Kasus Corona di Indonesia melonjak. Rekor angka kasus baru Corona harian pun terpecahkan lagi sampai tembus 11 ribuan.
Dalam waktu satu pekan sejak 8 Januari 2021, tambahan kasus harian Corona sudah menyentuh angka 10 ribu. Rekor itu tercatat pada tanggal 8 Januari dengan angka 10.617 kasus baru.
Angka kasus baru harian pada 8 Januari itu tertinggi sejak Maret 2020, saat kasus pertama Corona muncul di Indonesia. Sehari kemudian, angka kasus baru belum juga mereda.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada 9 Januari, kasus tambahan Corona masih di angka 10 ribuan, yakni menyentuh 10.046. Dalam waktu enam hari, angka kasus baru Corona naik turun. Sempat di angka 8.000-an, jumlahnya meningkat lagi ke 10.047 kasus baru harian Corona di RI. Berikut datanya:
8 Januari: 10.617
9 Januari: 10.046
10 Januari: 9.640
11 Januari: 8.692
12 Januari: 10.047
Rekor baru terpecahkan pada Rabu (13/1/2021). Angka kasus baru Corona di RI mencapai 11.278. Ini adalah catatan rekor tertinggi sejak Maret 2020.
Dari angka 11 ribuan itu, provinsi yang paling banyak menyumbang angka kasus baru Corona di RI adalah DKI Jakarta. Per kemarin, DKI mencatat ada 3.476 kasus. Ini juga rekor tertinggi angka kasus Corona di Ibu Kota.
Wilayah lainnya adalah Jawa Barat dengan 1.755 kasus, Jawa Tengah dengan 1.475 kasus, Jawa Timur 815 kasus, dan Sulawesi Selatan 648 kasus.
Catatan rekor pada 13 Januari kemarin tidak dibarengi dengan angka tertinggi kasus sembuh dari Corona. Kemarin tambahan pasien sembuh dari Corona di angka 7.657 orang. Sedangkan rekornya tercatat pada 11 Januari dengan angka 7.715 pasien sembuh.
Kabar dukanya, justru kasus kematian yang juga melonjak dan mencatat rekor. Pada 13 Januari kasus meninggal dunia akibat Corona sebanyak 306 pasien. Ini juga data tertinggi sejak Maret 2020.
Imbas lonjakan angka kasus Corona membuat pemerintah mengambil kebijakan untuk melakukan pembatasan kegiatan masyarakat. Kebijakan ini sudah berjalan sejak 11 Januari sampai 25 Januari mendatang di sebagian Jawa dan Bali.
Jubir Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito mengatakan satu minggu terakhir ini merupakan minggu yang berat bagi penanganan COVID-19. Satu minggu terakhir ini kasus Corona harian bisa lebih dari 10 ribu kasus.
Wiku menjelaskan penambahan kasus COVID-19 ini bisa berimbas pada penanganan pasien yang ada di rumah sakit. Imbasnya bisa berpotensi meningkatkan angka kematian akibat Corona.
"Hal ini secara langsung dapat berdampak negatif kepada keseluruhan usaha penanganan atau treatment di rumah sakit tersebut. Apabila angka ini terus meningkat dan menyebabkan kasus rumah sakit penuh, sangat berpotensi untuk menaikkan angka kematian akibat COVID-19," tuturnya.
Lebih lanjut Wiku memperingatkan soal kondisi sistem kesehatan yang bisa lumpuh. Menurutnya, jika sistem kesehatan lumpuh, yang dirugikan bukan hanya pasien COVID-19.
"Sistem kesehatan kita akan lumpuh. Apabila sistem kesehatan kita lumpuh, hal ini tidak hanya merugikan penderita COVID-19 semata. Namun juga masyarakat umum yang membutuhkan perawatan akibat penyakit lain selain COVID-19. Utamanya mereka yang membutuhkan pelayanan kesehatan esensial. Seperti penderita penyakit paru dan jantung," ungkapnya.
Sementara itu, terkait rekor 3.476 di DKI Jakarta, Wagub Ahmad Riza Patria sudah angkat bicara.
Riza menuturkan bahwa rekor kasus positif virus Corona hari ini juga disebabkan peningkatan pengetesan. Dia menjelaskan Pemprov DKI memang tengah gencar melakukan tes Corona.
"Dan hasil hari ini cukup tinggi ya, jumlahnya sampai 3.476. Namun ini hasil disebabkan karena tujuh dari RS BUMN yang masuk dalam 7 hari terakhir. Jadi ini merupakan gabungan, rapelan ya," kata Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (13/12/2020).
"Kemudian kedua disebabkan adanya testing yang meningkat sebanyak 119.737 testing PCR. Jadi sekali lagi Pemprov DKI Jakarta selalu berusaha memastikan adanya peningkatan testing. Karena testing ini upaya yang sangat penting yang kita lakukan bersama untuk memastikan mendapatkan titik-titik penyebaran COVID sehingga kami bisa lebih cepat lebih mudah melakukan upaya-upaya pencegahan, penanganan" ucapnya.
Riza pun mengimbau seluruh warga DKI Jakarta patuh terhadap protokol kesehatan. Orang nomor 2 di DKI Jakarta ini juga menyampaikan bahwa 80 persen keberhasilan penanganan pandemi COVID-19 didasari disiplin masyarakat.