Nenek 92 Tahun Terbaring Lemah Tak Dibawa ke RS, Takut Divonis Corona

Nenek 92 Tahun Terbaring Lemah Tak Dibawa ke RS, Takut Divonis Corona

Abdy Febriady - detikNews
Senin, 11 Jan 2021 18:36 WIB
Hapasia (92) sudah sepekan terbaring di rumah salah satu anaknya
Foto: Hapasia (92) sudah sepekan terbaring di rumah salah satu anaknya (Abdy Febriady/detikcom)
Polewali Mandar -

Hapasia (92), warga Desa Bonne-Bonne, Kecamatan Mapilli, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat (Sulbar) Sudah sepekan terbaring di rumah salah satu anaknya. Kondisi Hapasia semakin melemah, karena sulit mengkonsumsi makanan ataupun minuman.

Anaknya, Labasa (58) mengaku tidak dapat berbuat banyak untuk memulihkan kondisi sang ibunda. Selain karena keterbatasan biaya, Labasa urung memeriksakan kondisi Hapasia ke rumah sakit lantaran takut ibunda divonis terpapar virus Corona (COVID-19).

"Selain karena faktor biaya, kita juga takut Pak, jangan sampai dianggap Corona," kata Labasa kepada wartawan di rumahnya, Senin (11/01/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelumnya, Hapasia diketahui tinggal sendiri di rumahnya. Dia akhirnya dievakuasi ke rumah anaknya, karena kondisinya yang sudah sakit-sakitan.

"Dia lama tinggal sendiri di rumahnya, dia pernah jatuh, hingga membuat kondisinya tidak stabil. Setelah itu dia kami bawa ke sini untuk tinggal bersama," ungkap Labasa yang sehari-hari bekerja sebagai petani.

ADVERTISEMENT

Kendati urung memeriksakan kondisi Hapasia ke rumah sakit, Labasa berharap, sang ibu tetap mendapat perhatian dari petugas kesehatan.

Kepala UPTD Puskesmas Mapilli H Saldy Kursani mengungkapkan berdasarkan hasil pemeriksaan sementara, penurunan kondisi kesehatan Hapasia diduga karena faktor usia. Saldy juga menegaskan, pihaknya rutin berkunjung untuk memeriksa kondisi Hapasia.

"Tensinya cenderung tidak stabil, apalagi susah makan, kemungkinan karena faktor usia. Petugas kami rutin berkunjung, memeriksa kondisi pasien," ujar Saldy usai mendampingi dokter Puskesmas Mapilli memeriksa kondisi Hapasia.

Saldy juga menyarankan kepada keluarga agar membawa Hapasia ke rumah sakit untuk diperiksa. "Termasuk meminta keluarga membawanya ke rumah sakit, namun keluarga pasien yang berhak memutuskan," sambung dia.

Dalam kunjungannya itu, Saldy bersama tim medis Puskesmas Mapilli juga menyerahkan sejumlah bantuan, untuk meringankan beban Hapasia dan keluarganya. Saldy tetap berharap, pihak keluarga segera membawa Hapasia ke rumah sakit untuk penanganan lebih lanjut.

(aud/aud)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads