Bertolak ke Pontianak, YLKI Monitor Lalu Lintas Libur Natal dan Tahun Baru

Bertolak ke Pontianak, YLKI Monitor Lalu Lintas Libur Natal dan Tahun Baru

Adhyasta Dirgantara - detikNews
Rabu, 23 Des 2020 14:38 WIB
Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi
Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi (Foto: Adhyasta Dirgantara/detikcom)
Tangerang -

Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi bertolak ke Pontianak, Kalimantan Barat hari ini. Ia mengaku ingin memonitor lalu lintas mudik Natal dan Tahun Baru 2021 selama berada di sana.

"Pesawat flight jam 12.50 WIB. Sambil monitor lalu lintas mudik ini saya akan ke Pontianak," ujar Tulus saat ditemui di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Rabu (23/12/2020).

Menurutnya, Pontianak menjadi salah satu kota yang banyak dituju oleh para pemudik. Pasalnya, terdapat banyak perayaan-perayaan di Pontianak.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Karena Pontianak salah satu kota yang juga dituju oleh banyak pemudik karena banyak perayaan-perayaan di sana," terangnya.

Selain itu, Tulus juga sekaligus mengecek kondisi Bandara Soekarno-Hatta selama masa liburan Natal dan Tahun Baru 2020/2021. Dia sudah cukup sering pergi keluar kota dengan menumpangi pesawat sekaligus mengecek perkembangannya.

ADVERTISEMENT

"Lihat bandara ini sebenarnya bukan kali pertama terbang, ini sudah kelima kali atau 6 kali keluar kota dengan pesawat. Ingin melihat bagaimana perkembangannya," kata Tulus.

Terlebih, baru-baru ini terjadi perubahan peraturan yang diterapkan kepada seluruh penumpang yang hendak pergi ke luar kota dengan menggunakan pesawat. Mereka diwajibkan menunjukkan hasil rapid test antigen, sudah bukan rapid test antibodi lagi.

Maka dari itu, YLKI menyayangkan peraturan yang mengakibatkan kerumunan yang sempat terjadi di Bandara Soekarno-Hatta kemarin. Masalah seperti itu berpotensi menciptakan klaster COVID-19 baru.

"Dan dalam hal ini terkait dengan perubahan persyaratan oleh pemerintah di mana penerbangan dari Jawa dan ke luar kota minimal harus antigen," ujarnya.

"Memang kalau kemarin terjadi crowded yang luar biasa, kita juga menyesalkan mengkritik karena itu kebijakan yang tiba-tiba yang panic policy sehingga menimbulkan kekacauan-kekacauan di lapangan. Tentu saja itu menjadi masalah serius karena bisa menimbulkan klaster baru," pungkas Tulus.

(ibh/ibh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads