Jakarta -
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memberikan peringatan untuk mewaspadai potensi cuaca ekstrem dalam sepekan ke depan. BMKG memprakirakan terjadi hujan lebat disertai kilat/petir pada 26 wilayah di Indonesia.
Analisis BMKG menunjukkan bahwa kondisi dinamika atmosfer yang tidak stabil dalam beberapa hari ke depan dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di beberapa wilayah Indonesia.
Hal ini disebabkan oleh munculnya pusat tekanan rendah di sekitar wilayah Australia dan munculnya sirkulasi siklonik di sekitar wilayah utara Indonesia sehingga mempengaruhi pola arah dan kecepatan angin yang dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar wilayah Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Selain itu, kondisi labilitas atmosfer yang kuat di sebagian wilayah Indonesia dapat turut berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan awan hujan dalam skala lokal," ujar Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto dalam keterangan tertulis yang diterima, Selasa (9/2/2021).
Berdasarkan kondisi tersebut, BMKG memprakirakan dalam periode sepekan ke depan curah hujan dengan intensitas yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang berpotensi terjadi di wilayah berikut:
1. Aceh
2. Sumatera Utara
3. Sumatera Barat
4. Jambi
5. Bengkulu
6. Sumatera Selatan
7. Lampung
8. Banten
9. Jawa Barat
10. Jawa Tengah
11. DI Yogyakarta
12. Jawa Timur
13. Bali
14. Nusa Tenggara Barat
15. Nusa Tenggara Timur
16. Kalimantan Tengah
17. Kalimantan Selatan
18. Kalimantan Timur
19. Kalimantan Utara
20. Sulawesi Tengah
21. Sulawesi Selatan
22. Sulawesi Tenggara
23. Maluku Utara
24. Maluku
25. Papua Barat
26. Papua
BMKG juga memperingatkan potensi banjir periode 10-11 Februari dengan status siaga di 4 provinsi. Simak halaman selanjutnya...
Berdasarkan prakiraan cuaca berbasis dampak (Impact Based Forecast/IBF) untuk potensi dampak banjir/banjir bandang pada periode 10-11 Februari 2021 dengan status siaga adalah:
1. Banten
2. Jawa Barat
3. Jawa Tengah
4. Jawa Timur
Sementara itu, untuk potensi pertumbuhan awan cumulonimbus di wilayah udara Indonesia dengan persentase cakupan spasial maksimum antara 50-75% (OCNL/Occasional) untuk periode 8-14 Februari 2021 berpotensi di wilayah sebagai berikut:
Bengkulu, Lampung, Sumatera Selatan, Kep. Bangka Belitung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, sebagian Papua Barat, sebagian Papua, perairan barat Bengkulu, Laut Jawa, Samudra Hindia selatan Jawa, Selat Makassar, Laut Banda, dan Laut Arafuru.
Untuk prakiraan gelombang sepekan ke depan, dengan ketinggian 1,25-2,5 m (kategori sedang) berpeluang terjadi di perairan utara Sabang, perairan barat Aceh hingga Kepulauan Nias, Perairan Bengkulu, Perairan Kepulauan Anambas-Natuna, Laut Natuna, Perairan timur Lingga - Bintan, Selat Karimata, Laut Jawa, Selat Makasar, Laut Flores, Perairan Bau-bau dan Wakatobi, Perairan Kep. Sermata hingga Tanimbar, Perairan selatan Kepulauan Kai-Aru, Laut Banda, Laut Sulawesi, Perairan Kepulauan Sangihe-Talaud, Laut Maluku bagian utara, Laut Halmahera, Perairan utara Papua Barat hingga Papua, Laut Arafuru
Sedangkan gelombang dengan ketinggian 2,5-4,0 m (kategori tinggi) berpeluang terjadi di Laut Natuna Utara, perairan barat Kepulauan Mentawai, perairan Enggano, perairan barat Lampung, Samudra Hindia barat Kepulauan Mentawai hingga Lampung, Selat Sunda bagian selatan, perairan selatan Jawa hingga Pulau Sumba, Selat Bali-Lombok-Alas bagian Selatan, Samudra Hindia selatan Jawa hingga NTT.
"Masyarakat diimbau agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap dampak yang dapat ditimbulkan oleh kondisi cuaca ekstrem seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang, dan jalan licin," ujar Guswanto.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini