Penambahan kasus Corona (COVID-19) di Indonesia selama empat hari terakhir selalu di atas 6.000. Kondisi ini tidak pernah terjadi sejak pertama kasus Corona di Tanah Air dilaporkan pada Maret lalu.
Satgas Penanganan COVID-19 melaporkan pada hari ini, Sabtu (12/12/2020), ada penambahan 6.388 kasus baru COVID-19. Sehingga dilaporkan telah ada 611.631 kasus positif Corona di Indonesia.
Penambahan kasus ini berasal dari pemeriksaan 59.388 spesimen. Dilaporkan juga hari ini ada 62.224 kasus suspek yang dipantau pemerintah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, dilaporkan ada penambahan pasien sembuh Corona sebanyak 4.490, sehingga hingga hari ini ada 501.376 pasien Corona yang sembuh.
Sementara itu, dilaporkan hingga hari ini total pasien meninggal akibat COVID-19 ada 142 orang. Dilaporkan juga pemerintah pada hari ini memantau kasus suspek Corona sebanyak 18.653.
Berikut tambahan kasus COVID-19 dalam sepekan terakhir:
Sabtu 12 Desember: 6.388 kasus baru
Jumat 11 Desember: 6.310 kasus baru
Kamis 10 Desember: 6.033 kasus baru
Rabu 9 Desember: 6.058 kasus baru
Selasa 8 Desember: 5.292 kasus baru
Senin 7 Desember: 5.754 kasus baru
Minggu 6 Desember: 6.089 kasus baru
Tambahan kasus baru Corona mencapai 6.000 kasus sebenarnya sudah terjadi pada Minggu (29/11). Saat itu dilaporkan ada tambahan 6.267 kasus baru. Jumlah ini sempat menjadi yang tertinggi.
Rekor kemudian pecah saat terjadi tambahan kasus Corona pada Kamis (3/12). Hari itu, tambahan kasus baru tercatat yang tertinggi dalam sehari yakni 8.369 kasus baru. Pemerintah menyebut lonjakan kasus terjadi karena mekanisme pelaporan dari Provinsi Papua yang sempat terhambat.
Presiden Jokowi sempat memberi peringatan keras terkait penanganan Corona di dalam negeri. Simak pernyataan Jokowi di halaman selanjutnya.
Peringatan Keras Jokowi soal Penanganan COVID-19
Presiden Joko Widodo (Jokowi) sempat memberi peringatan keras terkait penanganan pandemi COVID-19. Jokowi mengingatkan hal tersebut dalam ratas laporan Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, di YouTube Setpres, Senin (30/11)
Saat itu awalnya Jokowi menyebut dua provinsi, yakni DKI Jakarta dan Jawa Tengah, yang mengalami kenaikan drastis kasus positif dalam periode 2-3 hari terakhir. Jokowi lantas mewanti-wanti kenapa dua daerah itu bisa sangat drastis kenaikan kasusnya.
"Agar dilihat betul-betul kenapa peningkatannya begitu sangat drastis, hati-hati," ujar Jokowi.
Berdasarkan data terbaru per 29 November, Jokowi memaparkan kasus aktif meningkat menjadi 13,41 persen. Sedangkan minggu lalu angka kasus aktifnya berada di angka 14,78 persen.
"Meskipun ini lebih baik dari angka rata-rata dunia, tapi hati-hati ini lebih tinggi dari rata-rata minggu yang lalu. Minggu yang lalu masih 12,78, sekarang 13,41," kata Jokowi.
Begitu juga tingkat kesembuhan pasien Corona yang mengalami penurunan. Pada minggu lalu, angka kesembuhan mencapai 84,03 persen. Tapi data terbaru turun menjadi 83,44 persen.
"Tingkat kesembuhan juga sama minggu yang lalu 84,03 sekarang menjadi 83,44 persen, ini semuanya memburuk semuanya. Karena adanya tadi kasus yang memang meningkat lebih banyak di minggu-minggu kemarin," ujar dia.
Jokowi menyoroti kasus Corona di sejumlah daerah yang meningkat. Jokowi mengatakan hal itu harus menjadi perhatian bersama.
"Melihat ini kita sebetulnya sangat optimis dalam pengendalian COVID ini tetapi kemarin saya sampaikan saya memang kalau ada peningkatan sedikit saja pasti saya akan berikan warning secara keras karena kita nggak mau ini keterusan," kata Jokowi dalam sidang kabinet paripurna Strategi Implementasi APBN 2021 seperti ditayangkan akun YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (1/12).
"Jadi saya ingatkan itu karena memang ada kenaikan sedikit, itu yang harus segera diperbaiki dan di beberapa kota dan kabupaten itu ada kenaikan itu segera dikejar, dihentikan, jangan sampai terus menanjak ke atas dan juga satu-dua-tiga provinsi yang perlu diberi perhatian," kata Jokowi.