Polisi mengamankan lima peserta aksi 1812 yang kedapatan ngumpet di dalam mobil Toyota Avanza putih selama proses penyisiran di Jalan Kebon Sirih-Wahid Hasyim, Jakarta Pusat. Satu orang di antaranya diborgol polisi.
Wakapolres Metro Jakarta Pusat AKBP Heribertus Ompusunggu mengungkapkan alasan polisi memborgol hanya satu orang itu. Menurutnya, orang tersebut melawan ketika diamankan oleh polisi.
"Dia ngelawan. Makanya diborgol. Iya, satu aja," ungkap Heribertus saat ditemui wartawan, Jumat (18/12/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, Heribertus menjelaskan orang tersebut adalah salah satu otak yang memprovokasi agar banyak orang mengikuti aksi 1812. Saat diamankan, orang tersebut menolak membuka ponselnya.
Bagaimanapun, polisi akhirnya berhasil membuka HP-nya. Saat dicek, polisi menemukan pesan singkat yang berisi pesan provokasi.
"Ini kan kerumunan dari handphone-nya tadi kita temukan pesan provokator. Jadi kita coba cek untuk ini (aksi 1812)," tutur Heribertus.
"Yang kita amankan tadi ada lima. Berdasarkan handphone itu kan maksudnya provokatif," tambahnya.
Seperti diketahui, polisi antihuru-hara sempat mendatangi mobil yang mencurigakan saat proses penyisiran. Ternyata di dalam mobil itu ada lima orang yang bersembunyi.
Polisi langsung menggeledah lima orang itu dan mobil tersebut. Namun satu orang sempat menolak menunjukkan handphone miliknya. Polisi memaksa orang itu menunjukkan handphone.
"Cek HP-nya, buka nggak?" kata salah satu polisi itu.
Polisi kemudian membawa orang tersebut ke arah Monas. Kelima orang ini akan dibawa ke Polres Jakarta Pusat.
(ibh/ibh)