PKB menilai Mensos Tri Rismaharini atau Risma harus lebih membenahi Kementerian Sosial (Kemensos) daripada sekadar melakukan blusukan di Jakarta.
"Yang harus dilakukan Risma sekarang itu adalah membenahi manajemen Kementerian Sosial. Itu yang lebih penting dari sekadar blusukan," kata Wakil Sekretaris Dewan Syuro DPP PKB KH Maman Imanulhaq kepada wartawan, Selasa (5/1/2021).
Anggota Komisi VIII DPR RI itu mengatakan Risma akan menemukan kekurangan dalam kementeriannya melalui reformasi birokrasi. Ia pun menekankan pentingnya koordinasi mulai dari lingkup internal hingga lintas kementerian guna membenahi permasalahan di Kemensos.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dari reformasi birokrasi itu, pembenahan itu, akan diketemukanlah apa yang menjadi kekurangan dan kesulitannya, soal data, soal kenapa ada bansos yang tidak sesuai nilai, kenapa sulitnya koordinasi dengan pihak daerah, kenapa masih banyak yang seharusnya menerima malah tidak menerima sementara ada orang yang mendapatkan dobel apa bantuan, itu yang lebih penting untuk saya," ujar Maman.
"Daripada blusukan, sebaiknya lebih baik koordinasi dengan internal dan juga lintas kementerian," sambungnya.
Di sisi lain, Maman juga mendukung aksi blusukan Risma apabila kegiatan itu ditujukan untuk mencari permasalahan yang masih terjadi di masyarakat. Terlebih jika aksi blusukan Risma tidak hanya dilakukan di Jakarta.
"Kalau blusukan itu dimotivasi untuk belanja masalah. Tentu itu sangat kita dukung. Apalagi kalau blusukannya tidak hanya di Jakarta. Karena beliau adalah Menteri Sosial. Menteri itu kawasannya seluruh Indonesia," ucapnya.
Maman juga mendorong Risma menyusun prioritas terkait birokrasi reformasi yang berkaitan dengan validasi data bantuan sosial (bansos) di Kemensos. Ia kemudian menyoroti kegagalan sejumlah eks Mensos dalam mengelola Kemensos.
"Sekali lagi berapa Menteri Sosial yang ditangkap oleh aparat, dari mulai Bacthiar Chamsyah, lalu siapa namanya, Idrus Marham, lalu kemarin Pak Juliari Batubara. Ini penting bagi kita karena seorang menteri adalah seorang manajerial yang mampu melakukan reformasi birokrasi. Bukan sekadar seorang yang ingin kampanye atau pencitraan, itu penting digarisbawahi," ujar Maman.
Selain itu, Maman meminta Risma mencatat setiap persoalan penting yang ditemukannya saat melakukan blusukan. Ia berharap Risma juga bisa membuat solusi yang bersifat menyeluruh.
"Misalnya kemarin dia ketemu tunawisma. Nah itu harus menjadi bahan catatan sampai seberapa banyak seluruh Indonesia terutama kota-kota besar orang yang homeless, tidak mempunyai rumah, lalu bagaimana solusinya. Jadi ini kepada kebijakan bukan satu per satu atau kasus per kasus, tapi kebijakan yang bersifat menyeluruh. Itu baru menteri, bukan gubernur atau wali kota," ucapnya.
Seperti diketahui, Mensos Tri Rismaharini atau akrab disapa Risma kembali blusukan di Jakarta, Senin (4/1/2021). Di akhir Desember 2020 usai dilantik, Risma mengunjungi bantaran Kali Ciliwung.
Risma juga menemui gelandangan dan pemulung di kawasan Sudirman-Thamrin dan Pasar Baru Jakarta Pusat. Risma kemudian mengajak gelandangan yang ditemuinya untuk tinggal di tempat penampungan.
Kepala Bagian Publikasi dan Pemberitaan Kementerian Sosial (Kemensos), Herman Kuswara, kemudian mengungkapkan alasan Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini rajin blusukan di Jakarta. Menurutnya, Risma ingin melakukan pemetaan permasalahan sosial.
"Yang pertama ingin melakukan pemetaan permasalahan-permasalahan sosial yang aktual dan faktual. Sehingga ibu istilahnya dengan blusukan, melihat beberapa titik itu sebetulnya ingin memotret sejauh mana permasalahan-permasalahan sosial yang ada dan berkembang saat ini, yang memiliki urgensi untuk segera ditangani kan itu," kata Herman Kuswara saat dihubungi detikcom, Senin (4/1).