Presiden Joko Widodo (Jokowi) menunjuk Komjen Listyo Sigit Prabowo (LSP) sebagai calon Kapolri tunggal. Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengatakan Komjen LSP adalah sosok yang profesional dan memiliki jam terbang yang tinggi di kepolisian.
"Saya kira keputusan Presiden adalah langkah yang tepat, pertama kita juga harus memahami bahwa harus ada kesenyawaan juga dengan Presiden, karena Kapolri tentu akan melekat untuk bisa melihat garis-garis kebijakan Presiden apa, jadi harus orang yang bisa mengerti. Dan dari sisi itu saya kira Pak Sigit punya jam terbang sekaligus beliau adalah jenderal yang profesional," kata Sekjen PBNU Helmy Faishal Zaini kepada wartawan, Rabu (13/1/2021).
Helmy juga memuji kinerja Komjen Listyo Sigit Prabowo selama bertugas sebagai Kabareskrim. Dia menyinggung pengungkapan jaringan terorisme.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Semasa beliau menjabat Kabareskrim, kita bisa lihat penanganan terorisme, menunjukkan negara hadir dalam situasi ini, itu kan peran dari Bareskrim juga menentukan," kata dia.
"Jadi isu-isu besar yang selama ini tertutup dan tidak terungkap di masa Pak Sigit ini dilakukan upaya-upaya penangkapan. Tentu tantangan-tantangan ke depan besar sekali, diperlukan kesigapan dan tentu sikap tegas Kapolri nanti ke depan," kata Helmy.
Meski demikian, Hemly mengatakan masih banyak tugas yang harus dijalankan Komjen Listyo Sigit Prabowo jika disetujui DPR menjadi Kapolri. Dia mengatakan tugas di antaranya pemberantasan narkoba dan radikalisme.
"Jadi tantangan ke depan adalah radikalisme, terorisme, dan yang kedua adalah pemberantasan narkoba itu saya kita yang selama ini menjadi keprihatinan kita bersama. Ketiga adalah masalah keamanan dalam negeri ya," jelasnya.