Menkes Libatkan TNI-Polri Jadi Vaksinator COVID: Perangnya dengan Suntik

Menkes Libatkan TNI-Polri Jadi Vaksinator COVID: Perangnya dengan Suntik

Adhyasta Dirgantara - detikNews
Senin, 15 Feb 2021 13:34 WIB
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin
Menkes Budi Gunadi Sadikin. (Foto: KPCPEN)
Jakarta -

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyampaikan pesan Presiden Jokowi terkait rencana vaksinasi COVID-19 secara massal. Karenanya juga melibatkan TNI dan Polri sebagai SDM vaksinator COVID-19.

"Bapak Presiden rencananya mau segera melakukan suntikan-suntikan massal. Dan mohon izin untuk strategi ini, saya juga akan melibatkan resources (sumber daya) dari TNI sama Polri untuk bantu nyuntik. Jadi perangnya dengan suntikan," ujar Budi Sadikin dalam Rapim TNI-Polri 2021 di Mabes Polri, Senin (15/2/2021).

Pria yang akrab disapa BGS ini berkelakar dengan mengatakan Kopassus sementara tidak akan berada di garis terdepan sebagai vaksinator COVID-19. SDM TNI yang dilibatkan berasal dari Pusat Kesehatan TNI atau Puskes TNI.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mohon maaf, jadi ke depan bukannya Kopassus atau apa, ini pus... pus apa? Puskes (Puskes TNI, red). Pusat tentara-tentara yang bisa nyuntik dulu yang maju ke depan. Itu yang vaksinasi, Pak," ucap BGS.

Selain itu, BGS menerangkan dirinya butuh bantuan TNI-Polri untuk melakukan testing, tracing, dan isolasi. Pasalnya, ada sekitar 40 ribu orang yang harus dites COVID-19 setiap harinya.

ADVERTISEMENT

"Jadi testing kita ngetes, musuhnya di sini apa nggak? Coba kalau dulu pakai teknik interogasi, ini pakai swab, colok hidung. Begitu kita tahu, 'oh kita harus trace'. Testing ini ada aturannya pak, harus 1 per 1.000 per minggu populasi. Jadi kalau orang Indonesia ada 269 juta dibagi 1.269, itu per minggu harus dites, bagi 7 (sama dengan) 40 ribu. 40 ribu mesti dites per hari," terangnya.

BGS mengatakan sebenarnya laboratorium yang dimiliki Indonesia mencukupi untuk melakukan tes terhadap 40 ribu orang per hari. Maka dari itu, BGS berharap TNI-Polri membantu supaya bisa melacak virus Corona yang sudah menyebar.

"Kapasitas lab kita cukup, bisa 80 ribu. Problemnya nggak rata. Di sini masalahnya dan kalo ngomong rata ke seluruh daerah yang bisa itu hanya TNI dan Polri. Jadi saya sekarang selain lab PCR saya sudah resmikan penggunaan rapid antigen karena itu lebih cepat dan bisa dilakukan di daerah-daerah," ujarnya.

"Nah kami butuh bantuan TNI-Polri berkoordinasi dengan puskesmas, kalau dibutuhkan untuk melakukan swab antigen, tolong dibantu. Ini untuk mengidentifikasi virusnya ada di mana," pungkasnya.

(dkp/dkp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads