Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) akibat pandemi COVID-19 dinilai menimbulkan learning loss atau menurunnya kompetensi belajar siswa. Salah satunya kemampuan anak membaca dan berhitung akan berkurang signifikan. Penyesuaian kurikulum penting disiapkan saat sekolah kembali dibuka.
Peneliti bidang pendidikan dari University of Oxford, Inggris Michelle Kaffenberger mengatakan pandemi COVID-19 telah merugikan banyak aspek kehidupan termasuk pendidikan. Salah satunya menghambat proses belajar mengajar siswa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Siswa menjadi kesulitan dalam memproses materi, kemampuan membaca dan berhitung menjadi berkurang", ujar Michelle saat webinar dengan tema Mitigasi Learning Loss untuk Mencegah Kerugian Ekonomi dan Sosial di Masa Depan Akibat PJJ Berkepanjangan yang digelar Universitas Borneo, Tarakan, Kamis (11/2/2021).
Hal tersebut juga dibenarkan oleh Plt Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan, Kemendikbud Totok Suprayitno. "Matematika dan membaca adalah yang paling terdampak sangat signifikan", ujar Totok. Menurut Totok mitigasi dan asesmen penting sebagai upaya mengatasi learning loss.
Michelle berpendapat learning loss dapat diatasi dengan menyusun dan menerapkan beberapa hal krusial. Salah satunya dengan memprioritaskan pondasi pembelajaran seperti menyusun kurikulum yang sesuai dengan kondisi saat sekolah dibuka kembali.
"Sekolah harus menilai kemampuan belajar anak, mengadaptasi pembelajaran baru, dan melakukan perbaikan yang efektif saat program belajar mengajar dimulai,"ujar Michelle yang juga lulusan Vanderbilt University bidang Pembangunan Ekonomi.
Selain itu menurut Michelle dalam rangka menguatkan pondasi tersebut sangat penting juga memberikan pelatihan-pelatihan pada pengajar dan penugasan yang tepat. Dengan begitu dampak learning loss bisa berkurang sedikit demi sedikit.
Sementara Dekan FKIP Universitas Borneo, Suyadi menyampaikan pembelajaran harus difokuskan pada numerasi dan literasi untuk mengurangi dampak learning loss. ""Saat sekolah buka kembali, kurikulum harus memilih pelajaran yang penting dilihat dari tingkat urgensinya", ujar Suyudi.
(pal/pal)