Peristiwa horor terjadi saat pipa gas di Mandailing Natal (Madina), Sumatera Utara, mengalami kebocoran. Lima orang warga tewas dan puluhan lainnya pingsan karena keracunan gas.
Pipa gas di area PT SMGP itu bocor pada Senin (25/1/2021). Polisi mengatakan ada lima warga yang tewas serta 24 orang dilarikan ke rumah sakit usai pipa gas tersebut bocor.
"Lima warga bernama Suratmi, Kaila Zahra, Yusniar, Dahni, dan Syahrani meninggal dunia," kata Kabid Humas Polda Sumut Kombes Hadi Wahyudi melalui Kasubbid Penmas Polda Sumut AKBP MP Nainggolan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hadi mengatakan 24 orang yang pingsan dibawa ke rumah sakit untuk mendapat perawatan. Salah satu korban yang dirawat di rumah sakit adalah polisi.
"Akibat peristiwa gas beracun itu, 24 warga yang mencoba menutup sumur yang mengeluarkan gas beracun itu pingsan. Serta seorang personel polisi Aipda Lestari dirawat di rumah sakit," ujarnya.
Kronologi
Hadi menjelaskan kronologi bocornya pipa gas itu. Dia menyebut kebocoran terjadi saat seorang pekerja perusahaan membuka keran pipa.
"Pengerjaan pembangunan power plant pembangkit listrik tenaga panas bumi sudah berjalan selama 80 persen. Lalu pekerja PT SMGP bernama Deden Dermawan membuka keran master valve untuk mengalirkan panas bumi atau fluida ke pipe bends dan membuka keran isolasi valve panas bumi atau fluida mengalir ke silencer tersebut," tuturnya.
Setelah dibuka, keran master valve itu mengeluarkan gas beracun. Warga yang mengetahui kejadian langsung mendatangi lokasi.
"Akibat peristiwa gas beracun itu, 24 warga yang mencoba menutup sumur yang mengeluarkan gas beracun itu pingsan," tuturnya.
Lokasi pipa gas ditutup oleh polisi. Dia mengatakan petugas masih melakukan olah TKP.
"Untuk tindakan yang dilakukan, melakukan pengecekan dan olah TKP dan memasang garis polisi," jelasnya.
Bupati Madina Ungkap Kejanggalan
Bupati Madina Dahlan Hasan Nasution mengungkap kejanggalan sebelum pipa gas bocor dan menyebabkan lima warganya tewas. Dia mengatakan pihaknya sempat dilarang masuk ke lokasi perusahaan untuk mengecek laporan warga soal bau tak sedap di area itu.
"Yang berapa hari ini kan ada riak-riak tampak oleh masyarakat. Nah, termasuk ada itu berbentuk limbah-limbah yang tidak biasa. Makanya saya bentuk tim, nah itu di situ dia, tapi nggak mereka izinkan masuk. Saya bentuk tim dari dinas terkait," kata Dahlan, Senin (25/1).
Dahlan mengatakan pipa gas itu merupakan bagian dari proyek pembangunan pembangkit listrik tenaga panas bumi. Dia meminta kasus ini diusut tuntas.
"Saya minta tegakkan kebenaran, lindungi rakyat. Kami tidak membangkang terhadap pembangunan, kami butuh listrik. Tapi kerjakan dengan benar," ujarnya.
Pemprov dan Polda Sumut Kirim Tim ke TKP
Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Edy Rahmayadi mengirim tim ke lokasi pipa gas bocor di Madina. Edy mengatakan tim tersebut ditugaskan mengecek lokasi kebocoran pipa gas.
"Ada tim yang sedang melihat ke sana," kata Edy di Medan, Selasa (26/1/2021).
Polisi juga mengerahkan tim khusus untuk menyelidiki penyebab kebocoran pipa gas yang menewaskan lima orang warga di Madina itu. Tim khusus terdiri atas ahli radiasi.
"Brimob personel yang ahli radiasi sebanyak 11 orang," kata Kasubbid Penmas Polda Sumut AKBP MP Nainggolan, Selasa (26/1).
Selain ahli radiasi dari Brimob, kata Nainggolan, ada tim dari Ditreskrimum Polda Sumut yang diturunkan. Tim dari laboratorium forensik juga ikut serta mengusut penyebab kebocoran pipa gas itu.
Polisi juga menurunkan tim untuk mengecek kandungan udara di sekitar lokasi kejadian. Pengecekan dilakukan untuk memastikan wilayah sekitar aman bagi warga.
Sejumlah Korban Pingsan Mulai Pulih
Sejumlah warga yang sempat pingsan akibat pipa gas bocor di Mandailing Natal (Madina), Sumatera Utara (Sumut), berangsur pulih. Sebagian dari mereka pun telah keluar dari rumah sakit.
"Ada beberapa yang sudah dipulangkan, ada yang masih dirawat," kata Kabid Humas Polda Sumut Kombes Hadi Wahyudi saat dimintai konfirmasi, Selasa (26/1).
Hadi mengatakan sejauh ini kondisi di lokasi kondusif. Dia mengatakan polisi masih terus melakukan penyelidikan.
"Situasinya kondusif, masyarakat yang terpapar diduga keracunan sudah ditangani oleh RS umum setempat, kemudian perusahaan yang ada di situ juga ikut membantu," sebut Hadi.