Jakarta -
Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra disebut-sebut menolak membela Bachtiar Nasir karena telah dicap murtad dan kafir saat pilpres. Yusril buka-bukaan soal duduk perkaranya.
Yusril lalu menjelaskan alasan sebenarnya menolak membela Bachtiar Nasir.
"Memang beberapa pihak baik secara langsung menelpon, via WA atau tidak langsung di berbagai grup WA relatif banyak yang meminta kepada saya agar membela HRS sebagai pengacaranya. Saya jawab bahwa sebagai advokat saya tidak bisa menawarkan jasa kepada seseorang. Advokat itu harus pasif. Dia baru bisa membela atas permintaan yang bersangkutan atau keluarganya," kata Yusril Ihza Mahendra saat dimintai konfirmasi detikcom, Senin (21/12/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yusril dinarasikan menolak membela Bachtiar Nasir karena mengaku dia sudah dicap murtad dan kafir. Menurut Yusril, penolakan itu terkait dengan permintaan Ustadz Bachtiar Nasir, bukan soal Habib Rizieq.
"Tentang Ustadz Bachtiar Nasir, beliau bukan meminta agar saya membela HRS, tetapi membela beliau sendiri yang sudah ditetapkan sebagai tersangka di Polda Metro Jaya," kata Yusril.
"Dalam acara internal PBB (Mukernas V PBB) pertengahan Desember ini, dalam pengarahan saya kepada jajaran partai, saya jelaskan keengganan saya membela beberapa tokoh sebagaimana banyak dimintakan kepada saya. Dahulu, alangkah banyak ormas-ormas Islam, tokoh-tokoh Islam maupun nasionalis, warga masyarakat yang dizalimi yang saya bela mulai dari Kampung Luar Batang sampai ke berbagai daerah. Semua saya bela sukarela. Tetapi jika kesusahan sudah berlalu, mereka lupa. Itu kenyataannya," ucap Yusril.
Yusril mengaku merasa dizalimi menjelang pemilu. Dia merasa dizalimi karena enggan mendukung Prabowo Subianto di Pilpres 2019 dan bahkan dicaci maki murtad serta kafir.
"Menjelang Pemilu, saya merasa saya yang mulai dizalimi dan dicaci maki, bahkan ada yang mengatakan saya sudah murtad dan kafir. Mereka teriak-teriak melalui medsos, melalui jaringan streaming TV mereka, melalui spanduk dan lain-lain mengajak untuk menenggelamkan PBB. Semua gara-gara saya tidak mau mendukung Prabowo Subijanto. Neno Warisman bahkan mengatakan mungkin orang tidak akan menyembah Allah lagi kalau Prabowo kalah dalam Pilpres," sebut Yusril.
Setelah pengalaman dicaci maki kafir dan murtad ini, Yusril menolak beberapa permintaan bantuan kepadanya.
Lantas Yusril mengatakan kenapa Bachtiar Nasir tidak meminta bantuan ke Prabowo Subianto, simak berita selengkapnya
Satire Yusril: Kenapa Tak Minta Bantuan Prabowo yang Tak Dianggap Kafir?
Yusril kemudian melempar satire soal kafir ini. Yusril menyarankan Bachtiar Nasir menghubungi Menhan Prabowo Subianto.
"Karena itu, ketika banyak yang meminta bantuan ke saya, saya balik bertanya: mengapa tidak minta bantuan Prabowo Subianto? Saya kan Anda bilang sudah murtad dan kafir. Beliau Menhan dan anak buah Presiden Jokowi, tentu beliau bisa membantu. Saya sampai sekarang berada di luar pemerintahan dan tidak menjadi anak buah siapa-siapa. Masa minta bantuan sama orang yang Anda anggap murtad dan kafir seperti saya," jelas Yusril saat dikonfirmasi, Senin (21/12/2020).
"Pak Prabowo yang dulu Anda dukung mati-matian dunia-akhirat, sekarang kan sudah jadi anak buah Pak Jokowi. Beliau kan tidak pernah Anda anggap murtad dan kafir seperti saya. Beliau mukmin sejati dan pembela ulama, pembela umat Islam yang sesungguhnya seperti yang Anda katakan selama ini," jelas Yusril.
Yusril berpesan kepada umat Islam agar lebih hati-hati ke depannya. Menurutnya, jangan menyudutkan orang yang jelas rekam jejaknya dalam membela Islam.
"Saya hanya ingin mengingatkan umat Islam, alangkah mudahnya mereka tertipu dan dijadikan permainan dan kepentingan politik. Track record seseorang dalam pergerakan Islam di Tanah Air serta pembelaannya kepada umat Islam, seperti dianggap tidak pernah ada, bahkan tega-teganya ditenggelamkan, demi membela seseorang yang justru tidak jelas rekam jejaknya dalam pembelaan terhadap umat Islam," sebut Yusril.
Gerindra Sebut Yusril Baper
Partai Gerindra membalas dengan menganggap Yusril terbawa perasaan (baper).
"Sepertinya Pak Yusril agak baper, semestinya seorang advokat bekerja tidak melihat background politik orang yang meminta bantuan," kata Waketum Gerindra Habiburokhman kepada wartawan, Senin (21/12/2020).
Anggota Komisi III DPR RI ini kemudian menyinggung soal nilai etis dalam dunia advokat. Menurut Habiburokhman, siapa pun patut dibantu tanpa perlu memandang latar belakang politik.
"Saya sendiri sebelum DPR adalah advokat, paham betul nilai etis advokat selaku officium nobile atau profesi yang mulia. Kita membantu siapa saja tanpa mengaitkan dengan urusan politik," ujarnya.
Selaku legislator, Habiburokhman sempat beberapa kali melakukan penangguhan penahanan terhadap sejumlah tersangka yang menarik perhatian publik. Sebab, kata Habiburokhman, kemanusiaan tetap diutamakan.
"Walau saat ini saya di DPR tapi hampir tiap hari saya masih banyak membantu orang-orang yang minta tolong penangguhan. Walaupun secara politik mungkin kami berbeda, tapi urusan kemanusiaan kita nggak boleh abaikan," imbuhnya.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini