Pandemi COVID-19 hampir berlangsung selama satu tahun lamanya. Gaya hidup masyarakat mau tak mau pun ikut berubah demi menjaga diri dan orang lain, misalnya dengan tidak berkumpul guna mencegah penyebaran virus.
Alhasil, kegiatan yang biasa berlangsung tatap muka, seperti belajar-mengajar di sekolah harus dihentikan. Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan pun mengeluarkan Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Pendidikan Dalam Masa Darurat COVID-19.
Dalam keterangan itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim mengimbau agar kegiatan belajar-mengajar dilakukan di rumah melalui sistem dalam jaringan (daring) atau pembelajaran jarak jauh (PJJ).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun ternyata, kegiatan tersebut diketahui memiliki dampak negatif, yakni learning loss atau menurunnya kompetensi belajar peserta didik. Hal ini juga diungkapkan oleh peneliti dari Universitas Oxford, Michelle Kaffenberger.
"Siswa menjadi kesulitan dalam memproses materi, kemampuan membaca dan menghitung menjadi berkurang", ujar Michelle saat webinar dengan tema Mitigasi Learning Loss Untuk Mencegah Kerugian Ekonomi dan Sosial di Masa Depan Akibat PJJ Berkepanjangan yang digelar Universitas Borneo, Tarakan, Kamis (11/2/2021).
Walaupun begitu, masih ada hikmah yang bisa dipetik dari pandemi COVID-19. Hal ini jdipercaya oleh pegiat pendidikan Ivan Ahda. Menurutnya pandemi ini membuat kapasitas pendidikan di Indonesia bisa dievaluasi.
"Pandemi ini semacam evaluasi kita untuk sudah sejauh mana sih kapasitas kita di bidang pendidikan? Nggak hanya pemerintah, tetapi seluruh stakeholder, guru atau orang tua," ungkap dia saat berbincang dengan detikcom, Selasa (9/2/2021).
Ivan juga menjelaskan orang tua akan mengetahui betul bagaimana proses belajar-mengajar anak saat PJJ. Hal itu tentu menjadi kesempatan orang tua untuk mengenal lebih mendalam mengenai kemampuan sang anak.
"Kan selama ini orang tua tahu anak sekolah belajar, tapi kalau ternyata nggak belajar gimana? Jadi orang tua banyak menyadari saat PJJ itu, oh ini anak kita nggak belajar. Nah itu butuh kontribusi orang tua juga kan," jelasnya.
Selain itu, anak juga bisa mengembangkan karakter selama pelaksanaan PJJ. Sebab, akan ada banyak interaksi yang melibatkan anak dan orang tua selama di rumah.
Ivan yang juga menjabat sebagai Deputi Direktur Eksekutif Pusat Studi Pendidikan dan Kebijakan (PSPK) ini mencontohkan, seperti orang tua mengajarkan anak untuk masak atau bersih-bersih. Dengan begitu, anak akan memiliki kesempatan dalam pengembangan soft skill.
"Kalau masuk sekolah, ketemu orang tua cuma sore. Sekarang kan keliatan banget karena semua berlangsung di rumah. Kita (orang tua) bisa menyaksikan secara langsung dan impact ke peserta," sambung dia.
![]() |
Digitalisasi Pendidikan
Selain dirasakan manfaatnya oleh anak dan orang tua, pandemi COVID-19 ini juga menguatkan akses pendidikan digital milik pemerintah. Pemerintah diketahui membuka portal rumah belajar agar bisa meminimalisir learning loss.
Kemdikbud juga menggandeng TVRI untuk menayangkan program pendidikan di televisi. Sehingga para peserta didik bisa mendapatkan informasi tambahan.
Direktur Sekolah Dasar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Sri Wahyuningsih mengatakan pandemi COVID-19 membuat semua orang mau tidak mau melek akan digitalisasi, di bidang pendidikan yang sebelumnya belum terjadi.
"Dampak positifnya, semua akan belajar pentingnya teknologi, transformasi data. Ya ini akhirnya membuat guru-guru di daerah tertinggal memahami pentingnya literasi teknologi dan digital. Dulu bawa tas, sekarang bawa laptop," ungkapnya.
Sementara itu, peserta didik juga mengakui adanya manfaat di balik PJJ. Salah satunya dirasakan oleh Wahyu Setiawan, ia mengaku bisa lebih mengatur waktunya karena tidak perlu datang ke tempat untuk menimba ilmu.
"Nggak perlu datang jauh-jauh, jadi fleksibel waktunya dan komunikasi lebih lancar karena bisa kapan saja dan di mana saja kan," ungkap dia.
Senada dengan itu, Kesya juga mengaku bahwa ia menjadi lebih kreatif dalam mengerjakan tugas yang diberikan saat PJJ. Sebab, ia bisa banyak mencarinya di internet.
"Lebih kreatif ngerjain tugas karena kan bisa googling-googling dari internet juga," tutup Kesya.
Lihat Video: Sisi Positif dan Negatif Pelajar yang Hobi Nge-game saat Pandemi