Bawaslu RI menilai tingkat partisipasi pemilih di Pilwalkot Cilegon 2020 tinggi karena kompetitifnya calon yang bersaing. Untuk diketahui, partisipasi pemilih mencapai 73 persen, hanya kurang 2 persen yang ditargetkan oleh KPU Kota Cilegon, yakni sebesar 75 persen.
"Calonnya banyak, pasangannya empat, dan ini kompetitif. Kita kan juga bisa mengira-ngira partisipasinya kan lumayan tinggi. Mungkin adanya calon yang kompetitif juga berkontribusi atas partisipasi tinggi," kata komisioner Bawaslu RI Mochammad Afifuddin kepada wartawan di Cilegon, Rabu (16/12/2020).
Bawaslu memberikan apresiasi kepada seluruh komponen yang terlibat dalam pelaksanaan Pilkada Serentak 2020 di Kota Cilegon. Sejauh ini, berdasarkan pantauan Bawaslu, tidak ada hal-hal kerawanan yang menonjol selama proses pemilihan berlangsung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tadi saya diskusi belum. Kalaupun ada, sifatnya masih informasi awal ya, belum diperiksa dan lain-lain. Intinya, nggak ada kejadian yang sangat menonjol," kata dia.
Padahal, lanjut Afifuddin, Cilegon masuk kategori daerah rawan versi indeks kerawanan pemilu (IKP) yang pernah dirilis Bawaslu RI.
"Dalam IKP kita, sebenarnya kategorinya rawan dan dengan lancarnya proses ini, berarti apa yang kita harapkan sebagai kacamata pencegahan maksimal dilakukan dan prosesnya berjalan lancar," ujarnya.
Wali Kota Cilegon Edi Ariadi sebelumnya menyebut tingkat partisipasi masyarakat pada Pilwalkot Cilegon 2020 mencapai 73 persen. Angka itu disebut lebih tinggi dibanding pada pilwalkot sebelumnya.
Edi mengaku puas atas angka partisipasi yang dinilai tinggi tersebut. Kepuasannya juga terletak pada berjalannya proses pemilihan yang aman dan lancar.
"Sepanjang itu sudah menjadi keputusan saya sebagai kepala daerah tentu menerima hasilnya dan sebagainya, kan nggak ada gejolak, aman, dan partisipasi kita 73 persen, lebih tinggi daripada tahun lalu. Saya merasa puas," kata Edi kepada wartawan, Selasa (15/12/2020).
(aud/aud)