Dua petugas sekuriti Kantor Gubernur Sulbar sempat terjebak reruntuhan selama 12 jam setelah gempa berkekuatan magnitudo (M) 6,2 meruntuhkan kantor tersebut. Rahman (25), sekuriti yang terjebak, menceritakan saat 12 jam berada di balik reruntuhan.
Rahman, yang merupakan warga Desa Saletto, Kecamatan Simboro, Kabupaten Mamuju, itu baru 2 minggu menjalankan tugas sebagai sekuriti di Kantor Gubernur Sulawesi Barat saat gempa terjadi. Saat dia tertimpa reruntuhan bangunan, dia berjuang bertahan hidup dengan cara merayap, mencari celah cahaya agar dirinya dapat meloloskan diri.
"Saya merayap cari jalan, cuman tidak tau mau ke mana karena gelap sekali. Nanti pagi, ada sedikit cahaya, di situ saya berusaha mencari jalan keluar," kata Rahman kepada wartawan di lokasi pengungsian, Rabu (20/1/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Kendati mengaku sempat pasrah selama terjebak di bawah reruntuhan bangunan, Rahman mengaku selalu yakin ada Tuhan yang akan melindunginya
"Pasrah sering, tetapi saya yakin ada yang kuasa melindungi kami. Makanya waktu kami di dalam reruntuhan, untung ada rekan saya yang bawa korek api, itulah yang kami pakai cari jalan sambil merayap," ungkapnya.
Menurut Rahman, gempa berkekuatan M 6,2 sangat cepat meruntuhkan bagian depan Kantor Gubernur Sulbar.
"Kejadian cepat sekali, kami lari ke depan, langsung runtuh, suara turun, tidak tau lagi kerasnya, pas depan pintu kami terjatuh, sambil takbir kami minta tolong sudah bisa liat apa-apa lagi," imbuhnya.
Simak video 'Detik-detik Warga 'Jarah' Bantuan Gempa di Rujab Wabup Mamuju':
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya, detik-detik menjelang Rahman tertimpa reruntuhan.
Sesaat sebelum kantor tersebut ambruk, Rahman mengaku tengah bersiap di meja resepsionis untuk berjaga.
"Saya bertugas di sana, bagian resepsionis, kami 4 orang, kebetulan teman saya yang 2 tidur. Saya juga baru bangun, pas dari wc baru mau pasang seragam, langsung kejadian," imbuhnya.
Nyawa Rahman bersama salah seorang rekannya berhasil tertolong, setelah alat berat berhasil membongkar reruntuhan bangunan tempatnya terjebak.
"Jadi setelah melihat ada cahaya, saya yakin kalau itu sudah pagi, saya terus berteriak meminta pertolongan dan mengarahkan warga termasuk operator alat berat yang mencoba memberikan pertolongan," jelasnya.
Kendati berhasil selamat, peristiwa ini membuat Rahman menderita luka di bagian pinggang
"Lukanya saya dapat karena terus merayap selama terjebak reruntuhan," tuturnya.
Saat ini, Rahman bersama istri dan keluarganya tinggal di tempat pengungsian. Rumahnya ikut hancur akibat guncangan gempa bumi. Namun malang, selama berada di pengungsian, Rahma mengaku hingga saat ini dia belum mendapat bantuan.
(nvl/nvl)