Polri Minta Masyarakat Tak Sebar Berita Bohong Terkait Kematian Ustadz Maheer

Polri Minta Masyarakat Tak Sebar Berita Bohong Terkait Kematian Ustadz Maheer

Adhyasta Dirgantara - detikNews
Rabu, 10 Feb 2021 10:40 WIB
Ustadz Maaher / Ustaz Maaher /  Ustaz Maheer
Ustadz Maaher (Foto: Istimewa)
Jakarta -

Soni Eranata atau Ustadz Maaher At-Thuwailibi meninggal dunia pada Senin (8/2/2021) malam. Isu liar seperti Maaher disiksa sebelum meninggal pun mencuat ke publik.

Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Rusdi Hartono menegaskan bahwa Ustadz Maaher meninggal karena sakit. Ia pun meminta masyarakat tidak menyebarkan berita bohong.

"Mengenai meninggalnya yang bersangkutan (Ustadz Maaher) sudah dijelaskan pihak kepolisian bahwa yang bersangkutan meninggal karena sakit," ujar Rusdi melalui pesan singkat, Rabu (10/2).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rusdi meminta masyarakat tidak mudah percaya terhadap kabar yang disebarkan oleh sumber tak bertanggung jawab. Rusdi juga berharap masyarakat dapat menanyakan kebenaran kepada pihak yang berkompeten.

"Masyarakat agar tidak mudah mempercayai berita-berita yang tidak bertanggung jawab, jika ada keraguan agar bertanya kepada pihak yang berkompeten," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Lebih lanjut, Rusdi mengingatkan masyarakat untuk tidak sebarkan berita bohong. Pasalnya, dikatakan Rusdi, menyebarkan berita bohong merupakan tindakan pidana.

"Dan jangan menyebarkan berita bohong, karena merupakan tindak pidana," tandas Rusdi.

Pihak keluarga menepis isu Ustadz Maaher At-Thuwailibi sempat disiksa sebelum meninggal dunia. Simak di halaman selanjutnya.

Soni Eranata atau Ustadz Maaher At-Thuwailibi yang berstatus tahanan kejaksaan meninggal dunia di Rutan Bareskrim, Senin (8/2/2021). Pihak keluarga menegaskan selama ditahan Ustadz Maaher diperlakukan dengan baik.

"Aman kok, almarhum nggak disiksa. Sejauh ini penyidik perlakuannya baik," ujar Jamal, kakak ipar almarhum Ustadz Maaher, di Pondok Pesantren Tahfizh Daarul Quran, Cipondoh, Tangerang, Banten, Selasa (9/2).

Jamal mengatakan Ustadz Maaher sebelumnya menderita penyakit TB usus, jauh sebelum tersandung kasus ujaran kebencian. Ustadz Maaher, menurut dia, tengah menjalani perawatan sebelum ditahan.

Jamal menuturkan, banyak pihak yang menanyakan ihwal kebenaran Ustadz Maaher mengalami penyiksaan sebelum meninggal dunia. Dia pun menegaskan bahwa kabar tersebut merupakan hoax.

"Jadi minta tolong teman-teman media bantu nge-counter hoax-hoax itu lah," ucapnya.

"Iya ngebantah, nggak bener itu semua," kata dia memastikan.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads