2 Perempuan WNI Terlibat Sindikat Penipuan WN Nigeria, Ini Perannya

2 Perempuan WNI Terlibat Sindikat Penipuan WN Nigeria, Ini Perannya

Adhyasta Dirgantara - detikNews
Kamis, 17 Des 2020 23:04 WIB
Polres Bandara Soetta bongkar penipuan Nigerian scam yang melibatkan 3 WN Nigeria.
Polres Bandara Soetta membongkar penipuan Nigerian scam yang melibatkan 3 WN Nigeria. (Adhyasyta Dirgantara/detikcom)
Jakarta -

Dua orang perempuan WNI terlibat sindikat penipuan WN Nigeria ditangkap Polres Bandara Soekarno-Hatta. Kedua perempuan berinisial LDR dan EP ini bertugas mencari rekening penampungan dan berpura-pura sebagai petugas Bea-Cukai Bandara Soekarno-Hatta.

"Dia (LRD) mencari korban yang lain yang harus pakai KTP dan orangnya harus datang sendiri ke bank untuk buka rekening," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus dalam jumpa pers di Polres Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Tangerang, Kamis (17/12/2020).

Yusri mengatakan LRD mencari orang yang mau membuka rekening dengan imbalan Rp 500 ribu. Nantinya, rekening tersebut digunakan untuk menampung uang hasil kejahatan komplotannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Nah Lia (LDR) ini yang tugasnya mencari korban kemudian dia bayar. Saya katakan korban, karena pinjam KTP (seseorang) nanti datang ke bank, nanti buka rekening di situ, nanti kamu saya kasih Rp 500 ribu," ungkapnya.

Hal tersebut diperkuat oleh keterangan dari korban yang diperintahkan membuka rekening. Yusri mengatakan kalau korban tidak tahu menahu sama sekali terkait fungsi dari rekening tersebut.

ADVERTISEMENT

"Karena awal penangkapan kita pertama kepada orang-orang yang memiliki atas nama di buku tabungan ini. Setelah ditanya dia ngomong, "saya nggak tahu Pak. Saya cuma diantar diminta oleh Bu Lia ini untuk datang ke bank, pinjem KTP nanti buka rekening, nanti saya dikasih 500 ribu"," ucap Yusri sambil meniru perkataan orang tersebut.

Sementara tersangka EP berpura-pura menjadi pegawai Bea-Cukai. Dia yang akan berkomunikasi dengan korban dan meminta korban agar mengirimkan sejumlah uang untuk 'mengeluarkan 300.000 USD' ke rekening penampungan.

Kasus ini bermula ketika korban berkenalan dengan pelaku yang mengaku bernama Carlos Sanchez, WN Amerika Serikat. Singkat cerita, pelaku ini berpura-pura hendak mengirimkan uang ke korban sebesar USD 300 ribu.

"Pelakunya dari orang-orang Nigeria, tapi bahkan dia menggunakan foto-fotonya supaya bagus, jadi wanita-wanita banyak yang tergiur. Ini contoh satu yang menggunakan akun Carlos Sanchez. Inilah bentuk rayuannya yang mereka lakukan kemudian wanita atau korban ini tergiur. Bahkan ada yang dipacari melalui dunia maya, ada yang diajak berbisnis di dunia maya," sebut Yusri.

Kelima pelaku terdiri atas 3 pria WN Nigeria, yakni IAI berperan sebagai kapten, kemudian ACN dan CJU sebagai perayu korban; lalu 2 perempuan WNI berinisial LRD berperan mencari korban untuk membuka rekening dan EP sebagai orang yang berpura-pura menjadi pegawai Bea-Cukai.

Para pelaku mencari korban secara acak. Setelah mendapatkan calon korban, sindikat ini berkenalan dengan korban hingga berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Inggris.

"Jika korbannya laki-laki, maka pelaku akan merayu dengan cara berbisnis. Sedangkan jika korbannya wanita, maka pelaku akan merayu dengan dipacari," imbuhnya.

(mei/mei)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads