Masalah Sampah di Pekanbaru Makin Parah

Round-Up

Masalah Sampah di Pekanbaru Makin Parah

Tim detikcom - detikNews
Rabu, 06 Jan 2021 23:18 WIB
Tumpukan sampah tercecer di Pasar Pagi Arengka Kota Pekanbaru, Riau. Sampah ini menimbulkan bau tidak sedap dan meresahkan masyarakat.
Tumpukan sampah tercecer di Pasar Pagi Arengka Kota Pekanbaru, Riau. (Foto: Raja Adil Siregar)
Pekanbaru -

Permasalahan sampah di wilayah Pekanbaru, Riau kian mengkhawatirkan. Tumpukan sampah itu tak hanya di satu titik, tapi ada di beberapa lokasi, bahkan sampai ada di dekat rumah dinas Gubernur Riau.

Pantauan detikcom, pada Selasa (5/1/2021), tumpukan sampah itu terlihat di Pasar Pagi Arengka. Sampah itu sudah dalam kondisi membusuk dan mengeluarkan bau yang tak sedap. Tak hanya di satu titik itu saja, ada pula tumpukan sampah di beberapa jalan protokol yang dijuluki Kota Madani.

Kemudian hari ini, Rabu (6/1/2021), detikcom melihat lagi tumpukan sampah di sekitar rumah dinas Gubernur Riau, Jalan Diponegoro, Pekanbaru. Terlihat sampah berserakan di bagian luar pagar rumah dinas Syamsuar. Sampah-sampah itu kebanyakan berupa plastik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tumpukan sampah berserakan di sekitar rumah dinas Gubernur Riau (Raja Adil-detikcom)Tumpukan sampah berserakan di sekitar rumah dinas Gubernur Riau (Raja Adil-detikcom)

Lalu, ada juga terlihat di beberapa jalan protokol Kota Pekanbaru. Mulai dari Jalan Arengka, Jalan Tambusai, Jalan Sudirman, hingga Jalan Tuanku Tambusai. Tumpukan sampah ini mulai mengeluarkan bau tak sedap. Apalagi, saat ini sudah masuk musim hujan.

Tumpukan sampah itu disorot DPRD setempat

ADVERTISEMENT

Ketua DPRD Kota Pekanbaru, Hamdani, turut menyoroti soal sampah di kotanya yang membuat resah masyarakat. Ia meminta pengelolaan sampah dialihkan ke kecamatan dan lurah.

"Kami sangat menyesalkan ini, apalagi soal sampah ini sudah terjadi sejak tahun-tahun sebelumnya. Kalau kami lihat ini cukup dari kecamatan dan kelurahan yang menangani soal sampah," Hamdani ketika dimintai konfirmasi detikcom, Selasa (5/1/2021).

Kekecewaan itu, kata Hamdani, karena tak ada persiapan dari Pemko Pekanbaru, khususnya Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Pekanbaru, mengingat masalah sampah terjadi setelah habis kontrak dengan pihak ketiga berulang kali.

"Sampah ini kan sudah tahu ada masa jeda berakhirnya kontrak. Harusnya ada mitigasi dan bagaimana menanggulanginya. Itulah yang sangat kami sesalkan dengan Pemko dan DLHK khususnya," kata Hamdani.

Terkait permasalahan sampah, DPRD pun sudah memanggil DLHK. Para perwakilan rakyat meminta masalah penumpukan sampah tak terulang.

"Kami telah panggil DLHK tadi ke DPRD, ke depan akan buat kontrak baru. Tentu kami kasih masukan untuk diselesaikan, ini bisa membahayakan masyarakat kalau lama dibiarkan, apalagi hujan, penyakit banyak," ujar Hamdani.

Simak berita selengkapnya di halaman berikut

Hamdani mengatakan pengelolaan sampah di Kota Madani terbagi menjadi tiga zona. Ada dua zona yang dikelola pihak ketiga dan satu zona dikelola DLHK sendiri.

"Ini terjadi dari tahun-tahun sebelumnya. Jadi zona kontrak saja yang terkendala, tentu zona yang ditanggungjawabi pasti terganggu juga lama-lama," katanya.

Terakhir, politikus PKS tersebut turut mencontohkan pengelolaan sampah pada masa kepemimpinan wali kota lama, yakni Herman Abdullah. Di mana sampah saat itu dikelola oleh kecamatan dan kelurahan.

"Ini cukup DLHK saja dengan melibatkan kecamatan dan kelurahan. Jadi keuangan kita tidak terlalu berat, jaman Pak Herman Abdullah, kan ini dikelola oleh kelurahan dan kecamatan," katanya.

"Malah tidak ada masalah, bahkan dapat Piala Adipura. Sebetulnya nggak payah-payah betul kan kelola sampah ini. Kalau nunggu lelang bisa sampe Februari baru, nunggu proses lelang kontrak," katanya lagi.

Masalah sampah terjadi sejak Juni 2016

Masalah tumpukan sampah di Pekanbaru, Riau, seolah tak pernah tuntas. Tumpukan sampah yang tak terangkat dan menimbulkan bau tak sedap hingga mengganggu warga setidaknya tercatat terjadi sejak 2016.

Dirangkum detikcom, Selasa (5/1/2021), masalah tumpukan sampah setidaknya tercatat terjadi sejak Juni 2016 dan terus terulang tiap tahun. Saat itu, tumpukan sampah menimbulkan bau tak sedap yang terjadi di mana-mana.

Sampah berserakan mulai di Jalan Soebrantas, Kecamatan Tampan. Jalan ini adalah jalur terpadat dan pintu masuk ke Kota Pekanbaru sebelah barat.

Awal Januari 2017, tumpukan sampah kembali terjadi di ibu kota Riau. Tumpukan sampah terlihat di Jalan Soebrantas hingga ke Jalan Arengka, Pekanbaru. Sampah terlihat berada di kanan dan kiri jalan.

Tumpukan sampah saat itu banyak terlihat di persimpangan Jalan Soebrantas dengan Jalan Delima. Lokasi itu dijadikan tempat pembuangan sampah rumah tangga oleh warga.

Masalah tumpukan sampah kembali terjadi April 2019. Gubernur Riau Syamsuar dan Wagub Edy Natar beserta jajaran PNS sempat bergotong royong menyingkirkan sampah di Pekanbaru.

Halaman 2 dari 2
(eva/lir)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads