Polisi memediasi dua kelompok warga yang terlibat keributan di Papanggo, Tanjung Priok, Jakarta Utara, gegara berebut lahan parkir. Kedua kelompok sepakat untuk berdamai.
"Yang sempat viral pada hari Sabtu kemarin siang-siang, kita sudah berusaha melaksanakan pengamanan kemudian kita langsung berusaha mencari pokok akar permasalahan. Apa yang menjadi penyebab sehingga kita bisa mengamankan. Kita panggil secara kooperatif di antara penyebab daripada viralnya kemarin. Bisa kita lihat di sini, bersama pak RT, bersama pak RW. Karena dari kesalahpahaman itu satu RW teman. Karena salah paham, salah bertanya, menyebabkan ribut, gesekan, dan lain-lain," ujar Kapolsek Tanjung Priok Kompol Hadi Suripto di Polsek Tanjung Priok, Selasa (26/1/2021).
Dari kesalahpahaman tersebut, masing-masing kubu memanggil bala bantuan sehingga keributan antarwarga pecah. Hadi mengatakan kepolisian sudah mengamankan keributan tersebut dengan berkoordinasi pihak RT 9 dan RW 8 Papanggo, tokoh agama, hingga tokoh masyarakat setempat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sehingga dia punya teman, satunya punya teman, akhirnya terjadilah yang rekan-rekan lihat di video yang kemarin. Sehingga pihak kepolisian dari Polsek Tanjung Priok mengamankan, memanggil, koordinasi sama pak RT, sama pak RW, dari tokoh agama, tokoh masyarakat. Sehingga beliau kooperatif untuk menyelesaikan masalah ini," terangnya.
Hadi mengungkap kesalahpahaman terlalu dianggap serius oleh kedua belah pihak. Alhasil, timbullah cekcok.
"Ini yang salah paham. Kesalahpahaman masalah bercandaan masalah parkir di pasar. Parkir pinggir jalan, bukan lahan parkir, orang belanja, parkir, nah itulah bercanda. Karena terlalu seriusnya kesalahpahaman sehingga terjadi cekcok," tukas Hadi.
Kepolisian pun menghadirkan perwakilan dari kedua kubu yang terlibat keributan itu di Polsek Tanjung Priok.
"Hari ini, dari pak RW, pak RT, kemudian keluarga dari yang bersangkutan, ini masih tetanggaan satu RW, satu RT, ini akan menyelesaikan masalah. Mudah-mudahan dengan adanya kesepakatan ini dihadiri pak RT, pak RW, dan kedua belah pihak yang berkepentingan ke depan tidak ada lagi. Nanti apabila ada kita akan memberi proses hukum," tegasnya.
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya
Lebih lanjut Hadi membeberkan di dalam keributan yang viral itu ada anak-anak yang terlibat. Anak-anak itu membawa senjata. Polisi menghadirkan sesepuh untuk menyelesaikan persoalan sosial itu.
"Sebagian sudah (diamankan), sehingga kita kooperatif saja. Anak-anak kecil itu umur 13 tahun, 12 tahun itu. Mungkin senjata sama orangnya panjangan senjatanya. Beliau ini sesepuh situ. Sebelum anak-anak itu berbuat, beliau sudah masuk duluan. Yang disegani di situ. Sehingga beliau hadir menyampaikan imbauan, anggota anak-anak itu nurut. Karena anak-anak yang ada di video itu mengenal beliau sekali menghormati beliau. Beliau selaku Pak Riwi," tutur Hadi.
Meski demikian, Hadi menyebut kepolisian tetap melakukan antisipasi. Polisi akan rutin berpatroli dengan warga setempat.
"Ke depannya mulai tadi malam pun saya selalu koordinasi sama pak RW, pak RT untuk melakukan antisipasi. Caranya gimana? Yuk kita jaga di situ, patroli bareng di situ. Sehingga tidak ada lagi kesalahpahaman bagi anak-anak yang belum sampai informasi bahwa ini sudah selesai. Tetap kita lakukan penjagaan dan lain-lain," tandasnya.
Seperti diketahui, tawuran warga pecah di Papanggo, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Keributan tersebut diduga akibat adanya rebutan lahan parkir di antara kedua kelompok tersebut.
"Iya masalah parkir, (rebutan) lahan parkir. Tapi perlu kita dalami kan bagaimana itu bisa menyebabkan perselisihan keributan," kata Kapolsek Tanjung Priok Kompol Hadi Suripto saat dihubungi detikcom, Sabtu (23/1).
Peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 13.00 WIB. Hadi mengatakan kedua kelompok yang terlibat tawuran merupakan kelompok dari warga Kampung Bahari dengan warga dari daerah Papanggo.
Keributan ini terekam kamera CCTV dan viral di media sosial. Dari video viral itu terlihat dua kelompok saling serang di jalan.