Ulama NU-NW Doakan Kedamaian di NTB, Minta Hindari Polemik Nama Bandara

Ulama NU-NW Doakan Kedamaian di NTB, Minta Hindari Polemik Nama Bandara

Faruk Nickyrawi - detikNews
Rabu, 06 Jan 2021 23:43 WIB
Doa bersama forkopimda dan tokoh NU-NW di Mapolda NTB
Foto: Doa bersama forkopimda dan tokoh NU-NW di Mapolda NTB (dok. istimewa)
Mataram -

Kapolda Nusa Tenggara Barat (NTB) Irjen Mohammad Iqbal menggelar acara doa bersama dan silahturahmi di Lapangan Tenis Mapolda NTB. Sejumlah tokoh agama seperti Nahdlatul Ulama (NU) dan Nahdlatul Wathan (NW), Gubernur NTB Zulkieflimansyah dan Danrem 162 Wira Bhakti Danrem 162/Wira Bhakti Brigjen TNI A Rizal Ramdhani serta ketua DPRD NTB Isvie Rupaeda hadir dalam acara tersebut.

"Kami tidak bisa bekerja dengan maksimal apabila tidak dibantu oleh semua stakeholders dan semua elemen, sekaligus yang paling penting terutama adalah doa dan peran para ulama, para tuan guru," ungkap Iqbal dalam sambutannya di acara doa bersama dengan 'Dalam Ummat Bersatu, NTB Damai', Rabu (6/1/2021).

Iqbal mengatakan, dalam menyelesaikan persoalan seperti polemik daerah, TNI Polri tidak bisa sendiri, melainkan perlu adanya dukungan dari para ulama dan tokoh agama yang dianggap menjadi panutan masyarakat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya dinasehati oleh Ayahanda Tuan Guru Haji Lalu Muhammad Turmudzi Badruddin, katanya, 'Pak Kapolda, insya Allah kalau niatnya baik, insya Allah, Allah akan mengatur dan menyusun apa yang menjadi atau diniatkan," tuturnya.

Iqbal berharap silaturahmi dan doa bersama dapat menjadi momen seluruh peserta meneguhkan komitmen menjaga kedamaian di NTB. Iqbal menyampaikan dinamika di tengah masyarakat tak mungkin bisa dihindari seluruh, namun bila dihadapi dengan kebersamaan maka permasalahan akan menemukan solusi.

ADVERTISEMENT

"Semoga dengan kita duduk bersama, bersilaturrahmi dan berdoa, semua permasalahan akan segera mendapatkan titik temu dan solusi. Amin," harapnya.

Tokoh agama dari ormas NU NTB, TGH Ma'rif Makmun Diranse yang hadir dalam acara kemudian bicara salah satu hal yang menjadi polemik di NTB, yakni pergantian nama Bandara Internasional Lombok (BIL). Dia meminta jangan ada upaya membenturkan antartokoh agama di NTB.

"Persoalan bandara jangan diributkan, jangan sampai membenturkan pemuka-pemuka atau pimpinan NU dan NW. Karena mereka (warga NW, red) adalah sahabat atau teman. Di antara kami ada hubungan emosional, ada hubungan silsilah keguruan, dan lain-lain. Karenanya, kami warga Nahdlatul Ulama meminta agar permasalahan nama bandara, jangan dikait-kaitkan dengan NU dan NW. Mari kita serahkan kepada pemerintah dan yang berwenang," ujar Pimpinan Ponpes Manhalul Ma'arif Darek Lombok itu.

Senada dengan NU, perwakilan ormas NW yaitu TGH. Yusuf Makmun mengatakan dalam kehidupan pasti ada masalah, termasuk soal pergantian nama bandara. Dia mengajak perbedaan pandangan soal bandara disikapi dengan rasa kebersamaan.

"Perbedaan jangan menjadikan suatu masalah, karena sudah sewajarnya dalam hidup pasti ada masalah. Mari jadikan perbedaan menjadi sebuah kebersamaan. Soal nama bandara, kami menyerahkan sepenuhnya kepada pemerintah," ujarnya.

Acara doa bersama tersebut dihadiri juga oleh Mustasyar PBNU yang juga Pengasuh Yayasan Ponpes Qamarul Huda Bagu TGH Lalu Turmudzi Badruddin, Ketua MUI NTB H Syaiful Muslim, Ketua PWNU NTB Dr TGH Masnun Tahir, para tokoh agama dan masyarakat serta tokoh pemuda Lombok Tengah.

Sebelumnya diberitakan perubahan nama Bandara Internasional Lombok menuai pro dan kontra. Pihak yang kontra dengan perubahan nama Bandara Lombok itu mengancam akan melakukan aksi penolakan.

Gubernur NTB Zulkieflimansyah, pada Senin (18/11/2019), mengungkapkan banyak warga yang menginformasikan kepada dirinya melalui pesan singkat bahwa akan terjadi unjuk rasa penolakan perubahan nama bandara.

"Menurut saya demo wajar-wajar saja di era demokrasi seperti sekarang ini sebagai bentuk freedom of expression, adanya kebebasan berekspresi," kata Zul dalam keterangan tertulis.

Perubahan nama bandara, sebut Zul kala itu, keputusan pemerintah pusat, bukan keputusan gubernur atau bupati.

"Keputusan mengganti nama bandara dengan nama Maulana Syaikh bukan karena beliau pendiri NW atau apa. Tapi karena penghargaan pemerintah pusat kepada beliau sebagai Pahlawan Nasional. Beliau milik kita semua bangsa Indonesia. Beliau bukan milik kelompok atau daerah tertentu. Beliau kebanggaan kita semua," jelas Zul.

Perubahan nama Bandara International Lombok (BIL) menjadi Bandara Internasional Zainuddin Abdul Madjid (BIZAM) sesuai dengan Surat Gubernur Nusa Tenggara Barat Nomor 550/375/Dishub/2019 tentang Pelaksanaan Keputusan Menteri Perhubungan RI Nomor 1421 tahun 2018.

Doa bersama forkopimda dan tokoh NU-NW di Mapolda NTBFoto: Doa bersama forkopimda dan tokoh NU-NW di Mapolda NTB (dok. istimewa)

Halaman 2 dari 2
(aud/aud)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads