TPU di Pesisir Polman Diterjang Ombak Ganas, Kain Kafan-Tulang Bermunculan

TPU di Pesisir Polman Diterjang Ombak Ganas, Kain Kafan-Tulang Bermunculan

Abdy Febriady - detikNews
Rabu, 30 Des 2020 11:22 WIB
Makam di pesisir Polman dihantam gelombang tinggi hingga kain kafan dan tulang bermunculan (Abdy-detikcom).
Makam di pesisir Polman dihantam gelombang tinggi hingga kain kafan dan tulang bermunculan .(Abdy/detikcom)
Polman -

Sebuah tempat pemakaman umum (TPU) di wilayah pesisir Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat (Sulbar), porak poranda diterjang gelombang tinggi air laut. Akibatnya, kain kafan hingga tulang jenazah yang ada di dalam makam bermunculan.

Pantauan detikcom di TPU yang berada wilayah Pantai Alli-Alli, Kelurahan Takatidung, Kecamatan Polewali, Kabupaten Polewali Mandar, Sulbar, Rabu (30/12/2020), tampak sejumlah makam sudah hancur tergerus air laut. Bahkan kain kafan dari makam hingga tulang belulang jenazah sudah tampak keluar.

Menurut warga, kondisi ini sudah terjadi sejak beberapa tahun terakhir, dan puncaknya terjadi di musim hujan pada Desember ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sudah tiga tahun terkikis, ombaknya kalau Musim Barat (di akhir tahun) baru besar, paling parah ini (tahun). Ada ratusan kuburan yang hilang," kata salah seorang warga, Badawi kepada wartawan di lokasi TPU, Rabu (30/12).

Makam di pesisir Polman dihantam gelombang tinggi hingga kain kafan dan tulang bermunculan (Abdy-detikcom).Makam di pesisir Polman dihantam gelombang tinggi hingga kain kafan dan tulang bermunculan. (Abdy/detikcom)

Menurut Badawi, sejumlah keluarga jenazah sempat memindahkan jenazah yang makamnya hancur tersapu ombak ke tempat yang lebih aman. Namun ada juga yang harus pasrah karena makam dan jenazah keluarganya benar-benar hilang disapu ombak.

ADVERTISEMENT

"Ada yang sudah dpindahkan, ada makam yang dibiarkan begitu saja (tersapu ombak), ada kelihatan tulang sama kafannya itu," tuturnya.

Lokasi tersebut memang sudah jarang digunakan untuk pemakaman orang dewasa. Namun masih banyak juga warga yang memfungsikan makam tersebut untuk jenazah bayi.

"Lokasi pemakaman sudah tidak difungsikan, terakhir tahun lalu (difungsikan), kecuali untuk bayi," ungkap warga lainnya, Hearia, yang mengaku telah kehilangan makam orang tuanya.

Selain memporak-porandakan areal pemakaman, gelombang tinggi membuat sejumlah warga di daerah ini terpaksa memindahkan rumahnya yang berada di pinggir pantai lantaran takut terseret ombak.

"Sudah 2 minggu rumah dipindahkan karena kena ombak, sudah tiga rumah yang dipindahkan," kata Haeria.

Warga mengaku pemerintah telah pernah membangun tanggul untuk mengamankan permukiman dan TPU dari terjangan gelombang tinggi. Namun sejak beberapa tahun terakhir, tanggul tersebut hancur karena tidak kuat menahan empasan gelombang tinggi.

"Kami berharap agar kiranya pemerintah memberikan perhatian, agar permukiman warga tidak ikut hilang seperti makam yang sudah banyak tenggelam," tutur Haeria.

(nvl/nvl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads