Badan Kehormatan (BK) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sulawesi Utara (Sulut) melayangkan surat panggilan kepada Wakil Ketua DPRD James Arthur Kojongian (JAK). BK mengaku memanggil James setelah menerima laporan dari masyarakat.
"Dan sudah dilakukan klarifikasi dan Pak James telah memenuhi undangan dari BK. Dan sekali lagi sesuai tatib DPRD Provinsi Sulut nomor 2 tahun 2019 Pasal 64 bahwa kami melakukan penyelidikan dan verifikasi. Saat ini sudah dilakukan klarifikasi. Sekarang bisa dilihat Pak James sudah menanggapi dengan baik dan merespons positif panggilan dari BK untuk klarifikasi," kata Ketua BK DPRD Sulut, Sandra Rondonuwu, Selasa (2/2/2021).
BK DPRD Sulut meminta klarifikasi kepada James pada Senin (1/1) kemarin di Kantor DPRD Sulut. Sandra mengatakan hasil klarifikasi yang ada di BK nanti akan dilaporkan dalam bentuk berita acara kepada pimpinan DPRD Sulut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada 7 hari proses, kemudian ada pimpinan yang akan menyampaikan selanjutnya sesuai tatib," kata politikus PDIP ini.
Sementara itu, James dalam konferensi pers saat itu pula mengakui kedatangannya untuk memenuhi undangan BK DPRD Sulut. Dirinya ingin menjaga marwah lembaga DPRD Sulut.
"Saya hadir menyikapi undangan klarifikasi BK kepada saya. Saya pribadi hadir mengadakan klarifikasi dari BK dengan niat baik, tulus dan rendah hati. Saya ingin menjaga marwah DPRD, rumah aspirasi masyarakat Sulut, lembaga DPRD Sulut. Sekaligus menjaga tugas BK sesuai dengan tatib. Saya ingin menanggapi BK atas peristiwa luar biasa yang terjadi atas kehidupan keluarga saya," tutur James.
Dia pun menuturkan, sebagai pribadi dan keluarga Kojongian-Paruntu dengan tulus dan rendah hati menyatakan mohon maaf kepada lembaga DPRD Sulut, Ketua DPRD Sulut Fransiscus Silangen, dan BK DPRD Sulut. Dia menyatakan permohonan maaf sedalam-dalamnya karena kehidupan bahtera rumah tangganya yang sangat tidak baik, maka ia memohon maaf sebesar-besarnya.
"Dalam proses parpol (partai politik) Golkar, saya sudah menerima putusan yang diambil DPD I Partai Golkar Sulut untuk menonaktifkan sementara saya sebagai ketua harian dan saya sebagai kader partai Golkar menerima baik putusan dari Partai Golkar Sulut," kuncinya.
James menjawab desakan untuk mundur dari jabatan pimpinan DPRD Sulut. Simak di halaman selanjutnya.
James Jawab Desakan Mundur
Dalam kesempatan itu, James Arthur Kojongian juga menjawab soal desakan melepaskan jabatan setelah videonya dipergoki selingkuh viral. James berharap masyarakat membuka pintu maaf dan memberikan kesempatan untuk membenahi rumah tangganya.
"Desakan mundur dari masyarakat yang sudah saya dengar, biarlah dalam konteks ini pun melihat dan memberikan kesempatan bagi saya dalam kehidupan berumah tangga, pribadi pastinya ini jadi problem yang luar biasa," ujar James.
Diketahui, desakan agar James mundur hadir dari Gerakan Perempuan Sulut (GPS). GPS meminta James mundur dari jabatan Wakil Ketua DPRD Sulut karena menilai momen diseretnya Michaela Paruntu di atas mobil saat memergokinya selingkuh sebagai tragedi kekerasan terhadap perempuan dan sangat menyakiti perasaan perempuan.
James menghargai aspirasi tersebut. Namun dia mengatakan persoalan dengan istri menjadi tanggung jawab pribadinya.
"Sampai sejauh ini saya mau menyelesaikan dengan baik, problem saya dan istri saya sudah berjalan baik dan kondusif. Sampai saat ini komunikasi keluarga kami mungkin berjalan dengan baik ya," kuncinya.
Sebelumnya, James Arthur Kojongian juga meminta maaf kepada istrinya, Michaela Elsiana Paruntu, atas kasus perselingkuhannya yang menjadi sorotan. Mobil yang dikemudikan James pernah dihadang Michaela karena ada wanita lain di dalamnya.
"Saya minta maaf sedalam-dalamnya atas peristiwa sedih dan menjadi tragedi dalam bahtera rumah tangga saya," kata James dalam keterangannya, Jumat (29/1).
"Saya minta maaf kepada istri saya tercinta, seisi keluarga, dan kepada seluruh rakyat Sulut dan Indonesia," tambahnya.
Kasus ini bermula ketika istrinya memergoki James berselingkuh. Saat memergoki itu, Michaela bahkan nekat menaiki kap mobil yang dikendarai James. Peristiwa ini terjadi di wilayah Tumatangtang, Kecamatan Tomohon Selatan, Sulut, pada Senin (25/1).
Atas kejadian ini, Partai Golkar yang menaungi James mencopotnya sebagai Ketua Harian DPD Golkar Sulut. Keputusan ini diambil setelah Golkar melihat video yang beredar dan untuk menjaga nama baik partai berlambang beringin ini.