Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud Md memantau perkembangan pelaksanaan Pilkada Serentak 2020 tahun ini. Mahfud mengatakan tak ada kaitan antara membesarnya angka terinfeksi Corona (COVID-19) dengan penyelenggaraan Pilkada 2020.
Hal itu disampaikan Mahfud usai mendengarkan laporan dari tim BNPB, yakni dokter Dewi Nur Aisyah, dan sejumlah TPS di Indonesia. Pernyataan Mahfud disiarkan akun YouTube BNPB Indonesia, Rabu (9/12/2020), yang didampingi Ketua Satgas COVID-19 Doni Monardo.
"Ketika kita memutuskan dulu, untuk tetap melaksanakan Pilkada Serentak 2020 ini ada kekhawatiran yang sangat serius dari sebagian warga masyarakat terutama pemerhati masalah-masalah sosial dan kesehatan, dan politik, bahwa pilkada serentak ini akan menjadi klaster baru yang sangat membahayakan," kata Mahfud.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam menerima laporan dari sejumlah TPS di Indonesia, bahwa penyelenggaran Pilkada 2020 berjalan cukup lancar. Mahfud menyebut tren angka perkembangan COVID-19 di daerah yang melakukan pilkada dan tak pilkada tak berbeda.
"Itu ternyata tidak bedanya tren perkembangan COVID ini antara daerah yang melakukan pilkada dan non-pilkada. Bahkan, di beberapa daerah yang tidak ada pilkada, itu justru COVID juga besar, memang di daerah-daerah yang pilkada perkembangan terinfeksi ada yang besar juga," ujarnya.
Atas hal tersebut, Mahfud menyebut tak ada kaitannya membesarnya angka infeksi COVID-19 dengan pelaksanaan Pilkada 2020. Hal itu pun, menurut Mahfud, mematahkan kekhawatiran sejumlah elemen masyarakat.
"Mengapa? Karena kita berusaha secara sungguh-sungguh untuk itu," imbuhnya.
Seperti diketahui, hari ini, Rabu (9/12), sejumlah daerah melaksanakan pencoblosan Pilkada 2020. Proses pencoblosan telah selesai di sejumlah TPS. Saat ini sejumlah TPS melakukan penghitungan suara.