Pakar Tak Setuju Pelebaran Jalan di Puncak: Itu Undangan Bermacet-ria

Pakar Tak Setuju Pelebaran Jalan di Puncak: Itu Undangan Bermacet-ria

Matius Alfons - detikNews
Selasa, 29 Des 2020 11:43 WIB
Kendaraan menumpuk di Jalan Raya Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu (26/7/2020). Kepadatankendaraan tersebut diakibatkan tingginya antusias warga untuk berwisata di kawasan puncak, dan Sat Lantas Polres Bogor melakukan sistem buka tutup satu arah untuk mengurai kepadatan kendaraan di kawasan tersebut. ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/foc.
Kemacetan di Jalur Puncak Saat Liburan (Yulius Satria Wijaya/Antara Foto)
Jakarta -

Pakar Transportasi Darmaningtyas tidak sepakat dengan langkah pelebaran jalan hingga pembangunan jalan tol baru sebagai solusi untuk mengatasi macet di Puncak, Bogor. Dia menilai solusi tersebut justru akan semakin menambah kemacetan di kawasan Puncak.

"Saya termasuk orang yang tak setuju dengan pelebaran jalan untuk menambah kapasitas sebagai alternatif, karena menurut saya itu bukan alternatif yang cerdas," kata Darmaningtyas saat mengisi webinar yang disiarkan secara langsung di YouTube BPTJ, Selasa (29/12/2020).

Darmaningtyas mengatakan upaya pelebaran jalan tidak menyelesaikan permasalahan kemacetan di jalur Puncak, Bogor. Langkah itu justru dinilai mengundang kemacetan yang makin parah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Karena sudah terbukti bahwa semakin banyak jalan dilebarkan maka semakin banyak pula kendaraan yang akan melintas, sehingga yang terjadi bukan atasi kemacetan tetapi sebuah undangan bermacet-ria," ucapnya.

Tak hanya pelebaran jalan, Darmaningtyas juga tidak sepakat dengan wacana pembangunan tol baru di Jabodetabek yang mengarah ke Puncak, Bogor. Menurutnya upaya tersebut justru kontradiktif dengan langkah untuk menangani kemacetan di Bogor.

ADVERTISEMENT

"Menurut saya kita harus meminimalisir pembangunan kawasan-kawasan atau pembangunan jalan-jalan baru di wilayah Jabodetabek, kenapa? Karena begitu banyak jalan tol dibangun, kebutuhan rekreasi itu semakin meningkat, karena apa? Sehari-hari mereka (masyarakat Jabodetabek) hidup di jalanan yang gersang, sehingga di akhir pekan atau di masa libur orang ingin ke puncak, karena tak ada alternatif lain, agak kontradiktif kiat ingin mengatasi persoalan Puncak, tetapi dengan memperlebar atau dengan membangun kawasan kawasan tol baru di wilayah Jabodetabek, itu hal kontradiktif," paparnya.

Simak selengkapnya pemerintah disarankan membangun oase baru selain Puncak.

Darmaningtyas lebih menyarankan agar pemerintah mengupayakan pembangunan wilayah oase baru selain Puncak. Dengan begitu, masyarakat tidak hanya berfokus untuk berlibur ke Puncak.

"Nature itu bisa kita bangun gitu, mereka ingin udara segar, pengen hijau-hijauan dan air jernih, tetapi ketika membangun rumah selalu lapisi tanah dengan beton. Karena itu kita harus bangun oase-oase baru di wilayah Jabodetabek, mestinya yang harus dikembangkan kawasan-kawasan hijau yang jadi oase baru," ujarnya.

Lebih jauh, Darmaningtyas juga menyarankan agar kawasan Puncak Bogor dibatasi dari kendaraan umum. Menurutnya, masyarakat bisa menuju Puncak dengan memanfaatkan kendaraan publik.

"Dari segi transport, bagi saya yang dibutuhkan di Puncak bebaskan jalur puncak dari kendaraan pribadi, kecuali bagi warga yang tinggal di sana atau memiliki usaha di sana, teknis bisa dengan stiker atau apa. Jalur puncak itu hanya untuk angkutan umum, sehingga di sana lancar gitu, pindahkan pergerakan orang yang akan ke Puncak dengan gunakan angkutan umum," sebutnya.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads