Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mencurigai demo yang mendukung program Tri Rismaharini adalah massa suruhan. PDI Perjuangan memberi pembelaan kepada Menteri Sosial itu.
Kecurigaan PKS ini bermula saat sejumlah massa mahasiswa yang tergabung ke dalam Komite Aksi Mahasiswa untuk Reformasi dan Demokrasi (Kamerad) melakukan aksi di depan Kementerian Sosial (Kemensos), Salemba, Jakarta Pusat, Rabu (6/1). Massa aksi meminta para dirjen di Kemensos mendukung setiap kebijakan Mensos Risma.
Mereka membawa dua spanduk bertulisan 'Meminta jajaran Dirjen Kemensos untuk Mensupport Setiap Kebijakan dan Agenda Kemensos di Bawah Kepemimpinan Ibu Dr. (H.C.) Ir. Tri Rismaharini, M.T.'.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Albar selaku koordinator kapangan Kamerad menjelaskan mereka ingin mendukung kebijakan Risma sebagai Mensos. Dia menyebut ada dirjen yang tidak sepakat dengan kebijakan Risma.
"Ada beberapa dirjen tidak sepakat dengan langkah-langkah Ibu Risma. Saya tidak bisa menyebutkan siapa, tapi insyaallah itu akan terbukti dengan sendirinya. Maka saya minta jajaran Kemensos itu harus mengikuti instruksi Bu Risma dan mendukung kegiatan Bu Risma," ujar Albar di lokasi.
Adalah Ketua DPP PKS, Bukhori Yusuf yang melempar rasa curiga. Kecurigaan ini bukan tanpa sebab, Bukhori mengaku bingung karena massa itu lebih tahu darinya yang menjadi anggota dewan.
"Aneh kenapa para pendemo sampai lebih tahu dari dewan (DPR) bahwa para dirjen tidak sepakat dengan menteri (Mensos Risma)," kata Bukhori saat dihubungi, Rabu (6/1/2021).
"Karena itu saya menduga itu hanya pendemo suruhan," ucapnya.
Anggota Komisi VIII DPR RI itu pun tidak ingin menanggapi lebih jauh terkait isu tersebut. Menurutnya jika persoalan dirjen itu benar, maka bisa diselesaikan secara internal Kemensos.
"Karena massa suruhan biar diselesaikan internal mereka," ujarnya.
Elite PDIP Hendrawan Supratikno pun membela kadernya yang menjadi Mensos itu. Dia kemudian berbicara pihak yang berprasangka buruk yang biasanya membayar aksi.
"Dari pengalaman yang sudah-sudah, yang sering terjadi, yang berprasangka buruk biasanya yang bayar, karena dalam waktu singkat sudah mengembangkan narasi yang bagi kami juga aneh dan tak terpikirkan," kata Hendrawan, kepada wartawan, Kamis (7/1).
Hendrawan kemudian merasa heran dengan sikap PKS yang terlihat berburuk sangka. Dia menegaskan PDIP tidak ahli dalam bayar membayar.
"Saya punya banyak teman di PKS. Mereka rata-rata tidak suka berburuk sangka (suuzan). Mereka juga tahu, kami tidak ahli dalam soal bayar-membayar untuk soal demo," ujarnya.
Risma Merasa Didukung Jajaran di Kemensos
Risma kemudian angkat bicara terkait demo di depan kantornya itu. Risma mengaku tidak tahu dengan demo tersebut.
"Aku nggak tahu ya, nggak tahu aku (soal demo di Kemensos, red)," kata Risma di Grand Kamala Lagoon, Bekasi, Jumat (8/1/2021).
Saat ditanya lebih lanjut, Risma merasa sudah didukung jajarannya di Kemensos. Namun demikian, Risma mengaku perlu penyesuaian di Kemensos.
"Mendukung. Cuman kan harus klik gini kan, harus klik. Saya harus menyesuaikan," kata Risma.
Risma kemudian memaparkan tugasnya sebagai Mensos. Tugas tersebut juga dia komunikasikan kepada dirjen di Kemensos.
"Karena bayangan saya Kemensos itu ya tadi harus mengangkat, dari miskin kemudian menjadi tidak miskin. Ini yang harus terus dikomunikasikan dengan para dirjen," sebutnya.