganan COVID," tutur dia
PKS Nilai Anies Harus Kerja Keras di Sisa Masa Jabatan
Lembaga survei Median merilis hasil survei elektabilitas terkait Pilgub DKI Jakarta yang hasilnya menunjukkan Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini atau Risma membuntuti Gubernur DKI Anies Baswedan. PKS, sebagai pengusung Anies, bicara soal pekerja keras.
Ketua DPP PKS, Mardani Ali Sera, awalnya bicara soal Anies harus bekerja keras di sisa masa jabatannya saat ini. Dia menyebut upaya untuk menjabat pada periode kedua bakal lebih sulit dibanding periode pertama.
"Mas Anies mesti bekerja keras. Karena periode kedua jauh lebih sulit," kata Mardani kepada wartawan, Selasa (16/2/2021).
Mardani kemudian mengakui Risma memiliki kelebihan, yakni pekerja keras. Dia mengatakan Risma punya rekam jejak saat memimpin Surabaya.
"Bagus makin banyak calon berkualitas. Bu Risma punya track record di Surabaya," ujar Mardani.
"Bu Risma punya kelebihan pekerja keras," imbuhnya.
Meski demikian, Mardani merasa Anies tak akan mudah tersaingi oleh Risma. Dia meyakini warga DKI Jakarta masih mencintai sosok Anies.
"Saya tetap yakin Mas Anies dicintai warga Jakarta," ucapnya.
Ketua DPP PKS Bukhori Yusuf juga mengimbau Anies fokus menjalankan tugas sebagai Gubernur DKI. Menurutnya, jika Anies fokus bekerja, masyarakat akan semakin percaya pada cara kepemimpinannya.
"Pak Anies harus tetap fokus menjalankan tugas sebagai gubernur, karena masyarakat Jakarta itu cerdas dan tidak akan mudah terpengaruh dengan berbagai provokasi. Karenanya, Pak Anies yang penting fokus kerja agar rakyat semakin percaya dan nyaman dengan kepemimpinannya," tuturnya.
PDIP DKI Soroti Survei Kepuasan Kinerja Anies
Sebanyak 52,5% responden puas terhadap kinerja Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan berdasarkan hasil survei Median. PDIP DKI Jakarta menilai survei itu adalah perhitungan ilmiah dan tidak mewakili warga Jakarta.
"Kalau survei kita... kalau survei kan ilmiah, kita nggak bisa mengomentari hasil survei. Karena bagaimanapun juga survei ini ilmiah yang bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah juga," kata Ketua Fraksi PDIP DKI Jakarta Gembong Warsono kepada wartawan, Senin (15/2/2021).
Survei Median tersebut dilakukan pada 31 Januari-3 Februari 2021. Populasi survei adalah warga DKI Jakarta yang memiliki hak pilih dengan target sampel 400 responden, yang dipilih dengan teknik multistage random sampling.
Margin of error survei ini +/- 4,9 %, dengan tingkat kepercayaan 95%. Gembong mengatakan survei yang dilakukan terhadap 400 responden itu tidak bisa mewakili warga Jakarta secara utuh.
"Bagi kami dengan responden 400 belum bisa mewakili suara Jakarta. Kalau bicara responden sekitar 400-an belum juga itu bisa mewakili suara rakyat Jakarta secara utuh. Dari sampling dan metodologi bagaimana kita tidak tahu, karena kalau bicara survei yang menentukan metodologi dari survei itu sendiri," kata Gembong.
Gembong mengatakan tidak ada yang istimewa dari hasil survei itu. Menurutnya program yang dilakukan Anies selama memimpin Ibu Kota tidak ada yang spektakuler.
"Jadi kalau soal Pak Anies sekarang berdasarkan hasil survei itu penilaian katakanlah sekitar 50 sekian persen warga Jakarta puas ya bagi kami ya itu baik-baik saja, nggak ada yang istimewa. Kenapa Jakarta tidak istimewa karena kami merasakan belum ada program yang spektakuler yang disuguhkan kepada warga Jakarta," jelasnya.
Gembong pun memaparkan alasan program Anies yang tidak ada yang spektakuler itu. Dia menyinggung penanganan banjir hingga janji kampanye Anies mengenai rumah DP 0% hingga program OK OCE.
"Saya mau nanya, program spektakuler apa yang sudah disuguhkan kepada warga Jakarta? Kan belum nampak. Misalkan contoh penanganan banjir, mana spektakuler kan nggak ada juga. Misalnya DP 0 rupiah, gebrakannya mana, sampai hari ini nggak kunjung ada hasil yang spektakuler juga sebagai yang dijanjikan ketika kampanye kemarin. Kemudian OK OCE mana juga tidak, belum menampakkan wirausahawan baru sebagaimana yang dijanjikan ketika kampanye kemarin," sebutnya
Dengan demikian, PDIP menilai belum ada kerja hebat Anies untuk DKI Jakarta. Namun Gembong tetap menghargai kinerja harian Anies di Jakarta.
"Jadi contoh tiga hal itu bisa menggambarkan bahwa kami dari Fraksi PDI Perjuangan belum bisa melihat kinerja Anies yang luar biasa hebat di Jakarta ini. Kecuali yang bersifat rutinitas, yang rutinitas saya kira sudah oke yang bersifat rutin. Tetapi gebrakan-gebrakan yang luar biasa belum bisa dihadirkan di Jakarta ini selama beliau memimpin Jakarta ini," tutur dia.
(yld/yld)