Tersisa Tanya soal SOS di Pulau Laki Kala Evakuasi Korban Sriwijaya

Round Up

Tersisa Tanya soal SOS di Pulau Laki Kala Evakuasi Korban Sriwijaya

Hestiana Dharmastuti - detikNews
Rabu, 20 Jan 2021 20:34 WIB
SOS
Viral tanda 'SOS' (Foto: Google Maps)
Jakarta -

Munculnya tanda 'SOS' di Pulau Laki, Kepulauan Seribu, di aplikasi Google Maps bikin heboh media sosial. Basarnas turun tangan mengecek kebenarannya.

Kemunculan tanda 'SOS' di Pulau Laki ini ramai dibahas di TikTok hingga Twitter. Basarnas pun telah menelusuri dan hasilnya tak menemukan apa pun, sementara tanda 'SOS' itu kini telah dihapus oleh Google Indonesia.

Pulau Laki berada di dekat lokasi jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ182 rute Jakarta-Pontianak pada Sabtu, 9 Januari 2021, pukul 14.40 WIB. Pesawat hilang kontak setelah 4 menit mengudara.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Basarnas Siap Dalami Tanda 'SOS'

Menanggapi hal itu, Basarnas mengaku belum menerima info tersebut.

ADVERTISEMENT

"Sampai saat ini saya belum terima info tersebut datanya. Nanti kami akan cek sesuai dengan informasi yang diberikan," kata Direktur Operasi Basarnas Brigjen Rasman MS saat ditemui di gedung Container Terminal, Jakut, Rabu (20/1/2021).

Rasman mengatakan hingga saat ini tidak ada keterangan tentang penumpang Sriwijaya Air SJ182 yang masih hidup. Pihaknya akan mendalami hal itu, tapi tak mau berspekulasi.

"Sampai saat ini tidak ada keterangan yang kami dapatkan bahwa ada penumpang yang hidup. Jadi untuk tanda SOS tadi, kami coba dalami nanti. Saya tidak mau berspekulasi apa yang ada di situ," ungkapnya.

Dia menduga bisa saja itu merupakan penyelam Basarnas yang mendirikan posko di pulau tersebut. Dia akan lebih dahulu mengeceknya.

"Saya tidak mau berspekulasi, kami akan cek," ujar Rasman.


Camat: Kemungkinan Nelayan Sandar

Camat Kepulauan Seribu Selatan, Angga Saputra, mengatakan pihaknya sedang menelusuri keberadaan kabar heboh munculnya tanda 'SOS' di Pulau Laki di aplikasi Google Maps.

"Hari ini lagi ditelusuri ke sana. Kami telusuri dulu, saya (dapat) capture-an doang kan," ujar Angga saat dihubungi, Rabu (20/1/2021).

Angga menduga sinyal tersebut bisa saja berasal dari nelayan yang bersandar di Pulau Laki. Menurutnya, apabila musim angin barat seperti sekarang, ada nelayan yang bersandar di Pulau Laki.

Angga menjelaskan Pulau Laki merupakan tempat tak berpenghuni. Luas Pulau Laki sekitar 5 hektare.

"Kalau angin barat ini biasanya banyak (nelayan) yang sandar ke sana, neduh gitu. Bisa juga nelayan sandar di situ, bisa kemungkinan," katanya.

Angga menegaskan hal itu baru sebatas dugaan. Pihaknya saat ini masih menyelidiki kepastian mengenai sinyal tersebut.

Polisi Sebut Pulau Laki Disisir Sejak Awal

Pihak Polres Kepulauan Seribu memastikan Pulau Laki merupakan salah satu tempat yang disisir sejak awal terkait munculnya tanda 'SOS' di Pulau Laki di aplikasi Google Maps.

"Jadi dari tim Basarnas gabungan dengan Polres, Polda, dan Mabes Polri, kemudian TNI AL, itu satu tim. Jadi dari awal kejadian itu sudah gabungan, kemudian kita menyisir seluruh perairan dari Lancang sampai ke Laki, bahkan lebih dari itu," kata Kapolres Kepulauan Seribu AKBP Eko Wahyu Ferdian saat dihubungi detikcom, Rabu (20/1/2021).

Menurut Eko, bahkan kapal Basarnas sempat bersandar di Pulau Laki tersebut. Eko mengatakan pihaknya tidak menemukan adanya tanda-tanda korban selamat Sriwijaya Air SJ182 di Pulau Laki.

"KM Wisnu dari Basarnas sempat nempel ke pulau itu. Ini saya masih gabung sama yang lain. Kalau ada, dari kemarin kan sudah di-share seluruh korban dari Basarnas, setiap hari update," terang Eko.

Selain itu, Eko belum mau menanggapi perihal munculnya tanda 'SOS' di Pulau Laki tersebut. Namun ia mempertanyakan mekanisme Google memunculkan tanda 'SOS' pada Google Maps.

"Makanya dari Google-nya dimintai konfirmasi, untuk itu (memberi tanda SOS) seperti apa mekanismenya? Untuk memasukkan hal-hal seperti itu. Belum ada statement kan dari Google? Kalau dari awal tadi sudah saya sampaikan (tidak ada korban)," terangnya.


Basarnas Tak Temukan Apa-apa Usai Telusuri Tanda 'SOS'

Polisi bersama tim Basarnas juga turun tangan mengecek soal viral tanda 'SOS' di Pulau Laki, Kepulauan Seribu, yang muncul di aplikasi Google Maps. Terkait hal itu, pihak Polres Kepulauan Seribu memastikan Pulau Laki merupakan salah satu tempat yang disisir sejak awal.

"Jadi dari tim Basarnas gabungan dengan Polres, Polda, dan Mabes Polri, kemudian TNI AL, itu satu tim. Jadi dari awal kejadian itu sudah gabungan, kemudian kita menyisir seluruh perairan dari Lancang sampai ke Laki, bahkan lebih dari itu," kata Kapolres Kepulauan Seribu AKBP Eko Wahyu Ferdian saat dihubungi detikcom, Rabu (20/1).

Menurut Eko, bahkan kapal Basarnas sempat bersandar di Pulau Laki. Eko mengatakan pihaknya tidak menemukan adanya tanda-tanda korban selamat Sriwijaya Air SJ182 di Pulau Laki.

"KM Wisnu dari Basarnas sempat nempel ke pulau itu. Ini saya masih gabung sama yang lain. Kalau ada, dari kemarin kan sudah di-share seluruh korban dari Basarnas, setiap hari update," terang Eko.

Google Hapus Tanda 'SOS'

Google Indonesia sendiri telah merespons terkait kemunculan tanda 'SOS' yang viral di lini masa. Google Indonesia telah menghapus tanda 'SOS' di Pulau Laki itu dari Google Maps.

"Terima kasih telah menyampaikan ini kepada kami, masalah ini sekarang telah diperbaiki. Kami telah menghapus ikon di lokasi tersebut dari Google Maps," kata Google dalam pernyataan resminya kepada detikINET, Rabu (20/1).

Lebih lanjut, Google menyampaikan bahwa jika masyarakat melihat ada sesuatu di yang kurang tepat, mereka dapat dengan mudah melaporkannya kepada tim Google di desktop atau perangkat seluler. Selengkapnya untuk melaporkan eror data atau konten di Google Maps, pengguna bisa mengklik link di bawah ini:

https://support.google.com/maps/answer/3094088?co=GENIE.Platform%3DDesktop&hl=id

Sekilas Riwayat tentang Pulau Laki

Kemunculan tanda 'SOS' di Pulau Laki ini ramai dibahas di TikTok hingga Twitter. Seperti diketahui, Pulau Laki berada di dekat lokasi jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ182.

Dilansir dari berbagai sumber, Rabu (20/1/2021), Pulau Laki adalah salah satu pulau kecil dalam gugusan Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Pulau ini hanya memiliki luas sekitar 30 hektar serta dikelilingi pantai pasir putih.

Di dekat Pulau Laki, terletak Pulau Laki Besar dan Pulau Laki Kecil. Di kedua pulau tersebut, terdapat tempat perkemahan.

Pulau Laki dibuka pada 1988 diperuntukkan sebagai kawasan wisata. Kala itu, Menteri Pariwisata, Pos, dan Telekomunikasi almarhum Soesilo Soedarman yang meresmikannya.

Di Pulau Laki terdapat 15 unit bungalow, kolam renang, lapangan tenis, dan lapangan golf hingga dermaga. Pulau itu juga memiliki jogging track sepanjang 5 kilometer mengelilingi pulau. Tapi semua itu tidak lagi digunakan.

Tidak ada permukiman penduduk di Pulau Laki. Meski demikian, Pulau Laki juga kerap menjadi destinasi wisata.

Wisatawan yang datang ke Pulau Laki biasanya memancing atau sekadar bermain di pantai karena ombaknya tidak terlalu tinggi. Ada beberapa ikan yang bisa didapatkan di perairan pulau ini, di antaranya ikan baronang tompel, baronang angin, ekor kuning, lencam, kapas-kapas, hingga ikan kerapu.

Untuk menuju Pulau Laki, wisatawan lebih praktis naik kapal motor dari Pantai Mauk, Sepatan, Tangerang. Bila dengan speedboat, dari Mauk dibutuhkan waktu 25 menit.

Pulau yang menjadi habitat pohon ketapang, mangrove, dan pohon waru itu juga dihuni berbagai jenis hewan. Dari burung gagak hutan, burung kuntul karang, burung madu sriganti, burung elang laut, monyet, hingga biawak.

Pada 2001, pulau itu diserahkan ke TNI Angkatan Laut (AL). Pulau Laki kemudian beralih fungsi menjadi salah satu lokasi untuk latihan tempur TNI AL sejak saat itu. Namun Pulau ini bukan daerah terlarang yang khusus digunakan untuk militer. TNI AL hanya menggunakan Pulau Laki sesuai dengan kebutuhan saat latihan.


Ini Fokus Pencarian Korban Sriwijaya Air di Hari Ke-12

Tim SAR gabungan bakal melakukan pencarian ke pesisir pantai utara Jawa, seperti di Banten ataupun Jakarta.

"Kemudian untuk pelaksanaan kegiatan, cuaca hari ini cukup bagus untuk melakukan kegiatan penyelaman. Untuk rencana operasi sendiri tetap kita melakukan 3 media, di atas permukaan, udara, di bawah permukaan," ujar Direktur Operasi Basarnas Brigjen Rasman MS dalam jumpa pers di Gedung Container Terminal, Jakut, Rabu (20/1/2021).

"Untuk udara tetap pemantauan dengan wilayah yang telah kita berikan. Untuk di atas permukaan tetap kami upayakan di sekitar pulau, kemudian di pesisir pantai utara Jawa, ke arah Jakarta, Banten, dan sebagainya," sambungnya.

Meski demikian, Rasman mengatakan fokus pencarian tetap dilakukan di bawah air. Pasalnya, tim SAR gabungan telah menemukan titik yang diperkirakan sebagai lokasi jatuhnya pesawat SJ182.

Menurutnya, keputusan tersebut didasari banyaknya temuan, baik bagian tubuh korban maupun puing pesawat oleh para penyelam. Rasman berharap memori CVR (cockpit voice recorder) juga berada di sekitar situ.

Selain itu, Rasman membeberkan ada sekitar 300 penyelam yang bertugas hari ini. Namun ada rotasi agar stamina penyelam tetap terjaga mengingat pencarian sudah memasuki hari ke-12.

Sementara itu, jumlah kapal yang siap beroperasi sebanyak 62, alut laut kecil berupa RIB ada 21, 15 pesawat disiagakan, serta 30 ambulans. Kapal deteksi bawah air yang masih beroperasi juga ada 3, seperti KRI Rigel, Baruna Jaya 4, dan KR ARA.

Di hari ke-11 evakuasi Sriwijaya Air SJ182, Tim SAR gabungan sudah mengumpulkan 324 kantong bagian tubuh, 63 kantong serpihan kecil, dan 55 potongan besar pesawat. Ditambah FDR (flight data recorder) 1, casing CVR (cockpit voice recorder) 1.

Halaman 2 dari 6
(aan/yld)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads