"Dikhawatirkan adanya gempa dan longsor susulan, hal ini sangat berbahaya bagi tim SAR di lapangan," kata Komandan Tim Basarnas Makassar Aswandi kepada wartawan, Kamis (21/1/2021).
"Ketinggian longsoran bisa mencapai 30 meter dengan material batu yang sangat labil," tambahnya.
Terpisah, Direktur Kesiapsiagaan Basarnas Didi Hamzar yang memimpin langsung operasi pencarian di Malunda, yang menjadi pusat gempa, mengatakan proses pencarian ini telah berlangsung selama 4 hari dan melibatkan semua elemen.
"Dalam pelaksanaan pencarian ini kami juga melibatkan anjing pelacak milik Polri untuk membantu," kata dia.
Pada saat gempa, terjadi longsor yang menimbun beberapa rumah warga di Dusun Ahuleang, Kecamatan Mekkatta, dan menelan 3 korban jiwa. Dari laporan warga, korban tertimbun tersebut adalah Ahmad (55), Nurliah (31), dan Fatma (3).
Menurutnya, Dusun Mekkatta terletak di perbukitan, material longsor yang menimbun rumah warga berasal dari bukit di sekitar mereka. Material itu berupa tanah dan batu-batu berukuran besar.
"Oleh karena itu lokasi pencarian memiliki risiko sangat tinggi dikarenakan material Longsoran seperti tanah dan bebatuan labil yang memungkinkan terjadinya longsor susulan," ujarnya.
Setelah dilaksanakan musyawarah dengan pihak Keluarga disaksikan oleh aparat desa, pihak tim penolong menyatakan bahwa operasi Pencarian dan pertolongan di Desa Mekkatta, Malunda, dan Majene dinyatakan selesai.
"Keluarga korban menerima kejadian ini dengan ikhlas sebagai suatu musibah yang menimpa mereka," terangnya. (tfq/nvl)