Cerita Awal Jadi Jaksa, Pinangki Bangga Meski Tak Duduki Jabatan Strategis

Cerita Awal Jadi Jaksa, Pinangki Bangga Meski Tak Duduki Jabatan Strategis

Zunita Putri - detikNews
Rabu, 20 Jan 2021 22:04 WIB
Pinangki Sirna Malasari kembali mengikuti sidang lanjutan kasus suap di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Senin (30/11/2020). Sidang menghadirkan 6 orang saksi.
Pinangki Sirna Malasari (Ari Saputra/detikcom)
Jakarta -

Pinangki Sirna Malasari menceritakan perjalanan hidupnya hingga menjadi seorang jaksa. Pinangki mengaku resmi menjadi jaksa pada 2007.

Dia awalnya menceritakan kehidupannya di Yogyakarta bersama keluarga. Hingga akhirnya pada 2000 Pinangki bertemu dengan almarhum suaminya, Djoko Budiharjo.

Pinangki mengatakan hidupnya berubah setelah bertemu Djoko Budhiarjo. Dia dibiayai kuliah hingga S1 dan kemudian menjadi jaksa pada 2007.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya dibiayai kuliah S1 di UIK Ibnu Khaldun Bogor. Pada 2004, saya lulus kuliah S1, atas saran almarhum suami saya, saya mendaftar di Kejaksaan RI dan alhamdulillah diterima di Kejaksaan RI menjadi calon jaksa dan pada 2007 saya dilantik menjadi jaksa," tutur Pinangki di Pengadilan Tipikor Jakarta, Jalan Bungur Besar Raya, Jakarta Pusat, Rabu (20/1/2021).

Pinangki menyampaikan perjalanan karirnya sambil berurai air mata. Dia menilai perjalanan karirnya biasa saja tidak sampai kelas atas, dia menjabat jaksa fungsional bukan terkait eksekusi perkara.

ADVERTISEMENT

"Perjalanan karir saya sebagai jaksa berjalan biasa-biasa saja dan tidak pernah menduduki jabatan strategis. Sejarah 10 tahun karir saya sebagai jaksa yang saya emban adalah jabatan administrasi, yang tidak terkait teknis perkara maupun tidak terkait sebagai pejabat pengadaan dalam proyek pengadaan barang dan jasa," katanya.

Pinangki menjelaskan, pada 2011 dia bertugas sebagai jaksa fungsional di bidang perdata tata usaha negara (datun). Pada 2012 bertugas sebagai jaksa fungsional di bidang pengawasan.

Kemudian, pada 2014 menjabat eselon 4 sebagai Kasubdit Statis dan Analisis pada Pusdakrimti (Pusat Informasi Data dan Statistik Kriminal). Terakhir, pada 2016 dia menjabat Kasubag Pemantauan dan Evaluasi pada Biro Perencanaan.

"Meskipun jabatan-jabatan yang saya emban tersebut bukan jabatan yang bergengsi dan strategis, akan tetapi tidak mengurangi rasa bangga, dan syukur saya, dan orang tua saya, karena saya telah menjadi satu-satunya jaksa dalam keluarga saya ini. Tentu itu menjadi keteguhan saya untuk tetap mengabdi dan berbuat yang terbaik bagi Korps Kejaksaan," tuturnya sambil menangis.

Simak bangganya Pinangki jadi jaksa di halaman berikutnya.

Pinangki mengaku bangga menjadi seorang jaksa. Oleh karena itu, dia mengatakan tidak pernah berniat mengkhianati kejaksaan.

"Rasa kebanggaan dan segenap syukur kepada institusi Kejaksaan tersebut selalu terpatri dalam diri, sehingga tidak mungkin bagi saya untuk mengkhianati institusi Kejaksaan yang sangat saya cintai ini dengan cara menghindarkan seorang buronan untuk dilakukan eksekusi," katanya.

Dia pun meminta maaf karena mencoreng institusi kebanggaannya. Dia mengakui telah membuat malu kejaksaan dan keluarganya. Pinangki juga mengaku menyesal.

"Izinkan saya untuk memohon maaf kepada institusi Kejaksaan, kepada anak, suami, keluarga, dan kepada sahabat-sahabat saya. Saya sangat merasa bersalah atas perbuatan saya ini, dan sangat menyesal telah terlibat suatu perbuatan yang telah membuat saya menghancurkan hidup saya sendiri, kehidupan yang telah saya bangun bertahun-tahun," pungkasnya.

Halaman 2 dari 2
(zap/zak)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads