Gayung Bersambut Natalius Pigai Siap Berjumpa Abu Janda

Round-Up

Gayung Bersambut Natalius Pigai Siap Berjumpa Abu Janda

Tim detikcom - detikNews
Sabtu, 06 Feb 2021 07:43 WIB
Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Natalius Pigai
Natalius Pigai (Ari Saputra/detikcom)
Jakarta -

Permadi Arya atau Abu Janda menyatakan ingin bertemu dengan mantan komisioner Komnas HAM Natalius Pigai setelah kasus dugaan rasisme mencuat. Gayung bersambut, Natalius Pigai pun siap berjumpa dengan Abu Janda.

Keinginan Abu Janda bertemu Natalius Pigai ini disampaikannya setelah diperiksa di Bareskrim Polri, Kamis (4/2/2021). Namun Abu Janda menyerahkan sepenuhnya perihal pertemuan tersebut kepada Natalius Pigai.

"Memang saya belum ada komunikasi, saya justru itu mungkin juga ingin (bertemu Pigai)," ujar Abu Janda.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Abu Janda heran masalahnya dengan Natalius Pigai dilaporkan ke polisi oleh orang lain. Menurutnya, masalah tersebut merupakan urusannya dengan Natalius Pigai.

"Karena ini urusan saya sama Bang Pigai, kok jadi orang lain yang laporin. Mungkin ada keinginan... mungkin. Tapi itu gimana Bang Pigai berkenan," ucapnya.

ADVERTISEMENT

Abu Janda lantas menjelaskan awal mula menulis cuitan rasisme diduga rasisme kepada Natalius Pigai. Abu Janda mengatakan cuitan itu bermula lantaran Natalius Pigai dinilai menghina Hendropriyono.

"Jadi saya udah jelasin ke pak polisi bahwa yang tidak disertakan dalam yang viral itu adalah bahwa tweet saya itu bermula dari tweet-nya Natalius Pigai yang menghina seorang jenderal yang sudah senior purnawirawan yang sangat berjasa bagi negeri ini. Dia menghina dengan sangat keji dan bahkan body shaming dia bilang, 'Apa kapasitas kau dedengkot tua?' Dia bilang begitu," kata Abu Janda.

Abu Janda kemudian menjelaskan maksud kata evolusi. Dia menyebut evolusi itu dikaitkan dengan kapasitas berpikir.

"Nah, jadi itu adalah ketika saya bikin tweet itu dalam konteks saya membela Pak Jenderal, menjelaskan kapasitas Pak Jenderal, kapasitas ya, sekali lagi. Jadi, ketika saya pakai kata evolusi, sebelum kata evolusi, ada kata kapasitas, jadi saya dalam konteks menanyakan Natalius Pigai, 'Sudah selesai belum kapasitas berpikir kau?".

"Jadi karena ini semuanya dimulai dari tweet Natalius Pigai menanyakan kapasitas, saya juga kembali menanyakan balik ke dia, saya balas, saya tanya balik ke dia 'apa cara berpikir kau sudah evolusi belum?' 'cara berpikir kau', 'Kapasitas berpikir kau'," sambungnya.

Simak video ''Serang' Natalius Pigai, Abu Janda Berdalih Bela Hendropriyono':

[Gambas:Video 20detik]



Simak berita selengkapnya

Abu Janda kemudian mengungkap hubungannya dengan Hendropriyono. Dia menyebut pernah bertemu di acara Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI). Abu Janda mengaku mengagumi Hendropriyono.

"Saya pernah ketemu sekali dua kali di acara PKPI, di acara partai, karena beliau waktu itu masih ketumnya. Jadi saya tidak kenal dekat secara pribadi, cuma memang beliau ini salah satu jenderal yang saya kagumi karena beliau ini memang spesial ya. Sudah jenderal, tapi nggak sekadar jenderal, dia nggak sekadar berjasa di operasi, terus dia mantan Kepala BIN, juga tapi yang spesial juga di ini profesor di bidang filsafat intelijen," jelasnya.

Atas dasar kekaguman itulah, Abu Janda bereaksi di Twitter dan menulis cuitan dugaan rasisme ke Natalius Pigai.

"Jadi memang salah satu aset bangsa yang sangat-sangat luar biasa jenderal ini. Makanya aku bereaktif terhadap hinaan Natalius Pigai kepada Pak Jenderal itu karena itu karena saya kagum kepada beliau," lanjutnya.

Natalius Pigai lantas merespons keinginan Abu Janda. Natalius Pigai mengaku siap bertemu Abu Janda dan tidak pernah terpikirkan untuk melaporkan atau memenjarakan siapa pun.

"Untuk dan atas nama pribadi saya sendiri perbolehkan Anda (Abu Janda) untuk bertemu," kata Natalius Pigai lewat akun Twitternya, Jumat (5/2/2021). Pigai telah mengizinkan cuitannya untuk dikutip.

Natalius Pigai berbicara mengenai risiko pekerja kemanusiaan. Karena itu, dia tidak pernah terpikir untuk memenjarakan atau melaporkan siapa pun.

"Saya hanya lilin kecil di lorong kegelapan! Saya tahu itu risiko sebagai pekerja kemanusiaan karena itu saya tidak pernah terpikirkan untuk memenjarakan/melaporkan," ucap Natalius.

Halaman 2 dari 2
(knv/eva)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads