Ekonomi perbatasan Aruk mengalami gejolak penurunan seiring dengan ditutupnya PLBN (Pos Lintas Batas Negara) di Aruk, Kalimantan Barat, sebagai dampak dari pandemi COVID-19 yang terjadi di Indonesia. Ini disampaikan oleh Staf PLBN Aruk dari BNPB Badan Nasional Pengelola Perbatasan, Ivan Stefen Nge.
"Sekarang jumlah kunjungan untuk kedua negara kita hanya melayani kepulangan warga negara Indonesia saja yang bekerja di Malaysia, kalau untuk WNI ke Malaysia tidak bisa karena masih tutup aktivitasnya," kata Ivan kepada detikcom belum lama ini.
Hal ini tentu saja memberi dampak yang cukup besar kepada orang-orang yang menggantungkan hidupnya dengan cara berjualan ke Malaysia, tak terkecuali bagi Penjual Rotan asal Kecamatan Sejangkung, Sambas, bernama Alia Salim (47).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Biasa ke Malaysia itu kan tutup Malaysia, (sekarang) nggak pesan cuma kita jalan-jalan keliling (sekitar rumah). Selama Corona keliling-keliling," ungkapnya.
Namun ketika ada pesanan dari Malaysia yang dipesan secara online (via WhatsApp), ia mengaku tetap bisa memasarkan hasil kerajinan rotan melalui Kecamatan Jagoi Babang, Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat.
"Transaksinya di (wilayah) netral, kalau Jagoi Babang kan ada perbatasan juga, dia nggak kayak PLBN di sini (Aruk)," lanjutnya.
Jagoi Babang merupakan nama kecamatan yang terletak di Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat. Tempat tersebut merupakan pos perbatasan yang melayani berbagai hal seperti PLBN Aruk, termasuk ekspor dan impor. Hanya saja bangunannya tak semegah PLBN Aruk.
Jagoi Babang termasuk dalam 11 Pos Lintas Batas Negara (PLBN) prioritas sesuai amanah Inpres Nomor 1 Tahun 2019, pembangunan PLBN-nya telah dimulai dan direalisasikan selesai pada tahun 2022. Jarak tempuh Aruk ke Jagoi Babang sekitar 3-4 jam melalui jalur darat.
Saat ini orang-orang di perbatasan bisa keluar masuk Indonesia untuk berjualan. Mereka harus menggunakan Kartu PLB (Pas Lintas Batas) sama seperti yang biasa digunakan di PLBN Aruk. Jagoi Babang juga diawasi ketat oleh TNI, polisi, dan bea cukai sehingga jangan harap ada transaksi ilegal di sana.Masa berlaku Kartu PLB adalah selama 1 tahun yang bisa diperpanjang bila dibutuhkan kembali.
Alia pun mengaku bersyukur masih bisa menjual produknya meski harus lewat jalur yang jauh dari kediamannya.Meski begituAlia mengaku pesanan dari Malaysia tak seramai dulu. Tapi ia bersyukur sebab mendapat Bantuan Presiden Produktif Usaha Mikro (BPUM) yang disalurkan lewat Bank BRI Unit Galing.
"Selama Corona syukur-syukur alhamdulillah makan, dengan adanya bantuan (BPUM) terbantu banget, iya alhamdulillah, ada modal kan untuk kita pusing (putar) lagi, belikan barang, dijual lagi," katanya.
Di ulang tahun BRI ke 125 yang mengangkat tema BRILian, BRI hadir di perbatasan untuk memberikan bantuan bagi para pengusaha kecil yang terdampak pandemi agar tetap dapat melanjutkan usahanya.
detikcom bersama BRI mengadakan program Tapal Batas yang mengulas mengenai perkembangan infrastruktur, ekonomi, hingga wisata di beberapa wilayah terdepan khususnya di masa pandemi. Untuk mengetahui informasi dari program ini ikuti terus beritanya ditapalbatas.detik.com.
(prf/ega)