BMKG Ungkap Penyebab Banjir di Wilayah Semarang

BMKG Ungkap Penyebab Banjir di Wilayah Semarang

Adhysta Dirgantara - detikNews
Minggu, 07 Feb 2021 11:34 WIB
Banjir juga merendam Stasiun Tawang, Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (6/2/2021). Akibatnya sejumlah perjalanan kereta api terganggu akibat banjir.
Banjir Semarang (Foto: Istimewa/Humas PT KAI Daop IV Semarang)
Jakarta -

Beberapa titik di wilayah Semarang, Jawa Tengah, terendam banjir. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut banjir di Semarang terjadi karena hujan lebat yang berlangsung secara terus-menerus.

"Hujan lebat hingga sangat lebat disertai kilat atau petir yang berlangsung terus-menerus pada Sabtu, 6 Februari 2021, pukul 02.00 hingga 05.30 WIB, menyebabkan genangan di beberapa titik di wilayah Kota Semarang, Provinsi Jawa Tengah," ujar Kepala Stasiun Klimatologi Semarang, Sukasno, melalui keterangan tertulis yang diterima detikcom, Minggu (7/2/2021).

Adapun BMKG Stasiun Klimatologi Kota Semarang mencatat peta sebaran curah hujan harian Kota Semarang pada 6 Februari 2021 pukul 07.00 WIB terukur hujan dengan intensitas lebat-ekstrem. Terukur curah hujan pukul 07.00 WIB di Stasiun Meteorologi Ahmad Yani sebesar 171 mm.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"BMKG Ahmad Yani Semarang telah mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem pada tanggal 6 Februari dari pukul 01.30 WIB dan telah di-update pukul 05.20 WIB. Kota Semarang termasuk salah satu wilayah yang masuk dalam peringatan dini tersebut," terang Sukasno.

Selain itu, BMKG telah mengeluarkan informasi berupa potensi dampak hujan lebat untuk dampak banjir bandang dapat terjadi di wilayah Jawa Tengah, khususnya Semarang, dengan kategori 'waspada'.

ADVERTISEMENT

Berdasarkan data Automatic Weather Stations (AWS) Stasiun Klimatologi Semarang, hujan terukur sejak pukul 00.10 WIB, Sabtu dini hari. Intensitas hujan mulai meningkat menjadi lebat hingga sangat lebat sejak pukul 02.10 WIB. Periode intensitas lebat sampai sangat lebat berlangsung sampai dengan pukul 05.30 WIB.

Lebih lanjut, BMKG mencatat curah hujan tertinggi terukur di Pos Hujan Beringin, Kecamatan Ngaliyan dengan curah hujan 183 mm. Sementara itu, Pos Hujan Meteseh Kecamatan Tembalang mengalami curah hujan terendah yang tercatat hanya 69 mm.

Simak juga video 'Semarang Dikepung Banjir, Wali Kota Minta Maaf ke Warga':

[Gambas:Video 20detik]



Berdasarkan pengamatan pada Citra Satelit Himawari, awan konventif sudah mulai tumbuh pada 6 Februari 2021, pukul 02.00 WIB dan semakin bertambah hingga menjelang pukul 07.00 WIB. Pertumbuhan awan tersebut memicu hujan yang terjadi di Kota Semarang dengan intensitas lebat sejak pukul 02.00 WIB, dan meningkat intensitasnya menjadi hujan dengan intensitas sangat lebat hingga ekstrem pada pukul 05.00 sampai 06.00 WIB, hingga kemudian mulai menurun intensitasnya hingga pukul 07.00 WIB.

Sukasno menjelaskan, analisis sementara menunjukkan pengaruh aktifnya Angin Monsun Dingin Asia dan adanya daerah pertemuan dan perlambatan kecepatan angin (konvergensi) di wilayah Jawa Tengah dan sekitarnya.

Kondisi tersebut didukung dengan masa udara yang labil serta kelembapan udara yang cukup tinggi dari lapisan bawah hingga lapisan atas. Maka dari itu, kondisi ini mendukung proses pembentukan awan hujan di Jawa Tengah, khususnya sebagian besar wilayah pantura tengah-barat, termasuk Kota Semarang.

Dengan demikian, berdasarkan analisis tersebut, BMKG memperpanjang peringatan dini hujan lebat hingga sepekan ke depan untuk wilayah Jawa Tengah.

Halaman 3 dari 2
(lir/lir)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads