Juru bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito awalnya memberi alasan Indonesia menggunakan vaksin Sinovac saat ini terkait ketersediaan vaksin di dunia. Menurutnya, Indonesia terus berusaha mendapatkan vaksin merek lainnya, tapi belum ada yang tersedia.
"Yang jelas vaksin yang ada sekarang in hand adalah Sinovac. Tentu kita berusaha dapat akses lainnya, AstraZeneca, Moderna, Pfizer, bahkan vaksin Merah Putih. Yang ada (Sinovac) itu. Kalau ada yang lain, ya yang lain. Kalau ada (vaksin) Merah Putih, ya kita ambil Merah Putih. Yang ada itu (Sinovac), yang bisa di-reach out itu, yang bisa di-purchase negara itu (Sinovac), ya maka itu," kata Wiku dalam acara webinar PPI London-PPI Greater Leed, Sabtu (13/2/2021).
Wiku meminta masyarakat tidak khawatir terkait efikasi vaksin Sinovac yang mencapai 65 persen. Berdasarkan aturan WHO, vaksin dinilai aman dan baik digunakan dengan syarat efikasi di atas 50 persen.
"Masing-masing ada dosis dan efikasinya itu kan dari uji klinis. WHO nyatakan yang bisa dipakai efikasi di atas 50 persen itu berdasarkan studi," ucapnya.
Wiku memastikan pemerintah terus berusaha mendapatkan vaksin merek lainnya, tapi terkendala ketersediaan. Dia menyebut yang terpenting saat ini bukanlah soal merek vaksin, melainkan tercapainya herd immunity atau kekebalan di masyarakat terhadap virus Corona.
"Semua lihat daftarnya itu yang ada di dunia, belum tentu kita bisa dapat, moga-moga bisa dapat, ini ingat bukan race untuk menang-menangan, ujungnya vaksin itu perlindungan individu, tapi pandemi vaksin itu perlindungan kolektif, jadi yang dicapai herd immunity. Kalau tidak terjadi herd immunity percuma nanti bisa tertular lagi," ujarnya.
Lebih lanjut Wiku menyebut jumlah vaksin yang ada di dunia saat ini juga lebih kecil dari jumlah penduduk di dunia. Oleh karena itu, seharusnya saat ini yang seharusnya diperhatikan adalah herd immunity di seluruh dunia, khususnya Indonesia.
"Ini adalah pandemi hadapi virus, maka salah satu cara intervensi adalah digunakan vaksin, tapi vaksin bukan satu-satunya intervensi lawan ini, dan jumlah yang perlu divaksin yang rentan acceptable seluruh dunia, maka yang perlu divaksin seluruh dunia, padahal jumlah vaksin yang bisa diproduksi jauh lebih kecil dari penduduk dunia, itu harus dipahami. Yang harus kita capai sebetulnya herd immunity global, bukan satu wilayah. Kita inginnya herd immunity seluruh Indonesia," sebutnya. (maa/dnu)