JKN-KIS Bantu Petani di NTT Bebas Biaya Rawat Istri Pengidap TBC

JKN-KIS Bantu Petani di NTT Bebas Biaya Rawat Istri Pengidap TBC

Erika Dyah - detikNews
Selasa, 22 Des 2020 18:00 WIB
Peserta JKN-KIS
Foto: BPJS Kesehatan
Jakarta -

Program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) dari BPJS Kesehatan telah dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Hal ini terbukti dari banyaknya masyarakat yang terdaftar sebagai peserta JKN-KIS, diiringi meningkatnya angka kunjungan berobat di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) maupun rumah sakit dengan menggunakan kartu JKN-KIS.

Rui Mustika Dasilva Tavares (48), asal Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur, merupakan satu dari penerima manfaat Program JKN-KIS segmen Penerima Bantuan Iuran. Pria yang berprofesi sebagai petani ini terbebas dari biaya puluhan juta berkat menggunakan KIS untuk berobat, ketika almarhumah istrinya sakit dan harus menjalani rawat inap selama 21 hari.

"Almarhumah istri saya dirawat di rumah sakit karena sakit tuberkulosis. Awalnya seperti ada benjolan di bagian tenggorokan, kemudian sering batuk-batuk. Batuk-batuknya ini sudah sejak bulan Juni sampai tidak bisa menelan makanan. Kami membawanya ke Puskesmas Haekesak terlebih dahulu. Setelah itu, kami mendapat rujukan untuk ke RSUD," kenang pria yang akrab disapa Rui dalam keterangan tertulis, Selasa (22/12/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rui menjelaskan tidak ada biaya apapun yang harus dikeluarkannya sejak pertama sang istri menjalani rawat inap di rumah sakit pada Agustus lalu, hingga dinyatakan meninggal pada 26 September 2020. Jaminan kesehatan ini bisa dirasakan manfaatnya selama mengikuti prosedur yang berlaku.

Lebih lanjut, Rui mengungkapkan tidak ada perbedaan pelayanan kesehatan baik di puskesmas maupun rumah sakit. Keduanya dirasakan baik oleh Rui selama pengobatan sang istri berjalan.

ADVERTISEMENT

"Menurut saya program ini sangat baik dan bagus, karena jika tidak menjadi peserta JKN-KIS, jujur saya tidak mampu membayar semua biaya perawatan yang didapatkan almarhumah istri saya. Jika saya hitung-hitung, bisa sampai puluhan juta biaya yang saya keluarkan jika tidak menjadi peserta JKN-KIS," tuturnya.

Rui menutup kisahnya dengan harapan Program JKN-KIS dapat tetap berlangsung guna memberi akses pelayanan kesehatan kepada masyarakat, juga meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di Indonesia.

(mul/mpr)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads