.webp)
"Kondisi daerah kita membahayakan. Saya tidak ingin membahayakan masyarakat saya, anak-anak saya dengan kebijakan kita membuka sekolah kembali," kata Taufan dalam keterangannya, Senin (14/12/2020).
Taufan mengaku siap bertanggung jawab jika nantinya dipersoalkan karena tidak mengizinkan sekolah untuk menggelar pembelajaran tata muka pada Januari 2021.
"Saya siap tanggung sendiri resiko dari pusat, asalkan saya tidak membahayakan masyarakat saya," tegasnya.
Meski belum mengizinkan sekolah untuk buka, Taufan tetap menunggu inovasi dari para kepala sekolah untuk mengajukan sekolah tatap muka. Jika ada inovasi baru yang bisa dihadirkan, tidak menutup kemungkinan dia akan mengizinkan sekolah buka.
"Jika kesiapan Bapak/Ibu kepala sekolah berbanding lurus dengan kondisi real daerah kita maka itu masih belum bisa menentukan kita harus bersikap membuka sekolah kembali," jelasnya.
"Tetapi, jika kesiapan kita betul-betul matang dan telah kita temukan model yang tidak menimbulkan dampak yang tidak kita inginkan, barulah kita dapat memutuskan sekolah dibuka kembali," lanjutnya.
Sementara itu, menurut data dari Satgas COVID-19 Parepare, hingga Senin (14/12) sudah terkonfirmasi 480 warga Parepare yang positif COVID-19. Dari jumlah itu, 360 orang sudah dinyatakan sembuh, dan 108 orang lainnya masih dalam perawatan. 12 Orang di Parepare juga meninggal dunia akibat COVID.
Dari 108 kasus aktif, di antaranya 5 orang dirujuk ke Makassar, 32 dirawat di RSU Andi Makkasau, 4 dirawat di RS Sumantri, 24 rawat jalan, serta 43 orang dalam isolasi mandiri pengawasan Dinas Kesehatan dan Puskesmas.
Simak juga video '68 Pegawai Positif Corona, RS Arifin Nu'mang Sidrap Lockdown 2 Pekan':
(nvl/nvl)
