Seorang ibu hamil di Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat (Sulbar), Nurmi (37), harus ditandu sejauh 12 kilometer untuk menuju puskesmas terdekat. Sebab, akses jalan dari desa tempatnya tinggal belum memadai untuk dilalui kendaraan roda 4.
Wanita asal Desa Lenggo, Kecamatan Bulo, itu harus ditandu beramai-ramai oleh warga dengan melewati hutan hingga sungai untuk dibawa ke puskesmas agar mendapatkan pertolongan medis. Beratnya perjuangan warga menandu Murni sempat dibagikan salah seorang warga di media sosial.
"Jam 5 subuh kami menandu saudara kami Mama Inu (Nurmi) untuk menuju Puskesmas karena dia mau melahirkan, karena sudah dua hari belum keluar-keluar (melahirkan) juga," ujar salah seorang warga yang ada di video tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Dalam video terlihat, Nurmi ditandu menggunakan dua potong bambu. Nurmi duduk pada dua kursi plastik yang disusun memanjang menjadi satu. Untuk memberi rasa nyaman, pada bagian belakang diberi sandaran dari kasur.
Sesekali warga berhenti, sekedar untuk beristirahat, sembari memeriksa cairan infus yang dipasang di tubuh Nurmi. Salah seorang pemuda Desa Lenggo, Habibi, mengungkapkan Nurmi memang mulai ditandu warga pada Selasa (12/1/2020) sekitar pukul 05.00 Wita subuh tadi.
"Start jam 5 subuh dari Lenggo, tiba di Puskesmas Bulo jam 9 pagi," ujar Habibi dalam pesan singkatnya kepada wartawan.
Saat tiba di Puskesmas Bulo, Nurmi langung dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Polman untuk mendapatkan pertolongan.
Hingga saat ini Desa Leggo masih terisolasi, simak selengkapnya di halaman selanjutnya>>>
Habibi menyebut kampung halamannya di Desa Lenggo memang masih terisolasi dengan akses jalan yang belum memadai dan buruk. Jalur yang melewati sungai juga belum ada jembatan.
"Sembilan kilometer yang belum bisa (dijangkau kendaraan), tapi sayang jembatan tidak ada, jadi akses sulit," katanya.
Habibi berharap segera ada perhatian pemerintah agar akes jalan menunu desanya segera terbuka dan dapat dilalui dengan baik. Sebab kisah yang dialami Nurmi bukan kali pertama terjadi.
"Ini sudah yang kesekian kalinya terjadi. Kami berharap, pemerintah memberi perhatian, agar warga kami bisa lepas dari kesulitan, akibat buruknya infrastruktur jalan," imbuhnya.
![]() |
Sementara itu, Camat Bulo Muh Danas mengungkapkan pemerintah pernah melakukan upaya perbaikan jalan menuju Desa Lenggo, tapi terhenti karena dianggap melanggar lantaran melewati kawasan hutan.
"Perhatian pemerintah kemarin dengan adanya perbaikan jalan menuju Lenggo, itulah yang terhambat, itu dianggap kawasan, diklaim pihak Kehutanan, jadi dihentikan," ujar Danas.
Danas menyebut pihaknya telah berupaya melengkapi sejumlah persyaratan agar perbaikan jalan menuju Desa Lenggo dapat dilanjutkan kembali.
"Bagaimana melengkapi semua persyaratan supaya pekerjaan jalan di sana bisa dilanjutkan, karena tidak ada jalan lain pak, setiap ada kejadian, tidak ada jalan lain kalau tidak ditandu, " tutupnya," pungkasnya.