Yusril Pertanyakan JK Soal 'Demokrasi Tak Jalan'

Yusril Pertanyakan JK Soal 'Demokrasi Tak Jalan'

Danu Damarjati - detikNews
Sabtu, 13 Feb 2021 11:40 WIB
Kuasa hukum capres Joko Widodo dan Maruf Amin, Yusril Ihza Mahendra (kanan) mengunjungi narapidana kasus terorisme Abu Bakar Baasyir (tengah) di Lapas Gunung Sindur, Bogor, Jawa Barat , Jumat (18/1/2019). Abu Bakar Baasyir akan dibebaskan dengan alasan kemanusiaan karena usia yang sudah tua dan dalam keadaan sakit serta memerlukan perawatan. ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/pras.
Yusril Ihza Mahendra (Foto: dok. detikcom)
Jakarta -

Yusril Ihza Mahendra mengkritisi pernyataan Jusuf Kalla soal pemerintahan yang jatuh karena demokrasi tak berjalan dengan baik. Yusril mempertanyakan demokrasi yang dimaksud JK. Apabila demokrasi yang dimaksud JK adalah demokrasi seperti sekarang, bukan hanya pemerintahan yang bisa jatuh, tapi negara juga bisa runtuh.

"Jika demokrasi tidak jalan, pemerintah akan jatuh, kata Jusuf Kalla. Tetapi bisa juga terjadi sebaliknya: jika demokrasi (yang tidak ideal ini) dijalankan, negara yang akan runtuh," kata Yusril Ihza Mahendra dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (13/2/2021).

Yusril adalah pakar hukum tata negara, mantan menteri, sekaligus Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Demokrasi yang bisa bikin negara runtuh, menurut Yusril, adalah demokrasi seperti yang ada di Indonesia sekarang ini. Contohnya konsep bernegara selalu dibongkar-pasang, yakni konsep pemilu lima tahun sekali, sistem kepartaian, hingga pengelolaan kekayaan negara antara pusat dan daerah.

"Pengelolaan kekayaan negara antara pusat dan daerah juga sama, bongkar-pasang terus. Konsep demokrasi akhirnya menjadi permainan kekuasaan untuk melanggengkan kekuasaannya sendiri. Siapa kuat, dia menang dan berkuasa. Siapa lemah akan kalah dan tersingkir," kata Yusril.

ADVERTISEMENT

Selanjutnya, Yusril menilai demokrasi Indonesia sekarang tidak jelas:

Dia juga memandang kekuatan uang sangat menentukan demokrasi di Indonesia. Demokrasi semacam ini tidak cuma bisa menjatuhkan pemerintahan, tapi juga bisa meruntuhkan negara.

"Demokrasi kita sekarang bergantung pada kekuatan baru: kekuatan uang dan modal. Apa demokrasi seperti ini yang mau dijalankan? Kalau demokrasi seperti itu tidak dijalankan pemerintah akan jatuh, ya mungkin saja. Tetapi, jika demokrasi semacam itu dijalankan, maka negara yang akan runtuh," kata Yusril.

"Demokrasi kita sekarang ini bagi saya tidak jelas. Kita sepertinya ingin liberal, tetapi secara sosiologis dan antropologis, kita belum siap untuk itu," kata Yusril.

Sebelumnya, Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Indonesia JK menyampaikan pandangannya. Dalam demokrasi, kontrol terhadap pemerintah adalah hal yang perlu demi terjaminnya hak-hak masyarakat. Kontrol terhadap pemerintah membuat demokrasi berjalan baik. Demokrasi yang tidak berjalan dengan baik bisa membuat pemerintah jatuh, sebagaimana pengalaman Orde Lama dan Orde Baru.

"Tanpa kontrol (terhadap) pemerintah, maka demokrasi tidak akan berjalan. Kita lihat pengalaman-pengalaman kita seperti Orde Lama-Orde Baru, semua paham itu jatuh pada saat demokrasi tidak berjalan dengan baik, ekonomi menjadi sulit, dan sebagainya," kata Jusuf Kalla dalam diskusi virtual di kanal PKSTVRI seperti dilihat detikcom.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "JK: Bagaimana Mengkritik Pemerintah Tanpa Dipanggil Polisi?"
[Gambas:Video 20detik]
(dnu/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads