Duh! Susahnya Mencari Produk Denmark di Jakarta

Duh! Susahnya Mencari Produk Denmark di Jakarta

- detikNews
Minggu, 12 Feb 2006 18:05 WIB
Jakarta - Setiap kali demonstrasi kartun Nabi Muhammad digelar, selalu saja pendemo menyerukan aksi pemboikotan produk asal Denmark. Tapi uniknya, pendemo juga tidak bisa menyebutkan apa saja sih produk Denmark yang perlu diboikot itu.Penelusuran detikcom di pusat belanja modern Carrefour di Ratu Plasa, Jalan Sudirman, Jakarta Selatan, juga menunjukkan betapa sulitnya menemukan made in Denmark.Dari ribuan item produk jualan hipermarket itu, hanya ada tiga produk yang berbau Denmark. Misalnya saja minuman konsentrat Sunquick, produk asli Co-Ro Food Denmark. Namun minuman yang dijual di Jakarta itu dibikin di Indonesia, lisensinya dipegang oleh Lasalle Food Indonesia. Merek kedua adalah Danish Monde Butter Cookies. Biskuit yang legit di lidah ini produksi PT Nissin Biscuit Indonesia. Meski bertuliskan Denmark Monde, tapi tidak jelas apakah produk itu asli dari Denmark sono yang lisensinya dipegang PT Nissin atau bukan, karena tidak ada identitas lebih jauh.Sedangkan produk yang benar-benar diimpor dari Denmark adalah produk Tulip Food Company. Produk Tulip berupa daging babi, ham, dan ayam yang semuanya dikemas dalam kaleng.Seorang petugas Carrefour menuturkan, penjualan produk-produk berbau Denmark itu sama sekali tidak merosot seiring panasnya demo kartun Nabi. "Nggak ada pengaruhnya, tetap saja konsumen beli," ujarnya, Minggu (12/2/2006).Hanya Bahan BakuMengapa produk Denmark susah dicari di Indonesia? Ketua Gabungan Asosiasi Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) Thomas Darmawan punya jawabannya."Yang diimpor dari Denmark rata-rata berbentuk makanan. Tapi bukan produk jadi, melainkan bahan baku seperti mentega, keju, susu dan daging," ujar Thomas pada detikcom.Produk jadi tidak dijual di Indonesia karena jarak kedua negeri itu cukup jauh. Jadi bila sampai di Indonesia, harganya akan mahal. "Kebanyakan produk Denmark itu di bawah lisensi," terang Thomas.Meski ada produknya yang diimpor ke Indonesia, menurut Thomas, tidak dijual di supermarket pada umumnya. "Biasanya dijual di supermarket yang pembelinya kebanyakan orang asing atau orang Denmark sendiri, karena pasarnya di Indonesia kecil," urai Thomas.Produk Denmark yang masuk ke Indonesia juga termasuk produk ikan seperti salmon dan kaviar. "Di supermarket itu nggak ada. Biasanya hotel atau restoran langsung mengimpor dari Denmark karena negara itu perikanan mentahnya nomor satu di dunia," jelas Thomas.Selain itu, kata Thomas, Denmark juga menjual mesin-mesin pengolahan pangan. Dijelaskannya, boikot produk Denmark di Timur Tengah lebih dimungkinkan ketimbang di Indonesia karena jarak Timur Tengah-Denmark lebih dekat. "Di Indonesia, produk Denmark sangat sedikit," urai Thomas. (nrl/)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads