Insiden kontak tembak di Jalan Tol Jakarta-Cikampek (Japek) menewaskan 6 anggota laskar Front Pembela Islam (FPI) Senin dini hari lalu. Berdasarkan keterangan saksi kontak tembak ini terjadi di dekat rest area Km 50. Berikut penelusuran ke titik yang disebut sebagai lokasi kejadian.
detikcom pada Selasa (8/12/2020) pukul 09.34 WIB menelusuri Jalan Tol Japek KM 50. Tim kemudian berusaha mencari pihak yang menyaksikan insiden tersebut.
Di rest area Km 50, seorang saksi berinisial S, yang merupakan seorang pedagang di rest area, mengaku menyaksikan sebagian peristiwa tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
S bercerita, pada Minggu (6/12) sekitar pukul 24.00 WIB, di warungnya ada 5 orang duduk-duduk yang tidak ia kenali. Tiga puluh menit kemudian, dia mendengar ada suara seperti tabrakan mobil.
"Jam 12 (malam), tapi jam 12 belum ada kejadian sih, nggak ada orang sih, cuma ada itu lima orang, nggak tahu siapa. Terus jam 12.30 (malam)-01.00 kejadiannya," ujar S saat ditemui di rest area Km 50 Tol Japek, Selasa (8/12) kemarin.
Saat mendengar suara tabrakan itu, S sedang berada di dapur. Dia kemudian berlari ke arah sumber suara yang dia ketahui ada di arah exit rest area. Namun ketika S mendekati lokasi, polisi menahannya.
"Itu kan saya di dapur, cuma ada kayak mobil apa kirain ini nabrak pembatas. Saya kan lari ke sana, apa sih, mobil terbalik? Nggak tahu ada kejadian di depan. Saya lihat ke sana, iya ada polisi lagi pegang senjata itu. Orang-orang kan nggak boleh ke sana," katanya.
![]() |
Menurut S, tempat kejadian perkara (TKP) itu ada di dekat exit rest area. Saat itu dia melihat polisi bolak-balik dari TKP ke rest area.
"Terus dengar kan nggak boleh ke sana. Kejadiannya kan di situ. Polisi bolak-balik di sana, mobilnya balik arah. Saya juga heran," jelasnya.
"Iya (bolak-balik) di dalam rest area ini. Kalau mobil mah dari sini kirain tabrakan. Saya juga lagi di dapur, terus ada polisi di sini (rest area)," sebutnya.
![]() |
Simak video '6 Pengikut HRS Mati Ditembak Polisi, FPI Ungkap Kondisi Jenazahnya':
Pada saat kejadian itu, S melihat dua orang membawa senjata. Dua orang lainnya berseragam polisi.
"Kalau saya lihat yang pegang senjata ada dua orang. Saya lihat ada petugas pakai baju polisi ada jalan ke sana dua orang, bukan yang bilang nggak boleh masuk ke sana tadi," katanya.
S hanya mendengar suara tabrakan pada malam itu. Semua orang yang ada di rest area kaget.
"Saya tembakannya nggak dengar, cuma dengar mobil aja bannya kempis kayak nabrak gitu. Kan kaget semua orang di sini," kata dia.
Berdasarkan pengakuan S, mobil tidak boleh melintas ke arah lokasi saat peristiwa itu berlangsung. Semua mobil diarahkan berputar balik.
"Iya, dikosongin, nggak boleh ada mobil masuk ke sana, pokoknya yang ada di sini putar arah semua," jelasnya.
Usai mendengar kesaksian S, penelusuran dilanjutkan ke exit rest area, tepatnya di lokasi yang ditunjukkan oleh S. Di sekitar exit rest area Km 50, tidak ada bekas kecelakaan atau goresan di jalan, bahu, ataupun pembatas jalan.
Penelusuran dilanjutkan hingga Km 51. Di lokasi ini, ada bekas goresan di pembatas jalan, di dekat jembatan penyeberangan. Ada satu CCTV di lokasi ini. Jarak antara CCTV dan goresan ini sekitar 100 meter.
![]() |
Penelusuran diteruskan hingga Gerbang Tol Karawang Timur. Pada lokasi ini, ada keterangan dari Supervisor Costumer Service GT Karawang Timur Aji Wicaksono.
Aji mengatakan dirinya tidak ada di lokasi pada Senin (7/12) dini hari, saat kontak tembak itu berlangsung. Namun dia mendapat informasi dari grup WhatsApp soal banyak ambulans yang hilir mudik saat itu.
"Anak-anak nggak ada yang tahu (soal baku tembak). Kan kalau menurut berita kan kejadiannya menjelang pintu tol ya, TKP (tempat kejadian perkara) kan nggak jelas adanya di mana," kata Aji saat ditemui di kantor GT Karawang Timur 1, Karawang, Jawa Barat, Selasa (8/12).
Aji menyebut tidak ada laporan kejadian kontak tembak di jalan tol menjelang exit GT Karawang Timur. Saat kejadian, tutur Aji, CCTV di GT Karawang Timur juga berfungsi normal.
"Nggak ada (baku tembak), mungkin menjelang (jalan arteri) bisa jadi, di luar, di arteri. Ini kan dari sini ke arteri hampir 1,5-2 km," ujar Aji.
"Ini (CCTV beroperasi)," tambahnya sambil menunjukkan layar monitor pantauan.
Aji juga menyebut belum ada permintaan menarik rekaman CCTV area Gerbang Tol Karawang Timur oleh kepolisian. Terkait banyaknya ambulans yang hilir mudik di area Gerbang Tol Karawang Timur, Aji mengaku dia tak mengetahui terkait penembakan atau tidak.
"Kebetulan saya tadi pagi masuk tidak ada estafet ataupun taruna atau berita kemarin-kemarin itu ada pembunuhan, nggak ada. Normal-normal saja. Cuma di grup anak-anak sini memang ada sempat banyak ambulans pada lewat. Cuma nggak tahu ambulans mau ke TKP yang ada di berita atau ambulans yang membawa orang sakit, kita nggak tahu," ungkapnya.
Aji meyakini, apabila ada peristiwa kontak tembak, pihaknya pasti mengetahui. Menurut dia, berdasarkan fakta, tak ada peristiwa itu di area Gerbang Tol Karawang Timur.
"Kalau saya kan bicaranya fakta, memang nggak ada apa-apa. Kalau menjelang gerbang, ya mungkin, di luar ya. Kalau di dalam, pasti kita tahu dan pasti di sini ketahuan. Kalaupun kerekam, pasti ada," jelas Aji.
Kronologi versi polisi
Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran mengungkapkan penembakan tersebut dilakukan lantaran pengikut Rizieq melakukan penyerangan terhadap polisi. Enam anggota laskar FPI dinyatakan tewas.
"Anggota yang terancam keselamatan jiwanya karena diserang kemudian melakukan tindakan tegas dan terukur, sehingga terhadap kelompok yang diduga pengikut MRS yang berjumlah 10 orang, meninggal sebanyak 6 orang," kata Fadil Imran, di Mapolda Metro Jaya, Jl Jenderal Gatot Subroto, Jakarta, Senin (7/12) kemarin.
Polisi memperlihatkan barang bukti yang didapat dari pengikut Rizieq, berupa dua pucuk pistol serta sejumlah senjata tajam.
Berikut ini kronologi peristiwa itu menurut keterangan Fadil Imran:
- Polisi mendapat informasi soal rencana sekelompok massa yang hendak mengawal Habib Rizieq yang dijadwalkan menjalani pemeriksaan di Polda Metro Jaya. Polisi kemudian menyelidiki dan menurunkan pasukan untuk mengantisipasi potensi kerawanan keamanan.
- Polisi kemudian berhasil mengidentifikasi pergerakan massa pendukung Habib Rizieq. Pembuntutan pun dilakukan di Tol Jakarta-Cikampek.
- Pada Senin (7/12) sekitar pukul 00.30 WIB di jalan Tol Jakarta-Cikampek Km 50, telah terjadi penyerangan terhadap anggota Polri yang sedang melaksanakan tugas penyelidikan terkait rencana pemeriksaan MRS yang dijadwalkan berlangsung hari ini jam 10.00 WIB.
- Pengikut Rizieq menyerang polisi menggunakan senjata api.
- Anggota yang terancam keselamatan jiwanya karena diserang, kemudian melakukan tindakan tegas dan terukur terhadap 10 orang pengikut Habib Rizieq, sebanyak 6 pengikut Rizieq di antaranya meninggal dunia.
Kronologi versi FPI
Versi lain, Sekretaris Umum FPI Munarman menjelaskan peristiwa itu terjadi seiring dengan perjalanan Rizieq dan rombongan menuju tempat pengajian keluarga. Rizieq dan keluarga dikawal oleh laskar. Total ada delapan mobil dalam rombongan.
"Hari Minggu (6/12) pukul 22.30, beliau meninggalkan lokasi Sentul untuk menuju ke tempat pengajian keluarga inti. Pengajian Subuh, tidak libatkan pihak mana-mana, dengan empat keluarga, ada istri, anak, ada menantu. Artinya, ada perempuan di mobil itu, ada cucu beliau, dua orang masih bayi, tiga orang balita, di rombongan Habib Rizieq ada balita. Bayi 1 tahun dan ada balita," kata Munarman.
Munarman menyebut ada satu mobil yang menguntit sejak dari Sentul. Kemudian pengawal Habib Rizieq langsung melindungi Habib Rizieq. Munarman membantah para pengikut Rizieq dari FPI itu membawa senjata api.
Munarman menerangkan ada upaya-upaya dari beberapa mobil yang ingin memepet dan masuk ke dalam konvoi rombongan IB HRS dari Sentul ke Karawang. Setelah pintu keluar Tol Karawang Timur, disebutkan ada tiga mobil penguntit yang berusaha masuk dalam konvoi.
Dua mobil dari pengikut Rizieq yang berada di belakang berusaha menjauhkan mobil penguntit dari mobil Rizieq. Salah satu dari dua mobil pengikut Rizieq adalah Chevrolet hijau metalik bernomor polisi B-2152-TBN.
Mobil itu ditumpangi berisi enam laskar khusus. Enam anggota laskar khusus ini, sambung Munarman, kemudian diculik dan diumumkan tewas oleh pihak kepolisian.