Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mengatakan proses pengadaan bus amfibi untuk kendaraan wisata di Ibu Kota Jawa Tengah akan dimulai pada bulan Januari 2021. Sedangkan untuk lama proses pengadaannya diperkirakan membutuhkan waktu sekitar 6 sampai 8 bulan, hingga bus amfibi tersebut siap digunakan untuk mengelilingi pesisir Kota Semarang.
Menurutnya, lamanya waktu tersebut, karena kendaraan itu harus dibuat secara khusus, tidak siap pakai seperti kendaraan bus pada umumnya. Meski begitu, pihaknya masih optimis jika Kota Semarang tetap akan menjadi daerah pertama di Indonesia yang menggunakan bus amfibi sebagai transportasi umum.
"Hari ini sedulur-sedulur di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang sedak melakukan survei harga dan spesifikasi teknis. Targetnya di bulan Januari 2021 sudah bisa mulai proses lelangnya," jelas Hendi sapaan akrabnya dalam keterangan tertulis, Sabtu (19/12/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Setelah proses lelang selesai sendiri, perkiraan kami masih butuh waktu 6 hingga 8 bulan untuk pengerjaan armadanya," imbuhnya.
Di sisi lain, kata dia, untuk dapat menghadirkan bus amfibi sebagai transportasi wisata di Kota Semarang, pihaknya di Pemerintah Kota Semarang juga harus melakukan kajian rute wisata terlebih dahulu, sehingga kendaraan tersebut dapat dimanfaatkan secara maksimal.
"Sebenarnya untuk kajian wisata air sendiri sudah kami lakukan di tahun 2020 ini, tapi untuk finalisasi rutenya baru di 2021, sehingga untuk realisasi bus amfibi seperti yang saya sampaikan sebelumnya, tetap di 2021. Tapi paling cepat prosesnya 6 bulan," tegasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang Indriyasari menyebutkan guna merealisasikan salah satu program Wali Kota Hendi tersebut, pihaknya menyiapkan anggaran sebesar Rp 15 miliar untuk pengadaan 1 unit bus amfibi.
"Diharapkan dengan anggaran tersebut nantinya Kota Semarang dapat memaksimalkan potensi wisata pesisir laut. Kami yakin ide pak Wali ini dapat menguatkan daya tarik pariwisata Kota Semarang, dan membangkitkan sektor pariwisata, karena pertama di Indonesia," pungkasnya.
(mul/ega)