Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Nusantara menemui Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko. BEM Nusantara mengaku siap menjadi mitra kritis pemerintah.
"Ini sebagai gerakan dan pola baru mahasiwa karena sudah merasa kemudahan untuk bersentuhan dengan Pemerintah. Oleh karena itu kami akan menjadi mitra kritis pemerintah," tutur Koordinator Pusat BEM Nusantara Hengky Primana saat menggelar audiensi dengan Kepala Staf Kepresidenan Moeldokko di Jakarta, Rabu (23/12/2020) dalam keterangan yang diterima detikcom.
Hengky mengatakan kegaitan yang dilakukan BEM Nusantara diharapkan menjadi kontribusi terhadap pemerintah. Hengky mengklaim bahwa pemerintah sangat terbuka dengan aspirasi mahasiswa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada kesempatan yang sama, Hengky mengungkap respons BEM Nusantara terhadap UU Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja. Dia menyebut pihaknya memilih jalur ke Mahkamah Konstitusi.
"Kami tidak ingin tergiring pada opini yang belum tentu kebenarannya. Maka kami memutuskan untuk mengambil jalur yudicial review ketimbang turun ke jalan," jelas Hengky.
Dalam pertemuan tersebut, para perwakilan BEM Nusantara berharap agar Moeldoko bersedia menjadi pembina BEM Nusantara. Tujuannya agar mahasiswa sebagai cikal bakal penerus estatef kepemimpinan ke depan, bisa membuat Indonesia lebih makmur dan lebih maju.
Moeldoko menghargai cara yang disampaikan BEM Nusantara. Menurut Moeldoko, saat ini mahasiswa tidak perlu lagi menunjukkan aspirasinya melalui demonstrasi, tapi bisa dengan cara demokrasi.
"Demokreasi itu jauh lebih produktif daripada demonstrasi. Jadi, bagaimana menunjukkan kreasi dan hasil inovasi, itu yang patut kita hargai," jelas Moeldoko.
Moeldoko mengaku siap memberi ruang untuk menjalin komunikasi lebih jauh dengan para mahasiswa. Moeldoko mengatakan mahasiswa harus jembatan masyarakat dan Pemerintah.
"Ada banyak cara. Tidak harus ramai-ramai, demonstrasi berlebihan. Bisa minta waktu, terutama melalui KSP. Karena KSP ini terbuka lebar, ada program KSP Mendengar. Kami biasa mendengarkan persoalan di masyarakat," imbuh Moeldoko.
Di akhir pertemuan, Moeldoko menegaskan, masalah negara tidak bisa hanya diselesaikan oleh Pemerintah sendiri. Maka butuh kerja sama berbagai elemen, dengan saling bergandeng tangan, saling membesarkan, dan tidak saling mengecilkan. Dia juga menyatakan siap untuk menjadi pembina BEM Nusantara.