Wakil Ketua Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, Luhut Pandjaitan, menyebut mobilitas masyarakat saat ini perlu diturunkan. Dengan demikian, perlu ada penyesuaian kebijakan.
Hal itu dipaparkan Luhut Pandjaitan saat diskusi penanganan pandemi Corona bersama para epidemiolog, Kamis (4/2/2021). Menko Kemaritiman dan Investasi ini memaparkan 4 strategi pemerintah untuk menurunkan penambahan kasus harian, menurunkan angka kematian, dan meningkatkan kesembuhan.
Strategi pertama adalah adanya peningkatan perubahan perilaku masyarakat dalam menangani COVID-19. Caranya dengan melakukan operasi perubahan perilaku serta kampanye protokol kesehatan secara sistematis di masyarakat yang melibatkan berbagai kalangan serta melakukan deteksi awal penyebaran COVID-19 dengan mendorong strategi pemeriksaan (testing) dan pelacakan (tracing) yang agresif dan tepat sasaran.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita berharap penyebaran informasi dan kampanye dapat bergerak secara masif dengan melibatkan berbagai lembaga lain, seperti Kemenag dengan mengajak pemuka agama, dan juga Kemendikbud," kata Luhut Pandjaitan dalam keterangan tertulis dari Kemenko Marves.
Strategi kedua adalah pembangunan fasilitas isolasi terpusat. Luhut mencontohkan Wisma Atlet di Jakarta.
"Pemanfaatan Wisma Atlet untuk wilayah Jabodetabek sudah tepat, sehingga dapat menjadi tempat isolasi terpusat, dan dapat membantu mengurangi penyebaran penularan ke keluarga dan menurunkan keterisian rumah sakit," jelasnya.
Pemerintah mendorong provinsi dengan kasus positif yang tinggi dapat juga menyediakan fasilitas isolasi terpusat. Strategi ini diharapkan bisa mengurangi hari perawatan pasien COVID-19.
"Manajemen perawatan juga akan terus kita tingkatkan, dengan memastikan adanya ketersediaan tempat tidur rumah sakit serta penyediaan semua obat dan alat yang dibutuhkan," jelasnya.
Strategi berikutnya adalah akselerasi vaksinasi COVID-19, yang dimulai dari tenaga kesehatan, pelayanan publik, kelompok rentan, dan juga daerah-daerah yang menjadi prioritas. Daerah yang dianggap prioritas adalah daerah yang memiliki positivity rate (angka positif) tinggi.
"Masalah vaksin ini masih terus dalam proses pengerjaan, kita harapkan target kita mencapai 70 persen herd immunity (kekebalan komunitas) dapat kita capai dalam jangka waktu 12 bulan," kata Luhut.
"Berdasarkan pengalaman, dibutuhkan penurunan mobilitas di atas 30 persen untuk mengendalikan penambahan kasus, sehingga akan ada penyesuaian peraturan dan kebijakan akan hal ini," tambahnya.
Tonton video 'Tingkat Kesembuhan COVID-19 di RI Capai 81,5%':
Selain itu, Menko Luhut mengatakan saat ini manajemen data sedang dibenahi oleh Kementerian Kesehatan dengan target pertengahan Februari 2021.
Diskusi ini juga dihadiri Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono, Kepala BNPB Doni Monardo, Perwakilan Tim Sinergi Mahadata UI Iwan Ariawan, Dr. Pandu Riono, Dr. Dicky Budiman, serta Ketua Perhimpunan Ikatan Dokter Indonesia dan Perhimpunan Dokter lainnya. Dalam diskusi itu, beberapa epidemiolog memberikan masukan.
"Saat ini, telah banyak produk anak bangsa yang dapat memudahkan pekerjaan kita dalam penanganan COVID-19. Oleh karena itu, kita perlu bekerja bersama-sama untuk mencapai target kita bersama dalam penurunan angka COVID-19 dan meningkatkan kesembuhan masyarakat," tutup Menko Luhut.